19 - His attention

693 66 2
                                    

Sudah sebulan Clarissa tinggal di mansion Legolas. Selama itu pula Legolas tidur diatas sofa panjang yang ada di kamarnya. Meski beberapa kali Clarissa menyuruhnya untuk bertukar tempat dengannya pria itu justru mengomelinya untuk tetap diam dan tidur diatas ranjang. Jelas Legolas tak akan membiarkan gadis itu tidur diatas sofa, biar saja ia yang tidur disana.

Sebenernya bisa saja pria itu tidur dikamar lain, namun dalam benaknya ia tak ingin berjauhan dengan Clarissa. Ia juga ingin mengawasi gadis itu secara langsung, takut-takut terjadi sesuatu diluar pengawasannya. Selain itu, selama seminggu ini Clarissa dapat merasakan sikap yang luar biasa hangat dari sosok Legolas, perhatian yang pria itu tunjukkan serta semua kata-kata penenang pria itu membuat hati Clarissa merasa nyaman.

"Aku bisa gilaa. Lupakan lupakan Clarissa. Itu hanya bentuk kasihan yang ia tunjukkan padamu." Ucap Clarissa pada dirinya sendiri sebelum kemudian membuka knop pintu kamar mandi dan keluar dari sana.

Gadis itu dikejutkan dengan Legolas yang kini duduk diatas sofa dengan bawahan hitam dan kemeja putih yang ia buka dua kancing teratas. Bahkan pria itu melipat lengan kemejanya hingga memperhatikan tangan kekar pria itu. Pria itu kini menatapnya dengan senyum menghiasi wajahnya.

'tampan sekali!.' batin Clarissa tanpa sadar

"Kamu sudah pulang." Ucap Clarissa kemudian setelah menyadarkan dirinya sendiri. Semalam Legolas tak kembali ke mansion karena harus mengurus suatu pekerjaan yang Clarissa tak tau apa dan siang ini pria itu baru kembali.

"Kemari" ucapnya menyuruh Clarissa mendekat.

Clarissa pun mengangguk dan berjalan mendekat. Saat ia akan mendudukkan dirinya di tempat kosong disamping Legolas, pria itu justru menarik pergelangan tangan Clarissa hingga membuat gadis itu jatuh terduduk diatas pangkuan Legolas.

"Duduk disini, aku merindukanmu." Ucap Legolas.

Clarissa yang akan berdiri pun tertahan pergerakannya karena tiba-tiba pria itu memeluknya dengan begitu erat.

"Ol-olas." Ucap Clarissa

"Sshh.. diamlah. Aku begitu merindukanmu." Bisik Legolas ditelinga Clarissa membuat gadis itu terdiam dengan jantung yang kini berdegup begitu kencangnya.

Legolas menyembunyikan wajahnya diceruk leher Clarissa. Menghirup aroma strawberry dari tubuh gadis itu yang sungguh hampir membuatnya gila. Clarissa benar benar membuatnya kecanduan akan aroma tubuhnya. Keduanya terdiam dengan posisi seperti itu. Legolas tampak masih sibuk memeluk dan menikmati candunya sedangkan Clarissa tampak sibuk menetralkan degup jantungnya.

"Olas.." panggil Clarissa memecah keheningan.

"Hm?" Balas pria itu tanpa berniat menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Clarissa.

"Aku rasa, aku harus pulang sekarang. Aku sudah sembuh dan aku juga harus melanjutkan kuliahku. Jika terus berdiam diri disini membuatku tak nyaman." Ucap Clarissa kemudian.

Clarissa dapat merasakan pelukan pria itu semakin mengerat setelah ia mengatakan itu. Bahkan dapat Clarissa rasakan nafas Legolas yang semakin memberat.

"Disini rumahmu." Ucap Legolas tertahan.

Clarissa yang tak yakin akan ucapan Legolas pun meminta pria itu mengatakan ulang apa yang baru saja ia katakan.

"I said this is ur home." Jawab Legolas sembari menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Clarissa dan menatap mata gadis itu dalam.

(Aku bilang ini rumahmu.)

"Maksudmu?" Tanya Clarissa lagi. Gadis itu tak cukup dapat memahami ucapan Legolas. Apa maksud pria itu mengatakan ini rumahnya? Jelas jelas ini bukan rumahnya. Ia hanya menumpang disini.

"Sejak kamu menginjakkan kaki di mansion ini, dirumah ini, kamu menjadi bagian dari rumah ini. Inilah rumahmu sekarang. Aku tak akan mengizinkanmu kembali kerumah lamamu." Ucap Legolas

"Em.. terimakasih karena sudah membantuku sejauh ini.. namun kamu tidak perlu sampai memintaku tinggal disini dalam waktu yang lama Olas. Aku benar-benar sudah merepotkan mu selama satu minggu ini dan kurasa sekarang aku sudah sembuh dan bisa kembali ke ketempat asalku." Ucap Clarissa begitu merasa tak enak pada Legolas yang bahkan kini menyuruhnya untuk tinggal disana dan menganggap rumah ini sebagai miliknya.

"Kembali ke tempatmu? Kamu pikir aku akan membiarkanmu kembali kesana? Ke sekeliling orang yang berusaha menyakitimu hampir setiap saat? Aku tak akan melepas mu." Ucap Legolas

Kini dapat Clarissa lihat tatapan Legolas yang berubah menjadi tajam, rahang pria itu tampak mengeras. Kenapa Legolas sampai sejauh ini menahannya untuk tetap tinggal disini? Clarissa mulai merasa janggal akan hal itu.

Akhir-akhir ini Clarissa memang merasa bahwa Legolas mengubah sikapnya karena rasa kasihan, namun disisi lain Clarissa dibuat bingung dengan sikap Legolas yang clingy. Seringkali memeluk gadis itu ataupun melayangkan kecupan singkat diwajahnya. Apakah Legolas menyukainya?, tidak mungkin Rissa! Sadar. Namun apakah Legolas hanya bermain-main dengannya ditengah rasa kasihan yang pria itu rasakan padanya? Clarissa sungguh tak tau dan tak ingin asal menebak. Gadis itu mengenyahkan pikiran negatif mengenai Legolas dan kembali memasukan afirmasi positif diotaknya mengenai Legolas.

"Jika kamu khawatir orang tuaku akan memukuliku lagi, aku bisa tinggal sementara dirumah sahabatku Maria. Aku akan bekerja paruh waktu dan menyewa tempat tinggal setelahnya. Setidaknya aku harus keluar dari sini karena aku sudah merepotkan mu. Bagaimanapun kita itu asing Olas. Aku bukan temanmu, aku bukan... Kekasihmu, kita hanya sebatas dosen dan mahasiswa."

"Tidak, kamu tidak akan kemana-mana. Cukup tinggal disini, nikmati semua fasilitas yang ku berikan. Jika bosan kamu bisa menelpon Maria untuk mampir kesini dan sementara waktu kamu masih cuti kuliah."

Clarissa menyerngitkan dahi sedikit tak suka dengan ucapan Legolas yang terkesan tak ingin di bantah.

"Tapi Olas, ah sudah aku harus benar-benar pulang hari ini. Aku tak bisa disini." Ucap Clarissa tak ingin berdebat dan kemudian berdiri tanpa dihalangi pria itu.

"Jangan keras kepala Riri." Ucap Legolas dengan suara beratnya.

"Kamu tidak ada hak untuk melarangku Olas. Meski kamu menolongku sebanyak ini, kamu tidak ada hak untuk itu. Keputusan ku sudah bulat untuk kembali kerumah."

Dapat Clarissa lihat kilatan amarah yang kini terpancar dari mata Legolas menghunus kearahnya. Pria itu sungguh tak bisa membayangkan gadis itu pergi darinya dan kembali ke rumah orang tua gadis itu ataupun kerumah sahabatnya. Gila saja jika ia membiarkan itu terjadi, sudah bertahun-tahun Legolas menunggu dan kini ia akan ditinggalkan?

Lagipula, kenapa gadisnya itu mau kembali ke sana kalau mereka menyakitinya? Sedangkan disini ia berusaha keras untuk membuatnya bahagia! Pria itu kemudian mengangkat tangannya dan memegang dagu Clarissa memaksanya untuk menatap matanya. Senyum yang sangat tipis itu muncul dari wajah tampannya.

"You're not going anywhere. You're staying here." Ujar Legolas sebelum kemudian melepas tangannya dari dagu Clarissa dan berjalan keluar dari kamar tanpa menghiraukan keluhan gadis itu. Pria itu tak ingin memperlihatkan amarahnya didepan gadis itu, ia tak ingin melukainya jadi ia memutuskan untuk pergi dari sana.

(Kamu tidak akan pergi kemana-mana. Kamu tinggal disini.)

Clarissa yang kini mengikuti Legolas pun tercegat hanya sampai didepan pintu kamar itu saja karena saat ia akan melewati pintu itu dua pria berbadan besar yang entah sejak kapan berdiri disana menghalangi jalannya dan menutup pintu itu rapat. Bahkan orang orang itu menguncinya dari luar. Clarissa benar-benar kebingungan serta merasa marah sekarang.

.
.
.

LEGOLAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang