enjoy!(typo bertebaran)
Saat ini, Zio tengah berada di kamar Erine. Tentu ia tak sendiri, pemilik kamar tersebut tengah mencari pakaiannya untuk di ganti. Zio yang bingung harus berbuat apa hanya terduduk manis di pinggir ranjang kasur memerhatikan Erine.
Erine menyadari tatapan dari Zio padanya, namun ia memilih untuk diam. Bukan kah itu juga termasuk pekerjaannya? Ayolah.
Setelah mendapatkan baju yang ia inginkan, dirinya pamit pada Zio untuk menggantik pakaiannya sebentar di kamar mandi. Zio hanya mengangguk menanggapi.
"Pegel ... Mau tiduran .... " keluhnya sembari bergerak gelisah karna punggungnya yang terasa pegal.
"Bentaran aja gapapa kali, ya?" Zio menidurkan dirinya di kasur milik Erine lalu merenggangkan tubuhnya.
Terdiam sejenak sembari menatap langit langit atap pada kamar itu.
Tak selang berapa lama, pintu kamar mandi tersebut terbuka dengan perlahan. Zio yang mendengar suara deritan dari pintu tersebut langsung bangkit dari tidurnya untuk duduk.
Terlihat Erine yang sudah mengganti pakaiannya disana dengan tangan yang membawa pakaian sebelumnya. "Ayo, kebawah." ucap Erine pada Zio.
Zio mengangguk, ia berdiri dari duduknya lalu beranjak dari kamar tersebut dengan Erine.
"Erine, Zio! Sini dulu," panggil Bastian yang melihat dua sejoli itu baru turun dari tangga.
Bastian tentu tak sendiri disana. Ada Nina dan Tamara yang tengah berbincang bincang di samping Bastian.
Zio dan Erine menghampiri ketiganya. "Kenapa?" tanya Erine pada Bastian.
"Kita berdua udah nentuin, kalo Zio sama Nina bakalan beli bahan buat nanti malem, dan kita bertiga, gue, lo, sama Tamara, bakal masak di dapur." ucap Bastian.
Erine membelakan matanya tak terima. "gak! Kalo Zio yang beli bahan gue juga harus ikut. Lagian lo 'kan tau, Bas, gue gabisa masak,"
Bastian menghela nafasnya. "Tau, Rin. Tapi si Nina katanya mau nyoba bareng sama Zio. Jadi nanti lo bagian bantuin Tamara aja, gue bagian masak. Mereka juga ga akan lama lama kayaknya tuh."
"Dia pengawal gue, Bas. Harusnya gue sama dia," balas Erine kembali tak terima.
"Yailah, Vy, gue ga akan ngambil Zio dari lu, minjem bentar aja buat nemenin gue," kali ini Nina ikut berbicara di belakangnya.
Karna tak ingin salah paham lebih jauh, Erine mengiyakan keduanya dengan pasrah. "Terserah," rajuknya kemudian. lalu Erine berjalan pergi ke arah dapur. "Yeuh, ngambek tuh bocahnya. Udah lah, sana, Na, biar ga makin ngambek itu si Erine." ucap bastian.
Nina terkekeh sembari beranjak dari duduknya, "Yaudah, yuk, Zio!" Zio yang sedari tadi hanya mampu memperhatikan dan sedikit khawatir dengan Erine hanya tersenyum kikuk pada keduanya.
Nina merangkul Zio lalu berjalan menuju pintu keluar, tak lupa untuk mengambil kunci mobil milik Bastian.
—
"Udah, Zio? Ada lagi yang mau kamu beli?" tanya Nina. Sekarang keduanya sudah berada di swalayan sedari tadi. Dan juga sudah membeli apa yang di butuhkan untuk nanti malam.
Zio menggeleng, "ini aja, kak."
"Kalo gitu, ayo bayar." Nina berjalan dengan tangan yang membawa satu keranjang berisikan sedikit barang, sedangkan Zio membawa dua keranjang merah pada kedua tangannya yang telah terisi penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fell In Love With You, Ziolline?
Teen Fiction(SLOW UP) ORINE‼️ Pengusaha muda yang tak sengaja bertemu dengan seorang gadis, kala gadis itu menyelamatkannya. Pengusaha muda itu adalah, Catherine. Dirinya cukup tertarik dengan kemampuan gadis gelandangan nan keren yang membantu menyelamatkan d...