bagian 7: genggam atau lepas

318 85 49
                                    

Dua hari, ponsel Ricky sepi tanpa notifikasi dari sang kekasih hati.

"Hubungin aku secepatnya kalo kamu mantep buat batalin pernikahan kita! Kita pulang ke Sukabumi. Bareng-bareng, ngomong baik-baik ke keluarga di sana."

Namun, daripada itu, Ricky jauh lebih lega ketimbang harus menerima satu pesan berisi ajakan pulang. Bukankah ini tandanya, Nada di sana masih berpikir? Ricky harap begitu.

Membatalkan pernikahan dengan Nada sama sekali tidak pernah ada dalam wishlist-nya. Kendati di awal mula, Ricky tidak berencana melangkah sejauh ini dengan Nada.

Katakanlah memang benar, ia memacari Nada dalam keadaan hati yang belum sepenuhnya kosong dari perasaan pada orang lama.

Namun, kalian harus tahu, istilah cinta habis di orang lama itu tidak berlaku untuk seorang Ricky. Sebab pada kenyataannya, perasaan Ricky pada Nada melangkah lebih jauh dari ia kira.

Nada berbeda dari yang kalian semua tahu. Nada tidak sekeras kepala itu. Ketimbang ini, Ricky akui, di antara para manusia yang ia kenal, Nada adalah satu-satunya yang tidak banyak mau-tidak banyak menuntut. Nada telah cukup sabar menghadapi temperamen Ricky selama ini.

Mengapa akhir-akhir ini Nada seperti bukan Nada?

Mungkin, pernikahan adalah alasan. Semua orang tahu bahwa akan ada banyak ujian berdatangan menjelang pernikahan. Banyaknya pihak yang ikut campur tangan, sulit menyelaraskan pendapat dan pikiran, sampai keraguan terhadap pasangan.

Poin terakhir, Nada banget. Pikir Ricky.

Namun, ini mungkin bukan hanya soal Nada yang tidak pernah meyakini perasaan Ricky, tetapi juga tentang Ricky yang tidak pernah berhasil meyakinkan Nada.

Atau, barangkali segala perseteruan yang terjadi adalah kode dari semesta bahwa sesungguhnya mereka tidak diciptakan untuk menjadi sepasang?

Logika saja. Dengan kecantikan, kecerdasan, dan kemapanan itu, Nada jelas bisa mendapatkan yang jauh lebih hebat dari seorang Januar Ricky Atmaja.

Iya, Ricky rasa, ini lebih masuk akal ketimbang hanya bicara soal cinta.

Maka, malam itu, ketika ponselnya masih nihil dari kabar Nada, Ricky mengunggah status di sosial medianya: foto jalan raya yang gemerlapan berlatarkan senja, foto yang diambil pada suatu waktu di tengah perjalanan pulang dari Jakarta.

the sunset is beautiful, isn't it?

tulisnya, di bawah foto itu.

Konotatif, alias ada makna yang bukan sebenarnya. Beberapa orang mungkin sudah tak lagi tabu, beberapa lagi mungkin juga baru tahu.

Katakanlah ini: seperti dipaksa menutup kisah indah novel romansa ketika itu belum habis dibaca; seperti dipaksa melepas ketika keinginan menggenggam masih ada; seperti dipaksa 'tamat' ketika rasanya masih melekat.

dilihat oleh Calon Istri 

Lalu, pada Rabu siang itu, yang mana ini berarti H-4 pernikahan, saking muak ditanya kapan pulang dan bagaimana perihal persiapan pernikahan, Ricky siapkan template pengumuman untuk dikirim ke grup keluarga yang isinya berisi permohonan maaf dan rencana pembatalan pernikahan.

Belum sempat dikirimkan. Mungkin nanti malam.

Ricky sekarang masih disibukkan dengan pekerjaannya memperbaiki mesin mobil, yang mana di tengah kegiatan itu ....

"Rick! Itu ada yang nyariin lo di depan."

Ia dihampiri oleh salah seorang rekan.

Tanpa mengalihkan atensinya, Ricky bertanya, "Siapa?"

THE SUNSET IS BEAUTIFUL, ISN'T IT? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang