08 misunderstanding

1K 59 0
                                    

"Pasti seperti biasa, tidak jelas." Gumam Legolas kemudian pria itu memilih mematikan ponselnya dan meletakkannya diatas meja.

Legolas kembali fokus terhadap tumpukan berkas yang kini menjadi tanggung jawabnya untuk segera pria itu selesaikan. Oh fyi, Legolas tidak menjawab panggilan Clarissa yang sebanyak itu bukan karena ia malas atau apa, namun karena memang ponsel Legolas masih dalam mode silent setelah rapat sore tadi sehingga pria itu tidak tau sama sekali ada panggilan masuk dan hanya terfokus pada berkas-berkasnya.

.
.
.

Keesokan paginya
Clarissa duduk termenung di kantin sendirian. Hari ini Maria tidak bisa hadir untuk kelas karena ia ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggal itulah sebabnya Clarissa terduduk sendirian disana menunggu kelas pagi dimulai. Gadis itu berangkat sangat awal karena ia merasa sangat muak berada dirumahnya sendiri. Mungkin kampus menjadi pelariannya pagi ini.

Luka diwajahnya pun nyaris tak terlihat karena make up. Namun jika seseorang melihat kedua punggung tangannya mungkin mereka akan menemukan bekas keunguan disana. Gadis itu pun juga terkadang masih merintih sakit karena nyeri pada beberapa bekas luka ditubuhnya.

"Tuhan itu adil. Setelah ini pasti aku akan dapat kebahagiaan yang tak terhingga." Gumam Clarissa mencoba menggali semangatnya sendiri.

Clarissa menidurkan kepalanya diatas meja itu dengan lengannya sebagai bantalan. Helaan nafas terdengar cukup berat dari dirinya. Dirinya mengharapkan ketenangan dari suasana kantin yang masih cukup sepi. Namun seolah takdir tak mengizinkannya mendapat ketenangan itu, tiba tiba beberapa orang dengan salah satu diantara mereka menarik lengan Clarissa cukup kasar.

"HEH JALANG!" Teriak seseorang itu yang Clarissa tau bernama Alora. Seorang gadis yang juga suka sekali mendekati Legolas. Alora dan gengnya adalah salah satu kelompok yang menggilai Legolas bahkan mereka tak segan melabrak mahasiswi lain yang juga mengagumi Legolas secara terang-terangan.

Clarissa yang merasa bingung sekaligus kesal karena dipanggil seperti itu oleh Alora pun berdiri. Raut sedih gadis itu hilang entah kemana digantikan dengan raut datar dan kesalnya.

"Jaga ucapanmu Alora. Apa yang membawamu kesini?" Kata Clarissa

Alora maju selangkah mendekati Clarissa, gadis itu bersedekap dada memandang Clarissa dari atas hingga bawah dengan tatapan menghina. Sementara kedua teman Alora pun juga bersedekap dada dibelakang Alora.

"Apa yang kamu lakukan dengan Mr Legolas di Ulleries Club? Kamu berusaha menggodanya kan?! Apa yang kamu berikan padanya? Tubuhmu ini?!" Ucap Alora dengan telunjuknya yang kemudian menoyor kepala Clarissa.

Clarissa mengepalkan tangannya berusaha menahan amarahnya. Gadis itu menenangkan dirinya sebelum kemudian berbicara.

"Aku tidak pernah melemparkan tubuhku sendiri pada siapapun meski aku menyukainya Alora! Aku tidak sepertimu yang bahkan mengirim foto telanjangmu pada Mr. Legolas!"

Alora melotot terkejut akan apa yang Clarissa katakan. Gadis itu tak menyangka bahwa Clarissa mengetahui hal itu. Emosi semakin terlihat jelas di wajah Alora. Jika Clarissa mengetahui hal ini, bukankah berarti Legolas memberi tau gadis itu atau bisa juga Clarissa yang membuka ponsel Legolas? Sedekat apa hubungan mereka?, pikir Alora memanas.

Melihat Clarissa yang membalikkan badan berniat pergi dari sana. Alora menarik tangan Clarissa mencoba menahan gadis itu untuk tetap tinggal. Clarissa menggigit bibir bawahnya menahan sakit ditangannya yang belum sembuh justru kini ditarik oleh Alora.

"Lepas!" Ucap Clarissa sembari menarik tangannya dari genggaman Alora.

"Sedekat apa hubunganmu dengan Mr. Legolas?!"

"Sedekat nadi." Jawab Clarissa asal

"Al, ini cewe keliatan polos tapi kelakuan liar banget! Udah pasti menjual tubuhnya untuk Mr. Lego!" Seru Candy, salah satu teman Alora yang sedari tadi menyimak. Gadis itu berusaha mengompori keadaan yang memang sudah panas menjadi lebih panas.

Beberapa mahasiswa pun kini berkumpul menonton mereka. Ada yang merekam ada pula yang mulai berdesas desus tak enak mengenai mereka.

"Argh!" Ringis Clarissa saat rambutnya dijambak oleh Alora.

"Jangan pernah mendekati Mr. Lego. Dia milikku jalang!" Ucap Alora

"Milikmu? Cih. Mimpi saja kamu!" Ucap Clarissa tak terima.

Alora kemudian menoleh kebelakang memberi kode pada Candy dan Sera temannya untuk memegangi kedua tangan Clarissa. Mendapat perlakuan seperti itu tentu Clarissa mencoba memberontak namun tenaganya tak cukup untuk mengalahkan dua orang yang kini memegang kedua tangannya.

Sementara orang disekitar mereka hanya menonton tanpa berani membantu Clarissa. Mereka tau siapa Alora dan tak ada yang berani mengusik mereka. Alora juga merupakan anak dari wakil rektor kampus ini. Banyak orang yang sudah terbully oleh Alora namun saat mereka membela diri justru mereka yang tiba-tiba dikeluarkan dari kampus.

"Lepas sialan!!" Teriak Clarissa tak terima

"Tidak semudah itu bodoh!"

Plak!

Clarissa mendapat satu tamparan di pipi kanannya. Rasa panas pun mulai menjalar memenuhi sisi wajahnya. Belum sempat gadis itu memahami situasinya, Alora kini menggunting rok Clarissa membuat rok itu menjadi lebih pendek dan terpotong tak beraturan.

"Aku hanya memberimu peringatan kecil. Jika kamu masih berusaha mendekati Mr. Lego aku tak akan segan mempermalukanmu lebih dari ini." Ucap Alora kemudian Candy dan Sera melepaskan tangan Clarissa.

Clarissa masih terdiam. Namun saat netranya melihat Alora dan teman-temannya akan pergi gadis itu justru menarik tangan Alora membuat gadis itu mendekat. Clarissa menampar pipi Alora cukup keras membuat beberapa orang disekitar mereka terkejut akan keberanian Clarissa.

"ITU UNTUK KAMU YANG MEMANGGILKU DENGAN TAK SOPAN! AKU. BUKAN. JALANG." teriak Clarissa menggelegar.

Tanpa memberi Alora waktu untuk menjawab, Clarissa kembali melayangkan tamparan diwajah Alora. Semuanya terjadi begitu cepat bahkan Alora dan teman-temannya belum sempat bertindak apapun saat Clarissa melayangkan tamparan kedua.

"Dan ini untuk-"

"Apa yang kamu lakukan!" Ucapan Clarissa terpotong saat suara berat menusuk itu masuk diantara mereka.

Semuanya menoleh kesumber suara, disana Legolas dengan pakaian formalnya berjalan mendekati keempat orang yang sedang berkonflik itu. Legolas menatap tajam Clarissa.

"Hiks.. Mr. Lego.. Clarissa menampar saya karena saya mengagumi anda. Dia tidak terima jika saya juga menyukai anda."

Berilah tepuk tangan untuk acting Alora saat ini. Selain actingnya yang luar biasa, Legolas pun kini menatap Clarissa tak percaya. Candy dan Sera pun juga memberikan validasi akan apa yang diucapkan Alora sebelumnya. Bahkan saat Legolas menatap kerumunan sekitar mereka semua tutup mulut tanpa memberi tau yang sebenarnya pada Legolas.

"Minta maaf pada Alora." Ucap Legolas kemudian dengan nada dinginnya.

Clarissa menggeleng pelan berusaha mengatakan melalui matanya bahwa ia benar-benar tidak bermaksud seperti apa yang diucapkan Alora barusan.

"Minta maaf!!" Bentak Legolas membuat Clarissa dan orang disekitar sana terkejut. Bahkan kini Alora diam-diam tersenyum kemenangan.

"Ol- Mr. Lego.. aku tidak melakukan-"

"Jangan seperti gadis kampung dengan bertindak kampungan seperti itu. Semua orang melihatmu menamparnya! Minta maaf sekarang juga."

Mata Clarissa berkaca-kaca. Gadis itu sekarang mati-matian menahan tangisannya. Clarissa bisa saja sok kuat tadi, tapi sekarang hatinya benar-benar hancur. Legolas bahkan tak menanyakan kebenarannya terlebih dahulu pada dirinya dan langsung mempercayai ucapan Alora begitu saja.

"Aku tidak akan sudi meminta maaf untuk sesuatu yang tidak aku lakukan Mr. Lego! Aku benar-benar muak dengan kalian semua!"

Clarissa pergi dari sana meninggalkan Legolas yang kini menghela nafasnya kasar. Namun dirinya terkejut saat melihat lebih detail rok Clarissa tampak sobek tak beraturan. Sial, dirinya merasa bersalah seketika memahami situasi yang sebenarnya.

.
.
.

LEGOLAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang