Part 1|Pertunangan

7 1 0
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.

Sebuah keluarga harmonis yang dipimpin oleh Sagara Shaidan, seseorang yang banyak dikenal oleh kalangan masyarakat. Sosok yang wibawa nan hebat. Pemilik dari Shaidan Group, yaitu sebuah perusahaan yang berjalan di bidang industri dan perdagangan.

Sagara kini tengah bersantai dengan keluarga kecilnya yang terdiri dari Istri dan putri tunggalnya. Mereka duduk dengan posisi Imya, sang putri tunggal di tengah-tengah.

"Imya, Ayah ingin bicara," tutur Sagara.

Imya yang tengah menonton tv, menengok ke arah Ayah yang berada di samping kanannya.

"Ada apa Yah?" tanya nya.

Sang Ibu yang mengerti arah pembicaraan segera mematikan tv yang masih menyala.

“Berapa umur putri Ayah sekarang?” tanya Sagara.

"Tahun ini 25, Ayah," jawab Imya.

Ayahnya mengangguk kecil.

“Putri Ayah sudah sangat besar. Bahkan sekarang sudah menjadi orang sukses,” ujar Sagara sambil mengingat putrinya yang sudah berhasil menjadi psikolog muda dan menerbitkan beberapa novel terkenal yang bertemakan keluarga.

Imya tersenyum di kala sang Ayah memuji.

“Imya, umur Ayah dan Ibu sekarang sudah tidak muda lagi. Ayah dan Ibu ingin melihat mu menikah sebelum tuhan memanggil,” lanjut sang Ayah.

"Ayah mu benar Imya. Ibu juga ingin melihat anak mu, cucu Ibu sebelum tiada," ujar Ibu yang berada di samping Imya sambil mengelus lembut punggung tangan putrinya.

"Ibu, Ayah, Imya gak suka Ibu sama Ayah ngomong kayak begitu. Ibu dan Ayah pasti melihat Imya menikah dan mempunyai anak yang lucu," balas Imya.

Sagara terkekeh mendengar penuturan sang putri. Dengan lembut tangannya terangkat mengusap rambut halus Imya yang selalu menjadi salah satu objek kesukaannya.

“Kalau begitu Putri Ayah sudah siap menikah?” tanya Sagara.

“Dengan anaknya Om Abi?” tanya Imya. Imya sudah tau kalau mereka sudah di jodohkan sejak kecil.

Sagara menganggukkan kepalanya.

“Apakah dia laki-laki yang baik?” tanya Imya lagi.

“Ayah pastikan dia satu-satunya laki-laki terbaik untuk putri Ayah,” jawab Sagara.

“Kalau begitu kapan pertunangan nya?”

“Ayah dan Om Abi sepakat untuk menggelar pertunangan kalian Minggu depan,” balas Sagara.

Imya sedikit terkejut mendengarnya. Berarti Imya menerima ataupun tidak, pertunangan akan tetap dijalankan bukan?

Imya menghela nafas pelan. Dari awal Imya tidak mempunyai pilihan. Dirinya hanya bisa berdoa supaya lelaki yang akan menjadi suaminya nanti adalah orang yang baik. Imya berharap lelaki itu tidak main-main dengan pernikahan ini. Imya ingin menikah sekali seumur hidup. Semoga suaminya nanti memiliki prinsip yang sama.

"Nggak kecepatan Yah? Persiapannya gimana?” tanya Imya.

Sagara tersenyum.

"Kamu tenang saja. Untuk pertunangan kita telah sepakat hanya keluarga besar yang akan datang. Dan untuk pernikahan, kamu bisa memilih gaun, cincin, surat undang, dan yang lainnya," jawab Ayah.

"Tidak usah khawatir Imya, Ibu akan membantu semuanya," ucap Ibu menenangkan.

Imya mengangguk.

"Mohon bantuannya Ayah, Ibu," tuturnya. Sagara dan Istrinya mengangguk kompak. Setelah itu mereka berpelukan.

Rumah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang