Bab 7 Dapur

218 53 1
                                    

Enjoy reading

***

Orang-orang yang dibawa oleh anak kepala desa adalah orang yang berpengalaman dalam membangun rumah. Meski hanya rumah lumpur mereka tidak mengabaikan detailnya. Jadi, karena kecakapan mereka. Pekerjaan bisa dimulai hari ini juga.

5 orang langsung pergi ke kaki gunung untuk menggali lumpur, 3 orang menebang kayu dan 2 lainnya mengambil bata yang dijual di desa. Untungnya di desa ada yang menjual ubin, jadi tidak perlu pergi ke kota.

Karena harus memberikan makan pada siang hari. Yueyin harus membeli bahan makanan dan tentu saja meminjam dapur karena dia tidak memiliki peralatan untuk memasak sama sekali. Tapi, lokasi rumah penduduk lain lumayan jauh dan sedikit merepotkan jika harus membawanya.

Yueyin melihat ke arah rumah kosong yang tidak jauh dari sana. Karena keluarga itu pergi terburu-buru, seharusnya banyak barang yang tidak sempat di bawa termasuk peralatan dapur.

Melihat pria yang semalam menolong nya sepertinya akan tinggal di sana sementara. Yueyin memberanikan diri untuk datang meminta izin. Apalagi masih ada kepala desa di sana, sehingga dia tidak akan disalahpahami.

"Yueyin ... Yueyin ...."

Suara memanggil menghentikan langkah kakinya. Yueyin menoleh dan melihat tetangga rumahnya berjalan ke arahnya dengan membawa keranjang besar di punggung.

"Bibi Xue." Sapa Yueyin.

"Aku dengar kamu akan membangun rumah dan aku tahu kamu pasti belum menyiapkan banyak barang. Jadi aku membawanya untuk mu." Bibi Xue menyerahkan keranjang di punggungnya.

Yueyin melihat dan ternyata berisi bahan makanan. "Bibi ... ini terlalu banyak. Aku akan membelinya darimu." Jika hanya beberapa butir telur atau seliter gandum. Yueyin akan menerima sebagai kebaikan tetangga. Namun, barang di keranjang sangat banyak dan jika di jadikan uang pasti tidak kurang dari 50 Wen.

"Untuk apa membelinya, ini hanya sayuran di kebun. Tidak ada yang berharga." Bibi Xue menolak.

"Tapi, aku masih butuh banyak karena bukan cuma hari ini. Mungkin 3-4 hari ke depan masih membutuhkannya. Jadi, jika bibi memilikinya, aku akan membeli dari bibi saja dari pada pergi ke kota." Meski ada penjual bata, namun penjual bahan makanan justru terbatas di desa.

Ada yang menjual tahu, ada juga yang menjual beras dan gandum. Sayuran tidak ada yang menjual karena semua rumah tangga di desa itu memiliki kebun sendiri-sendiri. Sedangkan, garam minyak dan bumbu dapur lainnya, tidak tersedia. Mereka harus pergi ke kota untuk membelinya. 

Awalnya Yueyin juga akan ke kota besok, dan meminjam dulu dari fulang kepala desa untuk makan hari ini. Namun, bibi Xue datang dengan bahan lengkap, dan karena pasti tidak mau menerima uangnya jika hanya sekali, maka Yueyin lebih baik membeli sekalian agar bibi Xue juga tidak terlalu di rugikan, sedangkan dia juga mendapatkan kemudahan.

"Baiklah, untuk beras dan bumbu kamu bisa membayarnya. Tapi, untuk sayuran tidak perlu. Di kebunku benar-benar ada banyak dan akan tua serta  tidak enak dimakan jika tidak segera dipetik. Jadi, kamu sebenarnya juga membantu membersihkan kebunku sebelum aku tanami yang baru."

"Terima kasih bibi Xue." Yueyin tidak menolak kebaikan ini dan akan mengingat serta berusaha membalasnya di menjadian hari.

"Lalu di mana kita akan memasak? Apa perlu membangun dapur di sini." Melihat tanah lapang yang pasti panas di siang hari, bibi Xue merasa skeptis.

"Aku baru berencana meminjam dapur rumah sebelah. Bukankah paman Jiang pergi dengan terburu-buru dan tidak membawa banyak barang, seharusnya alat dapur masih lengkap."

"Aku akan menemanimu." Bibi Xue mengikuti Yueyin.

"Terima kasih bibi Xue."

"Tidak perlu sopan." Sebagai orang kampung yang sederhana. Bibi Xue bersikap baik karena dulu semasa hidup, orang tua Yueyin juga sangat baik pada tetangga di sekitarnya. Apalagi, ketika bibi Xue melahirkan anak ke 2 dan suaminya sedang bekerja di desa sebelah. Dengan sigap ayahnya membantu memanggil bidan dan memberitahu suaminya di desa sebelah, lalu ibunya menemaninya dan membantu merawat nya selama beberapa hari hingga keluarganya datang.

Suami bibi Xue adalah anak yatim piatu dan bibi Xue sendiri bukan dari desa ini. Jadi, belum terlalu mengenal banyak orang. Sehingga kebaikan orang tua Yueyin selalu dia ingat dan berusaha membalasnya. Sekarang dia punya kesempatan itu, jadi dia juga sangat lega.

***

"Rumah ini belum lama kosong, meski agak berdebu semua barang masih lengkap. Ada 5 kamar di masing-masing rumah, jadi memang beberapa orang harus satu kamar nanti."

"Sumur masih bersih dan jernih, bahkan meski sudah lama tidak dirawat, ada sayuran di kebun belakang yang bisa anda pilih untuk di gunakan." Kepala desa menjelaskan.

"Untuk sewanya, masing-masing 1 tael per bulan. Jadi, untuk 2 rumah 2 tael." Kepala desa menyebutkan.

"Oke, tidak masalah." Jiangfeng mengeluarkan 2,5 tael perak dan memberikan pada kepala desa.

Menerima kelebihan uang yang tidak kecil. Kepala desa sangat puas. Sepertinya pemuda di depannya memang rombongan pemburu profesional yang melayani pejabat. Sehingga uang 1-2 teal bisa dibuang dengan mudah. "Aku akan menyuruh 3 orang untuk membantu membersihkan rumah." Karena pengunjung di desanya sangat murah hati, kepala desa juga memudahkannya.

"Terima kasih kepala desa."

"Permisi. Kepala desa, apakah kamu masih di sini." Bibi Xue berteriak dari luar pagar.

Kepala desa yang mendengar menatap Jiangfeng sejenak. "Maaf sebentar," ucapnya lalu berjalan keluar.

"Bibi Xue, Yueyin ada apa?" tanya kepala desa.

"Begini paman kepala desa. Karena aku belum memiliki dapur dan alat-alatnya , sementara harus memasak untuk semua pekerja, aku berniat meminjam dapur dari rumah ini untuk memasak selama beberapa hari."

"Itu ... masalahnya rumah ini sudah di sewa." Kepala desa menjawab.

"Oh ... kalau begitu ...." Yueyin sedikit ragu lalu melihat pemuda tampan yang berjalan menyusul dibelakang kepala desa.

"Tuan ... maaf mengganggu. Saya sedang membangun rumah di sana, dan membutuhkan dapur untuk konsumsi. Jika  memungkinkan bisakah saya meminjam dapur anda selama beberapa hari?" tanya Yueyin pada Jiangfeng.

"Saya juga bisa menyediakan 3 kali makan untuk anda sebagai ucapan terima kasih." Yueyin segera menambahkan.

"Tidak perlu, kamu bisa memakai dapur di rumah sebelah yang masih kosong. Kebetulan rombonganku baru akan sampai di sini 5 hari lagi." Jiangfeng tidak mempersulit hanya Kuan yang menatap tuannya dengan heran. Bukankah rombongan mereka akan tiba besok?

"Terima kasih tuan ...."

"Jiangfeng."

"Oh, tuan Jiangfeng. Terima kasih sebelumnya. Saya Ou Yueyin dan ini bibi Xue."

"Ou?" Kuan berteriak kaget dan segera menyusut saat mendapatkan lirikan maut dari tuannya.

"Iya. Apakah ada masalah."

"Bukan apa-apa. Hanya jarang sekali menemukan keluarga bermarga Ou." Marga Ou memang sangat langka di kerajaan ini.

"Ya, di desa ini dan 4 desa sekitar, selain Yueyin juga hanya ada 1 rumah tangga yang bermarga Ou, yaitu paman dan bibi Yueyin sendiri."

Jiangfeng hanya mengangguk. Tidak bertanya lebih karena takut menimbulkan kecurigaan.

"Kalau begitu, saya harus segera ke rumah sebelah untuk memasak." Yueyin menunduk seperti berterima kasih lagi, dia segera pergi bersama bibi Xue karena tidak mau menunda lebih lama. Bagaimanapun hari sudah mulai siang dan orang-orang harus diberi makan.

***

TBC

Gadis Desa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang