Heeseung mengendarai mobil dengan setengah sadar, jiwanya melayang beserta akal sehatnya. Tau-tau mobil sedan itu berbelok parkir di sebuah club malam. Sebotol Jack Daniel yang ia pesan menyisakan setengah, malam makin larut sekelam pikirannya yang meruwet.
"Kakak pulang duluan ya."
"Aku jagain ibu dulu."
"Kak Heeseung percaya Jay kan?"
"Aku pasti kembali sama kakak."
"Promise."
Promise..
Promi..
Pro..
...
Nyatanya, sudah dua minggu terhitung Jay tak pernah kembali ke kostnya, tak satupun pesannya yang dibalas. Rasanya lancang kalau ia hampiri ke rumah saat jelas-jelas ia dibuang.
Hati dan jiwanya berkemelut namun fisiknya ia paksa bekerja. Ia tidak akan menyerah untuk Jay dan bakal anaknya. Bagaimanapun ia ingin menunjukan keseriusannya. Masa trainee nya sudah selesai, sekarang Heeseung bekerja sebagai montir di salah satu bengkel besar di kota ini.
"Hee.. Brio merah ya." ucap rekan kerja Heeseung menunjuk mobil yang memasuki bengkel.
Saat kaca mobil diturunkan, segera Heeseung menyapa pemiliknya, "selamat siang, ada yang bisa di bantu?"
"Mas Heeseung?"
Mendengar namanya disebut, Heeseung semakin mensejajarkan wajahnya, "loh Sunoo ya?"
"Iya ini aku mas, mas Heeseung kerja sini?"
"Iya, apanya nih yang mau di service?"
"Mobil dong, masa akunya." kerlingan manja Heeseung lihat di wajah Sunoo.
"Bisa aja kamu nu."
"Bisa dong, mas kan pernah coba."
"Haha.. Iya."
Inget Jay Inget Jay Inget Jay
Inget Jay Inget Jay Inget Jay
Inget Jay Inget Jay Inget Jay
Inget Jay Inget Jay Inget Jay
Inget Jay Inget Jay Inget Jay
Inget Jay Inget Jay Inget Jay
Inget Jay Inget Jay Inget Jay
Inget Jay Inget Jay Inget Jay
KAMU SEDANG MEMBACA
Reward
Fanfictionsecara personal, acap kali berdamai menerima keadaan dan berjuang mendapat pengakuan memiliki jalan yang terjal, Heeseung dan Jay bagaimana mereka bersikap. "Heeseung itu bawa pengaruh buruk, Jay." perkataan sang Ibu sering berputar tatkala keadaan...