Zee duduk dengan canggung di samping Barun, dirinya dan keluarga Barun hari ini berangkat menju jawa tengah.
di dalam mobil Selain dirinya dan Barun yang sedang menyetir, di belakang juga ada Bi Ani lengkap dengan kedua putranya Ayes dan Bien yang kompak tertidur pulas sepanjang perjalanan, sedangkaan kakek dan yang lain bersama supir pribadi masing-masing.
'' laper?''
tanya Barun bertanya tanpa mengalihkan pandangannya setelah melihat rest area di depan.
Zee menatap Barun dan hanya menggangguk.
mobil mereka berhenti setelah memasuki rest area, Ayes dan ibunya pun sudah membuka mata berbeda dengan Bien yang terlihat masih terjaga.
'' Kak nitip adek , mama mau ke toilet dulu''
Bi Ani memberikan Bien kepada Ayes dengan teburu-buru'' Yaahh kaka juga kebelet ma''
Barun menggeleng melihat kedua anak dan ibu yang kompak selalu, bahkan soal mengondanya .
'' sini sama gwe aja''
Barun merebut Bien dari Ayes yang tampak sudah di ujung, sedangkan Bi Ani sudah pergi duluan sedari tadi.
Sesudah kepergian Ayes, Barun menuntun Zee ke arah kursi salah satu restoran disana dengan Bien yang sudah membuka mata di gendongannya.
''Lucu banget si''
Zee mencubit pelan pipi Bien gemas, sembari menunggu makanan yang Barun pesan.
''kalo gwe?''
Barun menaik turunkan alisnya menggoda Zee membuat Zee yang tepat berada di sampingnya tersipu.
"Kalo yang ini gemessinn"
Zee menggaruk-garuk bagian bawah dagu Barun seperti anak kucing.
"Ihihiwww cocwit banget si"
Ayes datang lebih dulu menghampiri kursi mereka, kalo bi Ani sepertinya sedang memesan makanan.
"Ganggu aja Lo"
Barun mendengus, padahal dirinya sedang bermesraan dengan Zee karena Barun tau kalo bersama keluarganya pasti Zee malu-malu untuk melakukan hal yang membuatnya tersipu.
" Ya udah noh lanjutin noh, gwe gak liat." Ayes pura-pura menutup wajahnya dengan kedua tangannya meskipun sebenarnya percuma karena jarinya masih terbuka
Barun menarik Zee mendekat ke arahnya meletakan tangan nya di pinggang Zee membuat posisi mereka sekarang menjepit Bien yang sedang sibuk melahap camilanya.
"Bukan muhrim woy" Ayes lagi-lagi pura-pura memisahkan keduanya
"Alah so alim Lo, gwe tau Lo di luar suka maen juga kan?"
"Tau aja lu bang, suka main juga ya?"
Zee melebarkan kedua matanya mendengar percakapan Ayes dan Barun, dia segera menutup kedua telinga Bien membaut Bien yang sibuk dengan camilanya mengalihkan pandangannya ke arah Zee.
"Kenapa Ate, ko telinga Bien di tutup?"
"Bien jangan kaya om, sama kakamu ya"
peringat Zee membuat Bien mengangguk meskipun anak itu sebenarnya tidak mengerti apa yang di maksud Zee sepenuhnya, Barun dan Ayes malah tertawa melihatnya." Ada apa nih, ko kayanya asik banget?"
Bi Ani tersenyum melihat Bien yang tampak Anteng bersama Barun dan Zee.
"Mama aku mau bobo nya sama ate sama om aja ya nanti"
Perkataan Bien membuat Ani menggelengkan kepala sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DUCK
Teen FictionPernah denger kata 'menjadi bebek diantara para angsa' "kiw yang depan". "Awas ngalangin pemandangan". Zee sudah terbiasa dengan hal itu, walaupun tak bisa di pungkiri dia sedikit minder ketika berkumpul dengan teman di sekeliling nya yang terlihat...