One step closer
I have died everyday waiting for you
Darling, don't be afraid, I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand moreCellestine tidak jadi ke sekolah, ia malah pulang dan memutar CD yang biasa ia putar kala dirinya merasa jenuh.
Alunan lagu A Thousand Years terdengar mengiringi sepasang pengantin yang sedang berjalan dengan senyum di wajah masing masing. Keduanya tampak serasi dengan pakaian pengantin mereka.
Wijaya tampak tersenyum hingga memamerkan lesung pipinya yang dalam, begitupun dengan Theresa yang tampak menggenggam erat tangan Wijaya. Keduanya tampak bahagia, tidak seperti pasangan yang dijodohkan.
Cellestine tersenyum menatap bagaimana tatapan cinta yang diberikan oleh mereka satu sama lain, matanya perlahan mengeluarkan tetesan air mata. Ia menyadari betapa tulusnya cinta yang mereka miliki sebelum dirinya lahir dan mengacaukan segalanya.
Karena lelah Cellestine tanpa sadar tertidur masih dengan televisi yang hidup menayangkan CD yang belum ia matikan.
"Cel kok udah pulang-" Andini langsung diam kala melihat Cellestine tertidur di sofa dengan meringkuk
Ia mengintip isi kamar Cellestine karena bunyi televisi, ia pun masuk berpikir untuk mematikan televisi tersebut.
Andini tersenyum kecil melihat tayangan di televisi tersebut, apakah gadis ini home sick? Kasihan pikirnya
Andini pun mematikan TV dan menyelimuti Cellestine sebelum keluar
***
"Jengg, anakmu itu loh. Keknya kangen sama kamu" Ucap Andini di sebrang telepon, ucapan Andini sontak dijadikan bahan tawa oleh Theresa
"Mana mungkin jeng, justru dia tuh seneng. Bisa bebas katanya" ucap Theresa mengingat perkataan Cellestine beberapa tempo hari yang lalu
"Ga mungkin lah, orang dia nontonin dokumentasi kamu nikah sampe ketiduran" ucap Andini sontak membuat Theresa diam tak berkutik
"Dia masih simpan rupanya" ucap Theresa tersenyum miris
"Kamu kasih dia buat disimpan ya? kenapa ga dicopy aja sih jeng 2 biji. Biar kamu bisa nonton juga kalo bosen, aku loh dah nonton sampe 100 kali lebih keknya" ucap Andini cerocos, Theresa hanya diam, toh Andini memang tidak tahu tentang hubungannya dengan suaminya yang mulai renggang.
"Eh si ganteng udah pulang, matiin dulu ya jeng" Ujar Andini kemudian mematikan telfon kala Aby pulang dengan tempat bekal kuning di tangannya
"Mana Cellestine?" tanya Aby dingin
"Salamnya mana ih? ga sopan" tegur sang ibu yang kaget dengan nada suara Aby yang terdengar sangat marah
"Maaf ma, Aby tanya Cellestine dimana?" Tanya Aby berusaha sopan meski sedang diraup emosi besar
"Di kamar, kamu kenapa tenteng bekal yang mama buat untuk dia?" tanya Andini dihiraukan oleh Aby, langsung saja Aby naik dan memasuki kamar Cellestine tanpa mengetuk.
Aby mendecih kala menemukan Cellestine tertidur nyenyak dengan selimut membungkus tubuh kecilnya, langsung saja Aby membangunkan gadis itu dengan menjepit hidungnya serta menutup mulutnya
Tak lama, Cellestine langsung memberontak kemudian terbangun. "APAAN SIH?! LO MAU GUE MATI?" bentak Cellestine lantaran ia sangat kaget
"Lo bisa tau diri ga sih jadi cewek? udah dikasih tempat tinggal gratis, makanan listrik semua dibayarin. Lo cuman perlu sekolah aja yang bener, susah?!" Ucap Aby menghakimi Cellestine yang diam
"Ini lagi, papa gue sengaja anterin bekal buat lo. Tapi lo malah kabur ga jelas, please behave well. Jangan jadi beban buat keluarga gue" kesal Aby membanting tempat bekal kuning tersebut ke lantai dan meninggalkan kamar Cellestine
"maaf udah ngerepotin keluarga lo" lirih Cellestine saat Aby telah keluar dari ruangannya, ia sama sekali tidak marah atas perlakuan Aby. Justru ia merasa sangat bersalah mengetahui Andini telah membuatkan bahkan mengantarkan bekal untuknya
Cellestine memejamkan mata kesal, kesal karena sekarang ia diliputi rasa bersalah yang menyeruak ke seluruh inti dirinya.
***
Andini menatap Aby juga Cellestine yang sepertinya terlibat perang dingin, tak biasanya Cellestine hanya diam menatap kangkung di depannya. Biasa ia akan berebut dengan Aby, namun hari ini keduanya tampak enggan untuk sekedar melihat kangkung itu.
"Cecel sama Aby kok ga makan kangkungnya? kasian loh mama capek buatnya" tegur Anthoni menyadari sikap aneh keduanya
"Cecel takut mencret kangkung om" ujar Cecel berhasil membuat ketiganya berhenti makan
Andini dan Anthoni tertawa pelan sementara Aby menatap Cellestine jengkel
"bercanda tau tempat" tegur Aby tak diindahkan Cellestine
Gadis tersebut hanya memutar matanya malas
"Aby jangan galak galak sama Cecel" tegur Anthoni dan Andini bersamaan
"Apaan sih, Aby yakin kalau Aby yang ngomong gitu pasti mama papa marah" ujar Aby benar adanya, Aby selalu diajarkan tentang etika yang baik saat berada di meja makan
"Maaf ya tante dan om, Cecel ga pernah diajarin etika di meja makan." Ucap Cellestine berusaha terdengar semenyedihkan mungkin namun hanya dibalas tatapan malas Aby
"Wijaya padahal orangnya paling ga bisa denger gituan, eh malah dapat anak kayak kamu. Lucu banget deh, tante suka banget sama tingkah kamu" Ujar Andini jujur, bahkan tas mewah 100 buah tak mampu membuatnya tertawa. Tapi cellestine berhasil membuatnya tertawa hanya bermodalkan satu dua kata.
"Yaudah kalo ga mau om yang ambil" ucap Anthoni mengarahkan garpu namun aksinya ditahan oleh tangan seorang gadis dan lelaki secara bersamaan hingga kedua tangan tersebut tertimpa satu sama lain
"Katanya ga mau" goda Andini apalagi melihat kedua orang tersebut hanya diam mematung
"Tante Cecel naik dulu ya ga enak badan" cerocos Cellestine cepat karena kepalang malu, langsung saja ia menaruh piring kotor di wastafel dan bergegas naik ke kamarnya.
Aby hanya menelan ludah atas kejadian tadi, "Aby juga naik dulu Ma" ujar Aby langsung mengikuti tindakan Cellestine tadi
"IH PAPA! KANGKUNG MAMA JADI GA ADA YANG MAKAN KAN?!!" Gerutu Andini membuat kini gantian Anthoni yang menelan ludah
TBC
Voment euy!
KAMU SEDANG MEMBACA
CEGIL GUE
RomanceCellestine Wijaya, gadis bobrok yang dikelilingi cowok ganteng.