"Kesunyian ini bukan pilihan, tapi jika bisa, aku ingin hidup tanpa dinding yang memisahkan aku dari suara."
ft. Haechan & Jeno
Lelaki berusia delapan belas tahun itu bernama Haka Bumi Artanaka. Pemuda yang memiliki semangat luar biasa untuk tetap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan terlalu bahagia menyambut, bisa jadi setelah itu akan ada lebih banyak perpisahan yang merenggut."
-Hirap Abadi Bab 08 -
Mobil hitam yang baru saja memasuki pekarangan rumah terparkir di depan. Beriringan dengan itu seorang wanita keluar dari dalam. Netra nya membelalak begitu melihat mobil sang suami. Pasalnya baru saja suaminya itu berpamitan untuk kerja, namun tiba-tiba saja dia kembali.
Pada saat dia hendak melangkah menghampiri mobil tersebut, Pangestu keluar seraya membanting pintu mobil dengan kasar. Dari caranya ia keluar, Rita—ibu tiri Juan dapat menyimpulkan bahwa suaminya itu sedang marah bukan kepalang.
Dia berbalik menatap punggung sang suami yang melangkah masuk ke rumah. Tidak lama berselang, Juan keluar dari mobil.
"Juan, ada apa dengan Papa kamu? Kamu buat masalah apa lagi dengan anak itu?" tanyanya cemas.
Juan hanya melirik sekilas lalu melangkah masuk. Sontak ia langsung berlari menghampiri Juan.
"Baru beberapa hari yang lalu kamu dihukum karena berurusan dengan anak itu, kalau kamu lupa."
Juan masih memilih diam mengabaikan presensi Rita.
"Juan—" Ucapan Rita terjeda begitu Juan mendadak berhenti lalu menatapnya dengan sorot penuh peringatan.
"Maksudnya.... Mama cuma nggak mau kamu kenapa-kenapa," ujarnya.
"Know you're limit!" tegas Juan penuh penekanan. Setelahnya ia kembali melangkah ke dalam.
Brak!!
Tiba-tiba saja dari dalam terdengar suara benda jatuh yang begitu kencang.
Saat itu juga Juan langsung berlari ke arah sumber suara. Langkahnya ia bawa menuju sebuah kamar yang terletak di sudut ruangan.
"Pa!!!"
Begitu Juan masuk, netranya dapat melihat pemandangan seorang pria lumpuh yang jatuh tengkurap di lantai. Sementara Pangestu berdiri tepat di hadapannya.
"Lihat dia Juan! Apa yang mau kamu tunjukkan ke anak itu? Melihat Papa nya lumpuh dan mengalami demensia karena depresi kehilangan keluarga nya?" tanya Pangestu pada Juan.
"Pa..."
"Anak itu hanya akan semakin menderita begitu melihat orangtua satu-satu nya seperti ini. Lalu setelah itu apa yang ingin kamu beritahu?"
"Mengatakan bahwa Bunda nya meninggal karena kecelakaan pesawat, lalu menjelaskan bahwa kakek kamu juga meninggal setahun kemudian akibat terinfeksi virus corona, lalu apa??"