4

3 0 0
                                    

Saat jam pelajaran kedua dimulai, Ayara berusaha fokus pada materi yang diajarkan, namun pikirannya terus kembali ke surat misterius itu.

Di sisi lain, Jea dan Sheinan juga terlihat gelisah, sering kali bertukar pandang dan mengawasi sekitar mereka.

Ketika pelajaran berakhir, mereka bertiga berjalan bersama menuju kantin.

Di kantin, suasana riuh dengan siswa yang berbaris membeli makanan. Ayara, Jea, dan Sheinan duduk di meja sudut yang biasa mereka tempati.

Saat sedang makan, mereka mendiskusikan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengungkap misteri surat itu.

Jea mengusulkan untuk memasang kamera tersembunyi di sekitar loker Ayara, sementara Sheinan menawarkan untuk mengawasi pergerakan orang-orang di sekitar mereka dengan lebih teliti.

......

Tiba-tiba, Angkasa muncul di depan meja mereka dengan senyuman lebar yang aneh. "Hai cantik, boleh aku duduk di sini?" tanyanya dengan nada yang terdengar terlalu ramah.

Ayara merasa sedikit tidak nyaman, tapi tidak ingin menunjukkan kekhawatirannya. Ia mengangguk dan Angkasa duduk di sebelahnya.

"Jadi, ada yang baru hari ini?" tanya Angkasa, matanya bersinar dengan antusiasme yang tidak biasa.

Jea dan Sheinan saling bertukar pandang, merasa ada yang aneh dengan sikap Angkasa.

Ayara mencoba bersikap wajar dan menjawab dengan tenang, "Gaada yang spesial, cuma hari biasa."Namun, di dalam hatinya, Ayara merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Tatapan Angkasa terlalu intens, seolah-olah ia tahu lebih banyak dari yang seharusnya.

Saat istirahat berakhir, Ayara, Jea, dan Sheinan kembali ke kelas dengan perasaan waspada yang semakin besar

Rangkaian Cerita Dia [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang