CH. 08

62 4 0
                                    

"Boleh ya bu." dua minggu lebih dan Jay masih merengekkan hal yang sama pada ibunya.

"Jay, apa sih yang kamu lihat dari dia. Kalo cuma tampangnya, anak temen ibu juga pada cakep-cakep. Mapan. Gak kaya dia, serampangan." sang Ibu selesai memotong apel, "nih dimakan."

"Ugh..mual bu, aku mau mangga aja."

"Astaga Jay, tadi siang bilangnya pengin apel, mana ada ibu beli mangga."

"Ihh.. Mau mangga buu."

"Ngadi-ngadi ya kamu!" Ibu Jay menjewer telinganya main-main.

"Makanya biarin aku sama Kak Heeseung, jadi ibu gak kewalahan."

"Gak ada."

"Bu.."

"Jay, dia itu bawa pengaruh buruk ke kamu. Apa yang bisa dibanggain."

"Kasih sayangnya bu, Jay dapet kasih sayang penuh dari nya. Emang bukan materi, lagian itu bisa dicari bareng. Boleh ya bu."

Sang Ibu menghela nafas, "terserah, Jay."

"Beneran bu?"

"Heem."

Jay pun tersenyum gembira, ia menang. Sedang wajah sang ibu datar -_-

"Kalau gitu," Jay menengadahkan tangannya, "balikin ponsel aku bu."

.
.
.

Dengan riang Jay menunggu panggilan terhubung. Pukul 8pm harusnya Heeseung belum tidur.

Lama..

Jay sempat mematikan dan men-dial kembali, di detik kelima suara yang dirindukannya menyapa.

"Sayang, Jay sayang.. Kamu disana Jay. Hello?!" Tak tahu saja disini Jay sedang menutup mulutnya, menahan perasaan membucah yang menyeruak begitu saja. Rindu. Jay rindu Heeseung.

Setelah menetralkan jantungnya, "Kak. Kangen."

"Jay kamu kemana aja? Kakak juga kangen sayang."

"Hiks..hiks.. Maaf, Jay berhasil kak, Jay menangin Ibu. Hiks.. Kita bisa nikah kak."

"Kamu serius Jay?"

Jay mengangguk-anggukan kepala, "iya kak."

"Makasih Jay, makasih udah perjuangin kakak."

"huum." Jay mengangguk, "Besok kakak jemput aku sama dedek yaa."

"Oh iya, dedek, dedek apa kabar jay?"

"Sehat kak, dedek disayang nin nya hihihi."

"Senangnya, kalau gitu tidur yang nyenyak yaa.. Bilangin dedek, besok papa jemput." Jay terkikik geli mendengar panggilan baru itu, "baibai papi."

Apa-apaan itu, Jay tak tahan.. Tawanya meledak "HAHAHA.."

WELCOME PAPA-PAPI era

RewardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang