Bab 5

228 45 3
                                    

Erika melirik ponselnya berulang kali. Berharap, pesan singkatnya yang ia kirim pagi ini akan dibalas oleh Ricky. Tetapi, tetap saja tidak ada balasan dari pria itu. Dan seperti biasa, ia bahkan belum membacanya.

"Apa iya kali ya. Pak Ricky itu nggak tau cara balas chat. Agak gaptek gitu," Gumam Erika. Ia masih berusaha untuk berpikir hal baik tentang Ricky.

"Apa gue telepon aja ya?" Gumamnya lagi.

"Tapi entar dia kepedean lagi. Dikira gue kangen sama dia," Ucapnya walau tanpa ia mau akui, itulah yang terjadi saat ini.

Erika mengerucutkan bibirnya sembari berpikir. "Telepon aja deh sekali. Sekali untuk yang terakhir kali." Ucapnya penuh tekad.

Dengan enggan, Erika memencet tombol panggil yang ada di ponselnya. Namun, baru sepersekian detik, panggilan itu langsung di tolak. Membuat Erika langsung membesarkan matanya tak habis pikir.

"Bisa-bisanya telepon gue di tolak! Hiih!" Erika sungguh tak terima.

"Awas aja tuh orang! Awas aja lu hubungin gue, nggak bakalan gue balas!" Serunya kesal. Ia langsung menghapus nomor ponsel Ricky dari daftar kontaknya.

...

Hari sudah malam. Erika terlihat sudah bersiap untuk tidur. Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Menatap ponselnya dengan sendu.

Meski ia telah menghapus nomor ponsel Ricky, tetapi tetap saja hatinya berharap agar pria itu menghubunginya segera. Untuk sekadar meminta maaf, atau bahkan.. Hanya untuk bisa mendengar suara pria itu.

Erika juga berharap, pria itu tiba-tiba datang. Seperti yang ia lakukan kemarin. Tetapi semua itu hanya angan-angan Erika. Karena nyatanya tidak ada Ricky yang menghubunginya hari ini.

Erika pun mulai tenggelam dalam tidurnya. Namun beberapa jam sekali, ia terbangun dan tersentak, lalu segera melihat ponselnya. Mencari tahu apakah Ricky sudah menghubungi nya atau belum. Namun tetap saja, tidak ada pesan dari pria itu.

Tok..tokk..tokk..tokkk..

Erika terbangun mendengar suara ketukan pintu. Ia menarik nafas dalam dan mengernyitkan dahinya. Erika segera meraih ponselnya. Dan terlihat saat ini sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Dan sudah 5 kali ia terbangun di sepanjang malam.

Dengan malas Erika bangkit dari tempat tidurnya. "Siapa?" Tanyanya menaruh curiga.

"Ini saya,"

Mata Erika langsung membesar mendengar suara pria dewasa itu. "Pak Ricky?" Tanyanya tak percaya.

"Iya, Erika. Ini saya," Jawabnya.

Erika buru-buru menatap tampilannya di cermin. Ia merapikan rambutnya yang berantakan. Lalu, dengan perlahan ia pun membuka kunci pintu. Lalu membuka pintu itu sedikit. Ia hanya menampakkan bagian kepalanya. Sementara badannya bersembunyi di balik pintu.

"Bapak ngapain kesini? Masih jam 4 pagi," Ucapnya. Kemudian melihat Ricky dari atas sampai bawah. Pria itu menggunakan pakaian kantor. Bedanya, ia hanya menggunakan kemeja diatasnya.

"Boleh saya masuk?" Tanyanya menatap Erika.

Erika berpikir sejenak. Walau ragu, ia pun memundurkan langkahnya. Memberi jalan untuk Ricky.

Ricky tersenyum kecil dan kemudian membuka sepatu dan kaus kakinya. Lalu, ia pun memasuki kost Erika.

Erika langsung menutup pintu. Lalu ia menarik syal untuk menutupi bahunya.

"Kamu berangkat ke kantor jam berapa?" Tanya Ricky menoleh kearah Erika.

"Jam 7," Jawabnya heran.

Ricky menatap jamnya. Kemudian ia menghelakan nafasnya. "Hufft, masih ada waktu 3 jam. Saya numpang tidur ya," Ucapnya yang tanpa basa-basi langsung menaiki ranjang Erika dan berbaring disana. Membuat Erika tercengang seketika.

Mamaku Star GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang