2

198 38 4
                                    

"Udah mama jangan nangis, ini Aby pigi cari sekarang" ucap Aby

Andini menangis sementara Theresa tetap santai seolah hal tersebut sudah berulang kali terjadi

"Hiks, harus cari dimana lagi hiks" tangis Andini terdengar pilu

Theresa menepuk punggung Andini berusaha menenangkan, "udah itu anak mah kek badak, ga bakal kenapa napa" ucap Theresa sukses membuat tangis Andini berubah menjadi kekehan kecil

"Kok kamu santai banget sih?!" Ucap Andini tak terima dengan perlakuan Theresa yang terlewat santai

"Nanti juga balek" ucap Theresa meski hatinya agak jedag jedug mengingat ini di Banda Aceh, bukan tempat tinggal mereka

"Aby cariin Cellestine gih" ucap Andini masih dengan mata sembabnya

"Aby pergi dulu ya, mama sama tante jangan keluar keluar oke?" Ucap Aby diangguki Andini

Aby menghela nafas kemudian mengambil kunci mobil. Ia bergegas ke garasi dan pergi mencari Cellestine. Gadis merepotkan, pikirnya

Aby mengelilingi Banda Aceh, ia juga turun ke beberapa tempat ramai untuk menanyakan keberadaan sang gadis bermodalkan foto yang ia dapatkan dari Google

Cellestine memang cukup terkenal hingga wajahnya mampu terpampang di Google, hal tersebut dikarenakan ia yang mengikuti sejumlah perlombaan internasional hingga mengharumkan nama Indonesia

"Kemana sih" gerutu Aby memukul setir dengan kencang

Ia membuka hp berniat memberi pesan kepada ibunya namun bersamaan dengan itu ibunya menelfonnya

"Halo Ma?" Tanya Aby

"Aby! Pulang ya, Cellestine udah balik" ucapnya sukses membuat beban di tubuh Aby terangkat sempurna

"Oke Ma" jawab Aby kemudian mematikan telfon

Ia mengatur nafasnya, kemudian berdecak mengingat betapa gila tingkah gadis itu. Ia langsung saja memutar setir setelah kurang lebih 3 jam melancarkan aksinya.

Aby menatap gadis itu dingin, ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Pria itu langsung saja menaiki tangga bahkan mengabaikan sang ibu begitu saja.

"Cellestine istirahat gih, masih sakit ga?" Tanya Andini melihat lutut Cellestine yang sedikit memar dan luka

Cellestine menggeleng kemudian tersenyum

"Ga tante, makasih ya tante" jawabnya begitu sopan, tidak seperti biasanya

Langsung saja senyuman di wajah tersebut hilang kala kepalanya bergeser ke samping akibat toyoran keras dari Theresa sang ibu.

"Kamu bikin flight mama batal tau ga?! Gimana mau ditinggal di Banda Aceh kalo tingkah kamu masih gila kayak gini" cerocos sang ibu sungguh kesal

Ia tak habis pikir dengan apa yang dilakukan sang anak, jika suaminya ada maka habislah Cellestine saat ini. Apalagi Cellestine sampai membuat Andini menangis dan Aby kesulitan mencarinya selama 3 jam.

"Kamu tau ga, Aby cariin kamu sampe 3 jam. Hp ga aktif, main kabur kabur an. Hebat kamu?!" Bentak sang ibu

Cellestine hanya diam dengan wajah menunduk, ia mengakui dirinya salah. Hanya saja ia tidak betah berada di dalam sana, apalagi pandangan para lelaki yang menurutnya sangat menjijikkan.

"Udah, sabar.." ucap Andini begitu lembut, ia menenangkan Theresa yang tampak naik pitam

"Besok pagi mama berangkat, pokoknya kalo sampe mama denger kamu macem macem" Theresa memperingati dengan wajah serius

"Jangan harap kamu dapat warisan sepeserpun" lanjutnya kemudian memilih untuk pergi ke dapur untuk mengambil minum

Cellestine hanya diam menatap kuku kuku kakinya yang menghitam akibat terkena tanah

Ia juga diam diam mengusap pipinya yang terkena lelehan air mata. Namun hal tersebut tak luput dari pandangan Andini. Langsung saja Andini memeluk Cellestine kemudian membelai punggungnya lembut.

"Lain kabarin ya sayang, jangan main pergi gitu aja. Ok?" Ucap Andini

"Maafin Cecel ya tante" ucap Cellestine dengan suara bergetar akibat menahan tangis

Flashback

"Bang ini kora kora?" Tanya Cellestine melihat wahana berbentuk naga bergerak seperti kora kora yang ada di Dufan

"Iya dek, kalo mau naik tunggu yang ini turun" jawab sang Abang sembari mendorong Kora kora tersebut agar terus bergerak

Cellestine agak bergidik ngeri membayangkan beberapa hal yang mungkin terjadi. Namun setelah para penumpang turun dengan wajah bahagia ia langsung saja menunjukkan wajah sumringah

"Saya mau naik bang" ucap Cellestine menyerahkan uang 100.000

"Ga ada uang kecil dek?" Tanya Abang tersebut sambil merogoh kantong

"Berapa emang pak?" Tanya Cellestine

"10 ribu" jawab Abang tersebut

"Yaudah saya mau naik 10 kali" jawab Cellestine sontak membuat Abang tersebut kaget

"Yakin dek?" Tanyanya ragu

"Iya bang, bisa kan?" Tanya Cellestine diangguki Abang tersebut

"Mantap" Cellestine tersenyum kemudian mulai menaiki kora kora tersebut

Beberapa anak kecil juga ikut naik, ada juga sepasang kekasih muda yang menaiki wahana tersebut

Cellestine berpegang erat pada besi yang ada di depannya. Kemudian menatap takjub Abang kora kora lain yang duduk di kepala naga kora kora tersebut

Ia pikir Abang tersebut hanya duduk sebentar, namun saat kora kora bergerak ia semakin takjub. Abang tersebut bahkan tak segan melepaskan tangan, hal tersebut membuat Cellestine merasa tertantang.

Jantung Cellestine rasanya seperti ingin berhenti tatkala kora koranya bergerak semakin cepat, tapi ia menikmatinya dengan berteriak sepuasnya

Tak lupa satu tangannya menahan dress miliknya yang hampir terbang akibat pergerakan kora kora yang sangat cepat.

Kora kora pun berhenti, beberapa penumpang turun diganti dengan penumpang lain. Cellestine tetap duduk masih dengan wajah bahagianya. Ia siap untuk ronde selanjutnya, lalu kora kora pun kembali bergoyang.

Sekitar 10 menit berlalu, kini ke sembilan kalinya Cellestine duduk. Kepalanya sudah mulai puyeng, namun dirinya menolak turun dan tetap duduk di kora kora untuk ronde terakhir yang ia bayar.

"Ini yakin dek lanjut? Abang ada kembalian nih" ucap Abang tadi sambil memamerkan uang 10.000

"Jalan terus bang buruan" jawab Cellestine

Abang tersebut langsung mendorong kora kora tersebut, Cellestine tidak lagi berteriak. Ia sibuk memegang kepalanya yang terasa pusing, perutnya juga mual. Sepertinya ia akan segera muntah.

Melihat hal tersebut si Abang langsung saja memberhentikan kora kora. Cellestine buru buru turun, namun heels yang ia gunakan membuat langkahnya tidak seimbang hingga Cellestine terjatuh begitu saja di rumput blang padang yang sedikit berbatu

Ia meringis merasakan sakit di area lututnya akibat mendarat dengan lutut. Ia memperhatikan lututnya yang berdarah dan sedikit memar.

"Aduh adek, gimana ini" panik si Abang kora kora menghampiri Cellestine yang terjatuh mengenaskan

"Bentar bang saya mau- huek" ucapan Cellestine terpotong akibat mual yang tak dapat lagi ia tahan

"Yaallah adek" Abang itu tak habis pikir dengan kelakuan gadis cantik didepannya

"Adek pulang sana gih, naik grab kek apa kek" ucap si Abang melihat kondisi Cellestine

"Hp saya lowbat pak, pinjam hp dong" ucap Cellestine sukses membuat Abang kora kora tersebut mendengus

Flashback End

***

TBC
Voment euy

CEGIL GUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang