Happy Reading
"Kau mau tahu bagaimana rasanya dunia berporos pada keheningan di tengah hiruk pikuk kota? Semuanya membisu, tenang, dan sedikit perasaan kelabu akan kesepian tanpa seorang pun yang mengetahuinya."
- Hirap Abadi Bab 01 -
Semua siswa berbondong-bondong keluar dari kelas ketika bel tanda jam istirahat sudah berbunyi. Sepanjang koridor sekolah tingkat empat itu dipenuhi oleh siswa dan siswi yang tidak sabar untuk mengisi kekosongan perutnya. Namun di tengah keramaian tersebut terlihat seorang pemuda remaja dengan style rambut sedikit berponi menorobos keramaian dengan arah sebaliknya.
Tubuh lelaki itu sesekali ditubruk oleh siswa maupun siswi, namun ia terlihat abai akan hal itu. Pikirannya saat ini hanya ingin sampai di kelas dua belas IPA satu.
Begitu ia tiba di ambang pintu dan netranya tertuju ke dalam kelas, sontak keningnya langsung mengernyit seraya berkacak pinggang.
"Sudah ku duga." batinnya.
Brak!
Dengan nekat ia membanting pintu untuk mengalihkan atensi teman-temannya.
"Oi Haka!!"
"Sumpah kebiasaan dateng-dateng suka banting pintu," keluh salah satu temannya.
Lelaki yang diketahui bernama Haka itu langsung melangkah ke dalam dengan raut wajah yang tampak kesal. Tepat setelah ia berdiri di samping meja kedua sahabatnya, Haka berkacak pinggang. Tatapan nya tajam seolah tengah memperingati kedua sahabatnya agar segera menyelesaikan tugas yang dikerjakan.
"Sebentar Ka tanggung dikit lagi. Ini tugasnya bakal dikumpulin," ujar Juan.
Sahabatnya itu memang terkenal dengan nilai akademiknya yang selalu memuaskan. Jadi jangan heran kalau setiap kali Haka menghampirinya ia selalu menyelesaikan tugas dan tugas. Sementara di sebelah Juan--sahabat Haka yang lainnya sibuk menulis apa yang Juan tulis.
Selama dua menit lebih Haka menunggu ssambil berkacak pinggang, Juan masih juga sibuk menulis. Hingga menit berikutnya kesabaran Haka sudah di ujung tanduk,Haka tanpa segan mengambil pulpen Juan.
Dirogoh saku celana abu-abu nya untuk kemudian mengeluarkan sebuah buku kecil yang sering Haka bawa. Ia lantas menulis sesuatu di sana.
Ia menunjukkan hasil tulisan tersebut ke hadapan dua sahabatnya. Di sana tertulis, "JAM ISTIRAHAT CUMA 15 MENIT!!!!!"
"Sebentar lagi, Ka. Tanggung itu..." balas Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hirap Abadi
Roman pour Adolescents"Kesunyian ini bukan pilihan, tapi jika bisa, aku ingin hidup tanpa dinding yang memisahkan aku dari suara." ft. Haechan & Jeno Lelaki berusia delapan belas tahun itu bernama Haka Bumi Artanaka. Pemuda yang memiliki semangat luar biasa untuk tetap...