Lebih Deket

41 4 0
                                    

Pagi-pagi sekali Keenan sudah membantu sang bunda menyiapkan sarapan untuk bunda, dirinya dan adiknya. Disaat sedang menyiapkan makanan, ponsel nya berdering.

Cepat-cepat Keenan mengangkatnya "iya halo bang?."

"Nan, nanti gausah ke kafe ya."

"Kenapa bang? Kafe libur kah?." Tanya Keenan keheranan.

"Engga, jadi gini..... Duh gimana ya ngomongnya."

"Ngomong aja kali bang."

"Gue di suruh pulang sama nyokap ke medan. Bokap sakit, dia butuh gue. Jadi gue mau tutup kafenya."

Mendengar penuturan Jarrel, Keenan shock bukan main. Bagaimana tidak pemasukan nya tiap hari adalah hasil uang bekerja di kafe itu. Tapi mau bagaimana lagi, kafe itu bukanlah miliknya.

"Begitu ya bang? Gue turut prihatin yang bang semoga om cepet sembuh."

"Amin, nanti lo apartemen gue buat ambil uang pesangon."

"Eh gausah bang. Itu duitnya buat berobat bokapnya abang aja."

"Jangan gitu lah, Nan. Ini hak lo, lagian karyawan lain juga dapat kok."

"beneran bang, mereka dapat?."

"Iya dapat, nanti chat gue kalo lo udah di lobby apartemen."

"Siap bang, nanti gue ambil pas jam 11 soalnya pagi ini gue ada kelas."

"Iya nanti chat aja."

"Siap bang. Makasih sebelumnya."

"Gue yang harusnya makasih. Kalo bukan karena lo dan yang lain, kafe itu gak bakalan rame. Thank yoo."

"Haha iya bang. Emm udah dulu ya bang, gue mau bantuin bunda dulu."

"Iya, nan." Sambungan telfon itu pun terputus.

"Kenapa kak?." Tanya bunda yang sedari tadi mendengar obrolan anaknya.

Keenan tidak ingin mengatakan nya pada bundanya biarlah nanti saja. "Cuman temen yang minta izinkan pada dosen, Bun. Soalnya ayahnya lagi sakit." Jawab Keenan.

"Aaa begitu ya. Semoga cepet sembuh ayahnya."

"Amin, yaudah bun, aku bangunin Bumi dulu ya." Ucap Keenan.

"Gih, adikmu itu kalo udah tidur kek kebo."

Keenan terkekeh "iya bunda." Baru saja ingin melangkah kan kakinya menuju kamar sang adik. Ternyata adiknya sudah bagun dan rapi sekali. Dia tengah berjalan menghampiri Keenan dan bundanya.

"Tumben udah bangun mana rapi lagi." Ucap Keenan.

"Aku udah bangun daritadi mas. Tapi ngerjain tugas dulu. Lupa ngerjain tadi malam." Jawab Kaiden

"Yaudah kamu sarapan, terus berangkat. Ada uang jajan sama bensin engga?." Tanya Keenan lagi.

"Masih ada sisa kemarin mas."

"Kalo kurang bilang sama mas, jangan sama bunda."

"Iya mas."

Setelahnya mereka berjalan ke ruang makan dimana bundanya telah duduk menunggu kedua anak tampannya itu.

Ketiga nya makan dengan lahap, sesekali mereka mengobrol. Setelahnya Bumi yang bertugas mencuci piring dan gelas. Sedangkan Keenan merapikan piring yang masih berisi lauk pauk. Sedangkan nasinya dia taruh di rice cooker kembali.

"Bunda, kakak pergi dulu ya. Maaf gak bisa nganterin soalnya kelas pagi hari ini." Pamitnya.

"Gapapa kak, Bunda bisa sama adek kamu." Jawab Bunda.

Closer Than This Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang