CH. 02

106 9 0
                                    

Dengan gamang Jay memeriksa alat tes kehamilan itu, setelah pergulatan yang cukup rumit di pikirannya tentang ia yang selalu muntah di jam 3 pagi juga keinginan keinginan anehnya selama dua bulan ini. Jay melebarkan matanya tak percaya. Garis dua. Jay bukan orang bodoh yang tak tahu apa artinya. Jay hanya ingin memaksa untuk tak mempercayainya. Jika benar, di dalam perutnya kini ada kehidupan baru. Jika benar, ia sedang mengandung. Anaknya dan Heeseung sedang berkembang dalam perutnya. Dirabanya pelan perut miliknya. Memang sedikit keras ia rasa.

"Bodoh!" ucap Jay sembari memandang wajah dicermin, tangannya memukul kepala bodohnya.

Jay berjalan sambil men-dial nomor Heeseung, "angkat dong kak." gumamnya.

"Say-"
"Ayo ketemu kak." Jay menyela sesaat setelah panggilan terhubung.

"Wait. Kenapa sayang?"

"Aku ceritain nanti, ketemu di Nana Cafe ya."

"Give me 10 minutes okay.." Jay segera pergi setelah memastikan barang bawaannya.

.
.
.

"Rencana kamu apa sayang, kakak ngikut kamu." perkataan Heeseung sedikit membuat Jay jengah dengan pria didepannya ini, serius, Heeseungnya ini tidak bisa membantu.

"Ibu aku kan gak suka kamu kak. Terus kalo aku jujur hamil anak kamu apa nggak ditendang aku dari rumah." Jay menelusupkan kepalanya diatas tangan yang terlipat. Kepalanya hampir pecah.

"Terus maunya gimana?" Heeseung kembali berucap.

"YA GAK TAU, kok nanya lagi ke aku. Aku kan lagi minta pendapat kakak!"

"Calm Jay."

"Habisnya kakak bikin emosi."

"Iya, maaf ya sayang." dielusnya kepala Jay lembut, "kakak nikahin kamu ya. Kakak tanggung jawab. Kita besarin anak bareng-bareng. Kamu jangan takut. Ada kakak."

Hati Jay sedikit menghangat mendengar penuturan Heeseung kali ini, meski tak tahu bagaimana kedepannya, yang terpenting sekarang ia memiliki pegangan.

RewardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang