Haii teman-teman makasih udah mau baca ceritaku yaa!! ୧⍤⃝💐
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti biasa, Kalula selalu bangun lebih awal untuk bersiap-siap pergi ke sekolah. Hari ini Kalula memutuskan untuk menggunakan motor karena ia menghindari untuk bertemu Arsen kalau Arsen berniat untuk menjemputnya.
Kalula turun dengan seragam yang sudah melekat di tubuhnya, ia menarik bangku untuk ia duduki. Kalula mengambil sepiring nasi goreng dengan telur dadar dan segelas air putih.
Nadia yang melihat wajah Kalula yang murung seakan sudah pahan tentang apa yang terjadi. Kalula makan dengan sedikit buru-buru.
"Buru-buru banget makannya," celetuk Wira.
"Takut terlambat yah, soalnya Kalula mau naik motor," jawab Kalula.
"Oh iya," balas Wira.
Setelah makan Kalula langsung berpamitan kepada Nadia dan Wira untuk pergi ke sekolah.
"Bun, yah aku pergi dulu ya," pamit Kalula seraya mengambil kunci motornya dan berjalan keluar rumah.
"Iya, hati-hati!" jawab Wira dan Nadia bersamaan.
Kalula mengeluarkan motornya dari garasi rumah dengan susah payah karena di apit oleh 2 mobil. Setelah mengeluarkan motornya Kalula bergegas untuk pergi ke sekolah.
𝄞⨾𓍢ִ໋
Sesampainya di sekolah, Kalula menyusuri koridor kelas untuk pergi ke kelasnya. Sesampainya di kelas semua mata tertuju padanya seakan tau apa yang terjadi, gadis itu tidak memikirkannya, ia hanya duduk dan mengeluarkan alat tulis dan buku-buku.
Ting...Ting...Ting...
Bel masuk kelas telah berbunyi, tanda kelas akan segera dimulai, tapi sampai saat ini Kalula belum melihat wajah sang kekasih.
Tak menunggu lama Pak Heru masuk untuk mengisi pelajaran.
"Selamat pagi anak-anak, kumpulkan tugas kalian!" Pak Heru berucap.
"Mati gue, kenapa sih gue lupa," ucap Kalula dalam hati.
"Yang nggak bikin tugas, keluar!" teriak Pak Heru.
Gadis itu berjalan keluar dengan wajah yang di tekuk, kenapa ia bisa lupa kalau ada tugas dari sang guru yang di kenal killer itu.
Kalula duduk di lorong koridor dengan wajah yang bertumpu pada lengan yang di letakkan di lututnya. Terlalu berlarut-larut dalam kesedihan hingga membuatnya melupakan banyak hal yang harus ia kerjakan atau ia pikirkan.
"La?" panggil seorang yang Kalula sudah sangat hafal suaranya.
Kalula membuka dan mengangkat kepalanya perlahan, yang pertama ia liat adalah wajah sendu sang kekasih yang sedang menatapnya teduh.