Tubuh Erika bergetar saat matanya bisa menangkap sosok pria kesukaannya dari kejauhan. Kaki Erika melangkah dengan berat. Ia meneguk salivanya dengan susah payah. Bahkan bernafas pun ia Enggan.
Ia menatap dua orang wanita muda yang berdiri di samping kanan dan kiri Ricky. Keduanya menatap Erika dengan lekat. Membuat jantung Erika semakin berdegup kencang.
Erika mencoba untuk menarik kedua sudut bibirnya yang tiba-tiba saja menjadi kaku.
"Ya Tuhan," Ucapnya dalam hati.
Ia datang dengan stelan blouse kantor yang sangat santai. Bersama dengan sepatu yang lusuh dan tas ranselnya yang berat.
"GUE BAHKAN BELUM MANDIIII" Teriak Erika dalam hati.
"Mm..mas," Erika berucap dengan gentar bersama wajah bingungnya itu.
Ricky tampak begitu tampan dari biasanya. Entah karena ia sudah lama tidak melihat wajah pria itu, atau memang dia semakin tampan Erika tidak mengerti.
Ricky menghampiri Erika dan mengembangkan senyumnya. "Apa kabar Erika?" Suara berat itu begitu ramah menyapa Erika. Tangan pria itu dengan sigap mengambil alih tas ransel Erika. Membuat Erika langsung membesarkan matanya, tak enak hati jika dilihat oleh anak-anak Ricky.
"Mas jangan mas, biar saya aja." Ucap Erika. Namun tas itu seketika berpindah tangan dari Ricky ke asistennya.
Ricky merangkul Erika yang tampak gemetar untuk menemui kedua putrinya.
"Stefani, disalam.. Mama Erika."
Erika langsung menarik nafasnya dalam dan menatap Ricky dengan melotot. "Mass," Tegurnya.
Ricky balas menatap balik. "Ayo Erika, ini anak saya Stefani dan Silvia." Ucap Ricky mengangkat tangannya memperkenalkan kedua putrinya.
Stefani mengulas senyum diwajahnya dan mengulurkan tangannya. "Mama Erika,"
Telingan Erika langsung berdengung. Mama? Ini serius gue jadi mama?
"..kenalin aku Stefani," Ucap Stefani dengan ramah.
Erika langsung balas menjabat tangan lembut Stefani dan tersenyum kepada wanita muda itu. "Iya Stefani, aku Erika. Kamu cantik banget," Ucap Erika. Ia benar-benar melihat anak Ricky dengan sedekat ini.
"Ayo Silvia," Suara Ricky yang terdengar seperti ayah yang menegur anak.
Silvia tampak tak berekspresi. Tidak cemberut juga tidak tersenyum. Ia mengangkat tangannya ragu. "Mama Erika, aku Silvia," Ucapnya dengan lemah seperti dalam tekanan.
Erika juga balas uluran tangan itu lengkap dengan senyuman. "Iya Silvia, kamu manis banget." Ucap Erika yang justru malah membuat ia mendapat tatapan kesal dari Silvia.
Ricky yang mengetahui hal itu langsung merangkul Silvia dan mengusap wajah anak bungsunya itu. "Silvia, natapnya jangan kaya gitu. Nanti mama Erika takut," Tegur Ricky.
"Udah, ayo kita masuk." Ucap Ricky. Ia tetap merangkul Silvia sembari satu tangannya menuntun Erika untuk ikut masuk.
...
Flashback
Jam menunjukkan pukul 10.00. Hari ini Stefani yang duduk di bangku kelas 1 SMA pulang sekolah lebih cepat dari biasanya. Karena hari ini adalah hari ujian terakhirnya di semester pertama.
"Pak, adek jam berapa pulangnya?" Tanya wanita yang begitu ramah dan dewasa itu kepada supir yang sudah menunggunya di parkiran sekolah.
Pak Anto berpikir sejenak. "Hari Jum'at, jam 12 non." Ucap Pak Anto.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mamaku Star Girl
RomanceErika tidak menyangka bahwa akhirnya yang menjadi jodohnya adalah seorang duda. Awalnya semua baik-baik saja. sampai akhirnya ia bertemu dengan kedua anak Ricky. Semuanya mulai terasa begitu berat..