dan, selesai.

437 93 55
                                    

Di dalam kamarnya, dalam keadaan telah dirias sedemikian rupa cantik, dalam balutan kebaya putih dan lilitan selendang, serta dengan siger sunda menghias di kepala; ia duduk di atas sebuah kursi.

Diam meredam gugup.

Kendati teman-teman sesama perempuan di sisinya menemani dan menenangkan. Situasi sakral ini tetap terasa menegangkan baginya.

Ia tidak bisa melihat kondisi di tempat akad, tidak bisa melihat Ricky dan ayahnya. Ia hanya bisa mendengar suara.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan Engkau, Saudara Januar Ricky Atmaja bin Bapak Widiantara Atmaja, dengan putri saya, Renada Heidi Yuriko dengan mas kawin berupa logam mulia seberat 20 gram dan uang sebesar tiga puluh juta seratus dua ribu rupiah, dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Renada Heidi Yuriko binti Bapak Yusuf Kusumah dengan mas kawin tersebut, tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!"

Napas lega dihembus Nada bersamaan dengan disekanya air mata. Sebagaimana orang-orang yang hadir di tempat ini, Nada turut mengimini doa-doa yang dipanjatkan.

Lalu tiba masa dimana ia dituntun keluar dari ruangan. Pelan-pelan senormalnya pengantin wanita berjalan. Padahal, asal tahu saja, ketika melihat Ricky di ujung sana, rasa-rasanya Nada ingin berlari saja dan memeluk laki-laki itu.

Disaksikan semua termasuk Nada, Ricky meneteskan air mata. Menangis lebih banyak ketimbang Nada sebelumnya. Tangan Ricky begitu dingin ketika Nada sentuh lalu cium. Suara Ricky agak gemetar ketika memanjatkan doa-doa seraya menyentuh ubun-ubun sang istri.

Nada lepaskan satu senyuman manis, dibalas Ricky dengan senyum yang sama manis.

Rasa-rasanya bagai mimpi ketika berfoto dengan latar pelaminan, sama-sama menunjukkan tangan kanan yang berhias cincin nikah.

Rasa-rasanya bagai mimpi, ketika berhasil pulang ke rumah yang sama, yang mereka beli dari hasil tabungan bersama.

Rasa-rasanya bagai mimpi, bagi Ricky, memiliki Nada seutuhnya.

Leluasa menyentuh, memeluk, mencium, mencumbu sebanyak yang ia mau.

"Kalo nggak nyaman, bilang, ya, Sayang," bisik Ricky sebelum menyingkap lebih banyak helai-helai kain yang menutupi tubuh indah istrinya; sebelum sentuhannya berlabuh ke lebih banyak titik; dan

sebelum kamar itu penuh dengan suara bahagia mereka selaku manusia yang baru pertama kali mengenal 'surga dunia'.

[] 


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





dan, selesai.




***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE SUNSET IS BEAUTIFUL, ISN'T IT? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang