Pagi hari Jay sudah menyelesaikan mandinya. Berlalu ke dapur masih dengan berbalut bathrobe miliknya. Mengoles selai coklat dan mayonise diatas roti tawar, dengan segelas susu hamil ia menghabiskan sarapannya kali ini.
Hari libur ini tidak akan Jay biarkan berlalu begitu saja. Hari ini ia sengaja membangun mood nya dengan baik sebelum ia yakin untuk turun menemui ibunya. Yap, hari ini Jay dan Heeseung berencana mengunjungi Ibu Jay, puncak masalah yang sesungguhnya. Jay layaknya menantang maut. Sudah jelas sang ibu tak menyetujuinya dengan Heeseung, ia malah nekat hamil anak Heeseung 😂
Melihat bagaimana temperamen ibunya selama ini, bayangan cacian dan makian kian berisik di dalam kepalanya.
Jay mengatur nafasnya agar rileks kembali. Biarlah nanti terjadi, sekarang ia sedang ingin berleha-leha.
Asyik bertualang, Jay tak sadar Heeseung memasuki kostnya, "Asyik banget ini kayaknya."
"Kakak." Jay bangkit, bergegas memeluk tubuh jangkung kekasihnya, "kangen."
"Baru juga tiga hari gak ketemu." ledek Heeseung.
"Ihh.. Kangeeen.. Gimana harinya?" Jay mengajak Heeseung untuk ikut duduk bersamanya.
"So far, ada kemajuan. Kakak lagi masa training di bengkel."
"Good deh." Hening menyapa keduanya.
"Makasih ya kak, buat gak buang aku, mau tanggung jawab dan mau berjuang sedikit-sedikit. Aku percaya kamu kak." Tak terasa setetes air mata lolos diwajah ayu milik Jay.
"Nope, sayang. Kita berjuang bareng-bareng. Makasih udah percaya kakak. Love you." dikecupnya keseluruhan wajah Jay, menimbulkan rona kemerahan di seluruh wajah itu.
"Love you too, kak." keduanya melanjutkan kemesraan.
Kedua belah bibir itu saling melumat intens, Jay memiringkan kepalanya memberi akses Heeseung memperdalam ciuman mereka. Digigitnya bibir bawah milik Jay menciptakan erangan merdu ditelinga Heeseung.
"Eungh.. Kak-"
Lidah Heeseung mengabsen langit langit mulut Jay, mengajak lidah sang tuan bergumul dengan saliva lidahnya. Tangan Heeseung beralih mengangkat bokong Jay kepangkuannya. Meremat laun bokong sekal Jay yang bergerak humping diatas paha miliknya.
Ciuman keduanya lepas kala Jay meminta meraup udara, kepalanya mendongak, menyuguhkan leher jenjang putih bersih yang tak akan Heeseung lewatkan. Diberinya sedikit kecupan di tanda lahir Jay sebelum menyesap kuat meninggalkan kissmark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reward
Fanfictionsecara personal, acap kali berdamai menerima keadaan dan berjuang mendapat pengakuan memiliki jalan yang terjal, Heeseung dan Jay bagaimana mereka bersikap. "Heeseung itu bawa pengaruh buruk, Jay." perkataan sang Ibu sering berputar tatkala keadaan...