Bab 3

277 49 9
                                        

Erika menghisap rokok elektrik miliknya, kemudian menghembuskan asap putih dari mulutnya. Pikirannya kalut dan dibuat bertanya-tanya.

Pagi tadi ia bangun dengan perasaan yang berbunga. Dan dengan semangat ia mengetik "selamat pagi" Lalu mengirimkan pesan itu kepada Ricky. Namun.. Sampai hari sudah siang, pria itu tak kunjung membalasnya. Atau bahkan membacanya.

Apa cuma gue yang kecintaan disini pikir Erika.

"Rik, ayo lusa cfdan bareng Bimo," Shasa rekan kerja Erika berucap. Wanita manis itu dengan gemas memakan roti miliknya.

"Enggak, gue ikut fun run," Jawab Erika menolak.

"Lari mulu. Nggak cape tuh kaki?" Balas Shasa.

"Mending kaki gue yang cape dari pada hati gue yang cape!" Seru Erika membuat Shasa mengernyit bingung.

"Kenapa? Percintaan kandas lagi?"

"Emang nggak pernah berlayar sih, gimana mau dibilang kandas?"

Shasa tertawa mendengar ucapan Erika. "Hahaha lucu bet. Sekarang sama anak mana?"

Erika menaikkan sebelah alisnya. "Anak mana? Bapak-bapak! Kok anak mana. Selera gue sekarang bapak-bapak!" Seru Erika jengah sendiri.

"Yang kemarin jemput lu?"

"Ha?" Erika tercengang seketika. Sedangkan Shasa menatap Erika dengan lekat.

"Direktur keuangan pusat? Pak Ricky?" Lebih kaget lagi ketika Shasa ternyata tau siapa yang menjemput Erika.

Erika yang tergagu pun langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak! Iih apaan, enggak!" Ucapnya mengelak.

"Rik, gue kira selama ini kita cuma bercanda. Lu beneran deketin Pak Ricky?"

"Enggak! Ya nggak mungkinlah. Bukan gitu, dia itu-" Erika refleks memberhentikan kata-katanya saat ia menangkap kehadiran Bimo. "..diam lu ya! Diam!" Serunya kepada Shasa.

"Lu janji harus cerita!"

"Iya entar!" Seru Erika dan buru-buru menghisap rokok elektrik nya.

"Halo cewek-cewek, lagi pada santai nih," Ucap Bimo dengan ramah ikut bergabung duduk di kursi tempat Erika dan Shasa duduk.

"Akh, sakit perut gue," Ucap Erika yang kemudian berdiri dan buru-buru meninggalkan Bimo dan Shasa disana.

"Kenapa tuh bocah?" Tanya Bimo menatap heran kepergian Erika.

"Percintaan nya lagi kandas. Udah biar aja." Jawab Shasa yang tersenyum menyipit menatap kearah Erika pergi.

"Kasihan. Udah tua nggak nikah-nikah. Tiap dekat cowok malah putus mulu." Ucap Bimo prihatin namun juga mengejek.

Shasa tampak menyeruput kopinya. "Bim, lu tau nggak Pak Ricky duda yang ganteng itu?" Tanya Shasa.

Bimo refleks menepuk tangannya. "Ya taulah," Ucapnya dengan bangga. "..gue bestian sama dia."

"Norak! Mana mau dia bestian sama lu!" Ejek Shasa.

"Ah, nggak percayaan lu!"

"Prediksi lu, kalau gue nikah sama Pak Ricky benefit apa yang bakalan lu dapat sebagai teman gue?" Shasa mengigit rotinya lagi. Sembari membayangkan jika Erika menikah dengan Ricky.

Bimo tertawa mendengarnya. "Mimpi lu!" Serunya. "Asal lu tau, Erika aja kemarin dua hari penuh bareng dia.. Kagak dilirik cok! Yakali nikah sama dia."

Shasa langsung menatap Bimo. "Hah? Kapan? Kok bisa?" Tanyanya heran.

Bimo langsung mengeluarkan ponselnya. "Nih.. Tuh tuh," Ucapnya menunjukkan gambar yang ada disana. "Gue bestian sama Pak Ricky."

Mulut Shasa ternganga dan matanya melebar menatap ponsel Bimo. Disana ia melihat Bimo, Erika dan Ricky berfoto bersama di puncak gunung. Kecurigaan Shasa pun memunculkan fakta bahwa Erika memang memiliki hubungan dengan Ricky.

Mamaku Star GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang