8

194 36 5
                                    

"Cecel keknya sedih banget,Tadi papa lihat matanya udah bengkak itu" ucap Anthoni yang langsung ke rumah sakit setelah mendapat kabar dari Aby bahwa istrinya pingsan

"Biarin" ketus Aby, kini keduanya berada di dalam ruang rawat, Andini sudah tidur setelah tadi meminum obat.

"Kamu pigi nyusulin ke kantin gih, dia kan ga tau apa apa kamu ya jangan salahin" ucap Anthoni

Aby hanya mendengus tak peduli, rasanya ia masih sangat kesal dengan gadis yang dipanggil Cecel itu

Flashback

"Cel, ambilin tante susu dong" ucap Andini menyuruh Cellestine karena kedua kakinya masih dipijat mesin

Cellestine dengan senang hati membuka kulkas dan menuangkan susu oat yang biasa ia minum ke dalam gelas

"Makasih sayang" ujar Andini kemudian meneguk isi gelas tersebut

"Kok badan tante gatal ya, tante pigi ambil salep bentar ya" ujar Andini yang wajah dan tangannya sudah muncul ruam kemerahan

Andini mematikan mesin kemudian bangkit, baru saja ia akan melangkah tubuhnya langsung jatuh di lantai. Cellestine segera berjongkok kemudian pintu terbuka, tampak Aby berteriak memanggil sang ibu yang sudah tak sadarkan diri

"Ibu Andini tidak apa apa, kondisinya sudah stabil. Pasien hanya alergi biasa, tolong lain kali diperhatikan lagi kandungan makanan/minumannya" ucap sang dokter diangguki Aby

"Mama saya sekarang dimana dok?" Tanya Aby

"Sudah di ruang rawat, suster tolong anterin" ucap dokter menyuruh suster mengarahkan Aby

Begitu keluar dari ruangan dokter mata Cellestine langsung terbuka, ia mengikuti langkah Aby yang ia duga sedang menuju ke ruang rawat Andini

"Lo tunggu diluar" ucap Aby dingin membuat langkah Cellestine terhenti

Ia menggigit bibirnya kemudian memutuskan untuk pergi sebelum pria itu semakin marah, ternyata ia salah menuang susu. Andini bermaksud untuk menyuruh Cellestine menuang susu fresh milk namun ia lupa susu fresh milk sudah habis karena Aby bawa ke sekolah tadi pagi.

Cellestine melangkahkan kaki ke kantin, ia kembali meneteskan air matanya. Kemudian duduk, tak lupa ia memesan makanan dalam jumlah banyak. Ia harus mengembalikan moodnya sebelum minta maaf kepada keluarga pria itu. Haruskah ia kembali ke Jakarta? Ia mulai lelah disini.

"Mama masih gatel?" Tanya Aby begitu masuk ke ruangan

Andini menggeleng kemudian malah bertanya

"Cecel mana?" Tanyanya dengan suara serak

Aby kembali mendengus kemudian mengalihkan topik

"Mama kok bisa sampe alerginya kambuh?!" Tanya Aby dengan nada penuh tuntutan

Andini hanya meringis, "mama lupa fresh milk di kulkas udah habis buat kamu sarapan, jadi karena Cecel ga tau dia tuangin mama oat milk keknya" ucapnya membuat Aby kembali mendengus

"Cih, emang ga becus dia. Udah mama tidur lagi aja, minum obat dulu" dengan lembut Aby menyerahkan segelas air dan pil obat yang diresepkan dokter

"Makasih sayang, jangan salahin Cecel ah. Kan dia Gatau mama alergi oat" ujar Andini tak dipedulikan Aby

Flashback end

Cellestine mengambil ponsel di sakunya kemudian mengetik sebuah nama disana

"Halo Ma" ucap Cellestine lesu begitu Theresa mengangkat panggilan

"Tumben, napa" tanya Theresa

"Cecel mau pulang aja" ucap Cellestine terdengar sangat pasrah

"Kenapa tiba tiba? Keknya papa kamu tuh dah seneng banget ga ada kamu. Jangan pulang lah, disana aja" ucap Theresa yang niatnya bercanda. Namun Cellestine malah menanggapinya dengan serius

"I think both of you live happier without me" lirih Cellestine

"Of course, we live peacely without your problems" ucap Theresa sukses membuat hati Cellestine mencelos dalam

"Berarti Cecel beneran ga boleh pulang ya?" Tanya Cellestine

"Ya, dua tahun. Ga ada acara balik liburan kesini, dua tahun ga boleh kamu ganggu mama papa Ok?" Ujar Theresa

"Ya" ujar Cellestine kemudian mematikan sambungan, ia memejamkan mata lelah.

Padahal ia kini sudah rindu dengan keduanya, apa mereka tidak?

***

Sepasang kaki terus melangkah di tengah keramaian bandara, laki laki tersebut menggunakan kaca mata hitam yang bertengger manis di wajahnya. Ia tersenyum menatap kota yang ia injak.

"I'm back sweetie" gumamnya kemudian berjalan dengan bangga ke dalam sebuah taxi biru yang ia pesan

"Pak ke seutui ya" ujarnya meminta sang supir membawanya ke sebuah hotel yang sudah ia pesan untuk dapat ia tinggali selama 5 bulan.  Jangan tanya betapa kaya dirinya, karena ia sendiri kurang tahu.

***

Andini sudah boleh pulang, ia diantar pulang oleh Aby dan juga Anthoni. Aby tidak menemukan Cellestine jadi ia pikir gadis itu merajuk dan pulang duluan.

"Kamu pigi periksa Cecel dulu gih" suruh Anthoni sambil menggandeng sang istri ke kamar

Aby mengangguk kemudian mulai mencari Cellestine di kamar gadis itu, kosong. Itu hal pertama yang ia temui kala membuka pintu, mungkin gadis itu merengek dan mencari hiburan.

Aby memutuskan untuk turun ke dapur tanpa memperdulikan keberadaan Cellestine. Ia mengambil minum kemudian meneguknya.

Krak

Suara pintu terbuka segera menyadarkan Aby bahwasanya gadis yang ia cari sudah pulang. Tampak Cellestine pulang dengan kedua kaki yang sudah berdebu dan menghitam mungkin karena berjalan dengan menggunakan selop seadanya, apalagi cuaca diluar sedang hujan. Astaga! Pria itu baru sadar diluar sedang hujan

Cellestine menatap Aby yang kini berdiri di depannya dengan tatapan bersalah, Cellestine berjalan melewati pria tersebut. Menaiki tangga dengan tidak semangat, kemudian memasuki kamar tak lupa menguncinya.

Aby menelan ludah merasakan atmosfer yang berbeda dari gadis itu, pulang dengan pakaian dan rambut basah, sedikit luka di tangan dan pelipis gadis itu dan luka goresan yang cukup banyak di kakinya, bahkan tadi gadis itu berjalan dengan pincang. Apa yang terjadi padanya?

Aby kemudian naik, ia akan memasuki kamarnya. Namun wajah gadis itu kembali terbayang di pikirannya, langsung saja ia memasuki kamar gadis itu tanpa mengetuk pintu.

"Astarghfirullah" ucap Aby menutup kedua mata kala melihat Cellestine hanya berbalut Bathrobe

"Ngapain lo masuk? Keluar" ucap Cellestine dingin

"Lo kenapa bisa luka?" Bukannya menuruti permintaan Cellestine Aby malah bertanya

"Bukan urusan lo, buruan keluar" ketus Cellestine membuat Aby keluar dengan tetap menutup kedua matanya

Langsung saja ia menutup pintu dan kabur ke kamarnya.

TBC
Voment, 40 vote lanjut

CEGIL GUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang