Lubang Leon yang sudah mulai bisa menerima benda panjang nan keras masuk didalam tubuhnya, ia juga merasa keenakan ketika benda itu mengenai prostat paling dalamnya. Ia juga menggerakkan pinggulnya semakin cepat.
“Ahhh… leon! A-ku tidak tahan lagi! Aku akan cum!” Ucap Fredric. Ketika Leon mempercepat temponya.
Leon tersenyum puas. “Cum di dalam ku sayang! Isi aku dengan penuh!”
Tanpa Leon minta pun, Fredric akan melakukannya. Hingga waktunya pelepasan.
“Huuhhh…. Akhhhh….” Suara pelepasan keduanya.
Leon menjatuhkan diri di atas Fredric. Deru nafasnya bisa Fredric rasakan di kulit lehernya.
“Sayang! Kau tidak berpikir kita akan berhenti di sini kan?” ucap Fredric tepat di telinga Leon. Leon terjangkit kembali.
“Apa maksudmu?”
“Lihatlah di bawah sana?” Fredric melirik miliknya yang masih keras meski sudah keluar beberapa waktu yang lalu. “Disana masih ingin di puaskan lagi.” ucap Fredric dengan seringainya.
Leon diam sesaat. “Kau binatang!”sarkasnya. Kemudian Leon membuka ikatan yang mengikat kedua tangan Fredric dengan tubuhnya.
Fredric yang melihat itu merasa senang. Ia merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku akibat terlalu lama di terikat.
“Aku akan membersihkan tubuhku terlebih dahulu, baru setelah itu kau gantia_”
Brukkk…
“Apa yang kau lakukan?!” Sentak Leon ketika Fredric menariknya, membuatnya tertelungkup dengan kedua tangan di atas kepalanya.
“Bukankah sudah ku bilang, kita belum selesai?” Ucap Fredric di telinga Leon.
“Brengsek! Tapi aku sudah selesai!”
“Bukankah kamu sendiri yang bilang untuk mengisi mu dengan penuh?” Satu tangan Fredric mengarah di lubang belakang Leon. Memasukkan jari-jarinya disana.
“Ngghhh….” Lengkuhan Leon.
Tak butuh waktu lama, Fredric kembali mengarahkan penisnya di lubang Leon.
“Sialan! Aku baru saja cum!” Ucap Leon tapi tidak di gubris Fredric.
“Yah… dan akan ku buat kau cum beberapa kali lagi!”
“Akhhhh…. Fredric!”
“Ahhh…. Pelan-pelan!” Pinta Leon ketika Fredric bergerak begitu cepat membuatnya sulit bernafas.
“Sayang! Kemari?” Fredric menarik tengkuk Leon. Ia mencium, melumat bibir Leon dengan rakus. Menjelajahi isi rongga mulut Leon.
“Mmmhhh…. Fre-dric! A-ku tidak bisa bernafas!”
Fredric berhenti menciumi bibir Leon, kini ia membiarkan Leon bernafas dengan lega, namun ia masih terus mencumbu tubuh leon yang bisa ia akses dengan bibirnya.
“Huuugghhhh…” erangan Leon ketika Fredric mengigit belakang lehernya hingga berdarah.
“Fredric! Cepat! Lebih cepat aaahhh….” Rengeknya.
Plakkk...
“Ahhh….” Leon tersentak ketika fredric memukul pantatnya hingga membuatnya keluar seketika.
Croootttt.....
Fredric merasa senang. Rupanya tubuh Leon meresponnya dengan baik. “Sayang! Kau sudah cum? Padahal aku belum cum?”
Wajah Leon memerah karena malu. “Diamlah!” Leon menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“Sayang! Kenapa kau menutupi wajah cantik mu itu? Biarkan aku melihat wajahmu, ketika keenakan aku tumbuk seperti ini..”
“Aahhh…. Fredric! Aahhhh….”
Sambil menggenjot tubuh Leon, mata fredric melihat kearah meja, dimana mainan sex dengan beberapa jenis masih belum terpakai. Tangan fredric yang panjang kemudian mengambil borgol, lalu ia memborgol kedua tangan Leon kebelakang.
Leon tersentak dengan apa yang fredric lakukan. “Apa yang kau lakukan! Lepaskan aku!”
Fredric melepas penisnya di dalam lubang Leon. Ia kemudian membalik tubuh Leon menghadapnya.
“Sebentar sayang!” Fredric mengambil besi kecil dengan gerigi. Lalu ia liat-liat alat kecil itu keatas.
“Sayang! Apa kau pernah memakai, ini?” Tanya fredric menunjukkan alat itu.
Leon menggeleng. “Tidak! Tidak pernah. Dan aku ingin mencobanya untukmu.” Ucap Leon.
Fredric beralih pandang menatap Leon. Ia juga menampakkan smirknya.
“Kalau begitu, bagaimana jika aku mencobanya dengan tubuhmu?”
“Apah? Aku tidak mau!” Leon kaget. Itu bukan apa yang ia rencanakan. Ia sengaja membeli semua alat mainan sex untuknya ia coba di tubuh fredric, bukan tubuhnya.
“Tapi kita harus mencobanya, kan? Seperti apa kualitas dalam benda yang kau beli?”
Leon menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Jangan! Aahhh…”
Leon berteriak ketika fredric memasukkan beda runcing itu kedalam lubang Penisnya.
“Sakit…! Fredrik…!”
“Tenanglah sayang! Ini baru setengah!” Fredric kembali menekan ujung besi itu hingga mentok.
“Mmmhh… sakit!”
Setelah berhasil masuk dengan sempurna, fredric memainkan alat itu dengan memaju mundurkannya.
Bayangkan betapa ngilunya yang Leon rasakan. Membuat kakinya menegang mengikuti irama mainan tangan fredric.
Fredric mengangkat kedua kaki Leon keatas, membiarkan lubang Leon terlihat merekah di pandangannya.
“Lihatlah Leon! Lubang mu berkedut minta disi!”
Fredric mengarahkan penisnya di lubang itu kembali. Ia kembali menggempur tubuh Leon dengan keras.
“Mmmhhh…. Haaahh… fredric…! Lepaskan itu, aku ingin cum. Ku mohon!” Rengek Leon. Penisnya serasa ada sesuatu yang ingin keluar, tapi tidak bisa karena ada benda yang menghalanginya.
“Baiklah. Tapi ada syaratnya?” Fredric mengajukan syarat apabila besi kecil itu ia lepaskan.
Leon yang mulai putus asa, ia hanya ingin cepat-cepat fredric mencabut besi itu dari lubang kencingnya. Karena kini ia sudah tidak tahan lagi.
“Apa? Apa itu?”
___
![](https://img.wattpad.com/cover/372293580-288-k946843.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession sex with you [END]
RomanceWARNING ‼️🔞🔞🔞BDSM Leon sangat terobsesi dengan fredric, hingga membuatnya nekat menculiknya dan melecehkannya. Namun siapa sangka, mangsa yang seharusnya ia mangsa, justru berbalik memangsanya. #BxB #BDSM #KEKERASAN SEKSUAL