Cemburu

33 6 0
                                    

Keenan sedang menatap kearah parkiran dimana Kayleen yang sedang mengobrol dengan sepupunya. Wajah laki-laki itu terlihat tidak suka melihat kedeketan Kayleen bersama dengan sepupunya itu.

Xavier yang melihatnya hanya terkekeh saja. "Lo cemburu sama kedekatan mereka?." Tanya Xavier.

Keenan menoleh sekilas lalu ia melihat Kayleen lagi "Entah, tapi gue kayak gak suka gitu, Vier." Jawab Keenan.

"Itu namanya lo cemburu dan suka sama Kayleen." Ucap Xavier.

"Suka sama Kay? Gak mungkin, kita baru aja ketemu masa udah suka aja." Ucap Keenan.

"Pandangan pertama. Lagian siapa yang gak suka Kayleen, udah cantik, baik dan perhatian. Bahkan anak kampus lain juga demen sama dia." Ucap Xavier.

"Gue bilang ke Zanneta ya lo muji cewek lain." Ucap Keenan.

Xavier terkekeh pelan "cuma muji bukan suka. Btw gue duluan deh Nan, masih ada urusan gue." Pamitnya pada Keenan.

Keenan mengangguk "hati-hati pulangnya lo." Ucap Keenan, Xavier mengangguk.

Setelah Xavier pergi, Keenan langsung naik ke motornya. Sebelumnya ia pakai helm full facenya dan menyalakan mesin motor. Setelahnya dia menjalankan motornya meninggalkan parkiran kampus.

Sampai di rumah Keenan disambut dengan semua koper yang sedang di angkut oleh beberapa orang. Dia segera memarkirkan motornya dan langsung turun.

Dia segera masuk kedalam dan menghampiri sang bunda. "Ini ada apa bunda? Kenapa koper-koper kita pada di angkut?." Tanya Keenan.

"Engga ada apa-apa, kak. Cuman baju kamu, Kaiden sama bunda yang udah gak kepake. Mau di sumbangin ke panti." Jawab Bunda Tania.

Keenan hanya mengangguk saja, namun tiba-tiba dia ingat dengan kejadian di kampusnya tadi. "Bunda, gimana Revan? Dia gak akan ganggu Kayleen lagi kan?." Tanya Keenan.

"Laki-laki itu sudah di penjara. Hanya saja dia akan dipenjara beberapa tahun saja, tapi kakak gausah khawatir, bunda sudah mengancam kedua orang tuanya. Jika mereka biarkan anaknya berbuat yang aneh-aneh ketika sudah keluar nanti, maka bunda akan membuat mereka membayar mahal atas perbuatan anak mereka itu." Ucap bunda Tania.

"Tapi bunda, mereka itu kaya. Gak mungkin kita lawan mereka." Ucap Keenan.

"Memang, tapi kita gak kalah sama mereka." Ucap Bunda Tania.

"Maksud bunda."

"Mungkin udah saatnya Kakak sama bumi tau soal ini. Jadi, keluarga kita itu bukan orang miskin, kita orang kaya. Hanya saja mendiang ayahmu tidak mau menunjukkan jika kita orang berada." Jelas Bunda Tania.

"Kenapa bunda?." Tanya Keenan heran.

"Ayahmu trauma, dulu om kamu punya anak sebelum adanya Marvin. Tapi dia di bunuh oleh musuh keluarga besar kita. Makanya, sejak kamu lahir, Ayah merahasiakan identitas kamu, bunda sekaligus adek kamu. Dan itu lah mengapa nama belakang kamu dan bumi berbeda dengan nama belakang ayah."

"jadi benar kalo Hendra dan Revan dikeluarkan, karena ulah bunda?." Tanya Keenan hati-hati.

Bunda Tania mengangguk "tidak sepenuhnya karena bunda, tapi ini juga atas perintah kakek kamu." Ucap bunda Tania.

"Apa setelah aku tau. Kita akan pindah rumah, bun? Jangan ya bunda, kita tinggal disini saja, rumah ini banyak kenangan ayah soalnya."

Tania mengangguk "bunda juga gak mau pindah. Cuman bunda pesen setelah ini kamu jaga diri baik-baik sama jaga adek kamu. Dan Bunda juga udah nyuruh orang buat jaga kalian berdua." Ucap Tania.

Closer Than This Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang