Rorasa

605 58 9
                                    

06.41

Ronan memarkirkan motor besarnya tepat di depan rumah gebetannya, siapa lagi kalau bukan Ara. Mereka berjanji akan berangkat bersama ke sekolah hari ini.

"Ara!. " panggilnya.

"Kak Araaa. " panggilnya lagi (fyi Ronan itu seumuran sm Chira, jadi lebih muda 1 thn dari Yeona n Ara)

"Ara sayang!. " masih tak kunjung mendapat jawaban dari sang pemilik rumah.

"Ara! Udah mau telat iniii. "

"Kiww calon pacar!! Halooo. " teriaknya untuk terakhir kali.

"Huft, Ronan. Maaf ya lama, sepatu aku ilang sebelah tadi. " ucap Ara tersenyum lebar setelah lelah berlari dari depan pintu rumahnya menuju halaman rumahnya.

"Kok bisa ilang? Udah ketemu sekarang?. " tanya Ronan khawatir.

"Udah kok udah, eh? Udah mau jam 7!." teriak Ara panik.

"Yaudah ayo cepet. "

----------------------

"ARA, RONAN! UDAH JAM BERAPA INI? KENAPA BARU DATENG!. " teriak pak Bambam seorang guru killer yang mengajar di bidang matematika

"Emm maaf, Pak. Sepatu saya ilang tadi, jadi harus cari dulu hehe. " jawab Ara tersenyum kikuk.

"Tidak ada alasan! Sekarang kalian hormat menghadap tiang bendera sampai jam istirahat!. " tegas pak Bambam

"Tapi, pak, cuacanya panas banget, Ara ga bisa kena sinar matahari, saya takut dia kenapa-kenapa pak. " tutur Ronan memberitahu. Memang benar, Ara memiliki alergi terhadap sinar matahari, ia tidak bisa terlalu lama berada di luar ruangan saat cuaca panas karna bisa menyebabkan gatal dan kemerahan pada kulit putihnya, bahkan ia pernah di larikan ke rumah sakit akibat alergi ini, itu sebabnya ia jarang sekali mengikuti kegiatan upacara.

"Halah lebay kalian, mana mungkin ada orang yang alergi sinar matahari. Cepat hormat di lapangan!. " suruh pak Bambam lagi.

"Saya aja yang gantiin hukuman Ara, pak. " tawar Ronan.

"ga ada! Kamu ini ya  lebay sekali, cahaya matahari doang, cepat sana!. "

----------------------

Ara dan Ronan sedang melaksanakan hukuman yang di berikan oleh pak Bambam yaitu hormat di depan tiang bendera sampai jam istirahat. Awalnya Ronan menolak dan mengajak Ara bolos sekolah hari ini, tapi Ara menolak dengan alasan ia ingin belajar dan tak ingin meninggalkan kelas.

"Akh sial bet tuh guru. " eluh Ronan sambil menunjuk dengan matanya ke arah pak Bambam yang sedang duduk dan mengawasi mereka dari pinggir lapangan

"Eh jangan gitu, dia juga guru kita kan. " ucap Ara menenangkan

Dengan sigap Ronan menghalangi cahaya matahari yang mengenai Ara dengan tangannya.

"Biar tuan putri ga kepanasan. " ucapnya tersenyum lebar

"Hahaha ada ada aja kamu, makasih ya. " Ara membalas senyuman itu dengan senyum manisnya.

10 menit

15 menit

Mereka belum juga menurunkan tangannya dari posisi hormat karna belum waktunya istirahat, namun kulit Ara sudah mengalami kemerahan, mulai muncul bintik memerah di tangan dan kakinya serta wajahnya yang mulai kelihatan pucat.

"Kak? Are you okay? istirahat aja di uks, jangan di lanjut lagi, nanti kalo aku udah selesai aku temenin di sana. " Ronan mulai khawatir dengan keadaan Ara

"Aku gap-

BRUK

Ara kehilangan keseimbangannya dan terjatuh tepat di depan Ronan yang masih berdiri tegak dengan posisi hormat. Darah segar mulai keluar dari hidung mancung sang pemilik tubuh itu yang sudah tak sadarkan diri.

Warring Hearts Loving Souls [Rupha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang