"Keen. Nanti sore lo free engga?." Tanya Axel
Keduanya baru saja keluar dari kelas pagi mereka. Dengan mengambil jurusan ekonomi keduanya ingin bekerja di sebuah kantor yang mewah, namun keduanya tidak keberatan jika bekerja di perusahaan yang biasa, sebab jika untuk berada diatas, harus merasakan pahitnya ketika berada di bawah.
"Kalo pagi free, kalo malam kan lo tau gue jaga kafe."
"Oh iya ya. Rencananya sih gue mau ajak lo ke tempat biasa gue nongkrong. Tapin kalo lo gak bisa next time aja."
"Gue bisanya cuman dari jam 9. Sebelum itu gak bisa." Jawab Keenan.
"Nah jam 9 aja. Nanti gue jemput ke kafe."
"Apaan sih. Gue udah ada motor ya. Gue bisa pakai itu, nanti lo share lock aja tempat nya."
"Oke deh. Ketemu disana entar malem." Ucapnya, seraya berjalan meninggal kan Keenan
Keenan langsung pergi ke parkiran motor, saat ingin menaiki motornya dia melihat tidak mau ikut campur, takut disangkut pautkan.
Makanya dia segera pergi dari sana, pulang terlebih dahulu ke rumah untuk berganti baju dan istirahat sebentar. Sekitar jam 2, Keenan berangkat ke kafe yang sudah menjadi tempat ia bekerja selama 2 tahun.
Kafe itu adalah milik kakak katingnya yang sudah dianggap kakak olehnya. "Tumben telat Nan? Biasanya on time." Tanya Jarrel. Dia adalah katingnya, pemilik Cafe D'fans.
"Macet kak, tadi kayaknya ada kecelakaan gitu deket persimpangan jalan." Jawab Keenan.
"Oh disitu, iya ada. Yaudah lo langsung kerja aja."
Keenan mengangguk "iya kak. Gue permisi dulu." Jarrel mengangguk dan Keenan pergi menuju ruang ganti bagi karyawan.
Kerja paruh waktu begini memang lelah, namun demi membayar uang kuliah dan biaya sehari-hari, mau tidak mau Keenan kerja paruh waktu begini.
"Terima kasih, kak." Ucap Keenan pada pelanggan.
Sekitar pukul 8, pintu utama kafe di tutup dan papan yang awalnya bertuliskan buka menjadi tutup.
Keenan mengernyit bingung tak biasanya jam segini kafe sudah ditutup, maka ia tanya pada Ilham yang menjadi teman nya malam ini.
"Ham, kok jam segini kafe dah ditutup?." Tanya Keenan.
Ilham mengangkat kedua bahunya "gak tau sih. Tapi kata bang Sandi tadi, bang Jarrel mau kafe ditutup jam 8 untuk malam ini, alasannya sih gak tau."
Keenan mengangguk-anggukkan kepalanya dan tidak berkomentar lagi, dia segera merapikan gelas dan beberapa bahan untuk membuat kopi. Namun saat ingin kembali ke ruang ganti dia melihat seorang perempuan yang tampak tak asing di matanya. Tatapan matanya terkunci pada perempuan itu, yang tampak cantik namun ia tak suka dengan pakaian yang dikenakan perempuan itu, terlalu terbuka.
"Apa dia tidak takut di apa-apain? Terbuka sekali bajunya."
"Maaf mas, apakah kafenya sudab tutup?." Tanya perempuan itu pada Ilham.
"Sudah mbak." Jawab Ilham.
"Yah? Saya telat ya mas?. Padahal saya mau minum kopi disini."
"Kita belum beres-beres banget kok mbak. Masih bisa buat, mbak mau mesen yang mana?." Tanya Ilham lagi.
Keenan menatap Ilham dengan tatapan yang sulit di jelaskan "playboy banget nih anak." Ucap Keenan dalam hati sambil geleng-geleng kepala.
"Macchiato ada engga mas?." Tanyanya setelah melihat menu yang tertera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer Than This
Teen FictionJatuh cinta ternyata sangat menyenangkan, namun sekaligus menyakitkan. Tapi seiring berjalannya waktu, Keenan Bumantara sembuh dan justru bersahabat baik dengan sakit dan penderitaan. Itu karena seorang gadis yang bernama Kayleen Calandra, seorang g...