Flashback
Jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari saat mobil Ricky memasuki gerbang rumahnya. Pria itu baru saja menyelesaikan kencannya dengan sang pujaan hati Erika yang berakhir dengan pertengkaran.
Ricky yang hatinya resah pun turun dari kursi penumpang. Dalam benaknya bertanya-tanya, mengapa Erika selalu merasa tidak puas dengan apapun yang Ricky perbuat. Kenapa wanita itu selalu menuntutnya dan selalu kesal terhadapnya. Padahal menurut Ricky, ia selalu berusaha untuk menyenangkan hati wanitanya.
"Pak kus, besok pagi itu belanjaannya Erika diantar aja ke kantornya. Saya besok mau golf sama Pak Benny, nggak usah kesini. Saya bawa mobil sendiri aja." Ucap Ricky dan Kusnandar hanya menganggukkan kepalanya.
Ricky pun masuk ke dalam rumahnya. Dan alangkah terkejutnya Ricky saat tiba-tiba Stefani berdiri di ruang tamu dan menatapnya sambil melipat tangannya.
"Ya Tuhan, kamu bikin kaget aja," Seru Ricky mengusap dadanya.
Stefani menaikkan sebelah alisnya. "Papa dari mana? Kok lama banget pulangnya?" Tanya Stefani. Wanita itu melangkahkan kakinya dan duduk di sofa.
Ricky menarik nafasnya dalam dan ikut duduk bersama Stefani. "Dari kantor, lagi ada deadline nak." Jawab Ricky sembari membuka sepatunya.
Stefani tampak terdiam beberapa saat. Ia menelan gumpalan besar di tenggorokannya. Rahang wanita lemah lembut itu pun tiba-tiba saja mengetat.
"Kamu kenapa belum tidur? Udah jam segini. Udah tidur sana." Ucap Ricky. Pria itu menggulung celananya, kemudian membuka sabuknya.
Stefani melirik Ricky sekilas. "Sejak kapan papaku wangi parfum perempuan?" Stefani bergetar saat bertanya. Ia bahkan tak berani menatap mata ayahnya itu dan memilih menatap sudut meja.
Nafas Ricky langsung tertahan mendengar pertanyaan itu. Perutnya seakan naik dan perasaannya seketika gusar.
"Apa sih Stefani? Udah sana tidur!" Elak Ricky dengan nada sedikit meninggi.
Stefani langsung menatap Ricky tajam saat namanya disebut. Ia seperti menahan amarah menatap sang ayah. Membuat Ricky semakin gusar.
Pasalnya, Stefani selalu menjadi anak yang tenang dan tidak pernah berisik. Ricky menjadi was-was jika anak sulungnya itu sudah berubah sikap seperti ini.
"Papa," Nafas Ricky semakin sesak mendengar suara itu. "Kalau salah itu diakuin. Bukan mengelak kaya gitu." Ucap Stefani dengan suara lembutnya itu.
"Siapa yang ngelak? Udah sana kamu tidur! Besok masih sekolahkan? Masih ujiankan? Jangan sampai kamu terlambat." Omel Ricky.
"Biarin aja aku terlambat! Nggak datang sekalian! Nggak usah ujian!" Seru Stefani membuat Ricky menatap tajam anak itu. Ricky mengetatkan rahangnya dan mendengkus kasar.
"Stefani!"
"Papa punya pacarkan?" Tanya Stefani menatap lekat sang papa. Beberapa detik mereka saling menatap dan terdiam. Sampai akhirnya Ricky pun membuang mukanya.
"Aku udah tau,"
"Nggak usah ikut campur!" Seru Ricky.
"Aku nggak ikut campur! Aku juga nggak cari tau. Tapi Tuhan punya caranya buat kasih tau aku!" Tegas Stefani dan Ricky hanya diam disitu.
"Siapa dia papa?" Tanya Stefani dengan suara yang bergetar. Disatu sisi ia juga sama seperti Silvia, takut perasaan papanya terbagi. Namun disisi lain, ia ingin papanya juga bisa dikasihi.
"Udah nggak usah dibahas, nggak penting. Mending kamu tidur. Papa juga capek mau istirahat." Ucap Ricky yang mulai beranjak dari duduknya.
Namun buru-buru Stefani berdiri dan mendorong bahu Ricky untuk kembali duduk. "Enggak! Bicara sama aku sekarang Papa!" Tegas Stefani. Stefani duduk disamping Ricky dan memegangi kedua tangan papanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mamaku Star Girl
RomanceErika tidak menyangka bahwa akhirnya yang menjadi jodohnya adalah seorang duda. Awalnya semua baik-baik saja. sampai akhirnya ia bertemu dengan kedua anak Ricky. Semuanya mulai terasa begitu berat..