.
.
.Dia mencoba mengingat lebih keras, berharap bisa menemukan petunjuk lain. Namun, yang muncul hanya bayangan-bayangan kabur dan suara-suara samar. "Kenapa gue bisa inget hal ini? Apa yang sebenernya terjadi?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Rion memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut. Dia tahu bahwa jawaban atas semua pertanyaannya ada di suatu tempat, mungkin tersembunyi di sudut-sudut pikirannya yang paling dalam.
Rion mengambil nafas dalam-dalam dan berusaha menenangkan diri. Dia memutuskan untuk mulai dengan mencari tahu siapa Mia. Mungkin Mia adalah kunci untuk membuka semua ingatan yang terkunci di dalam pikirannya?.
“ Mia Eleanor . . . “
.
.
.Happy Reading
.
.
.Pemandangan laut yang indah dan sejuk tampak begitu memukau. Air laut berwarna biru jernih membentang luas, menyatu dengan langit biru cerah yang dihiasi awan putih yang menggumpal bak kapas. Ombak kecil bergulung lembut, menciptakan irama alami yang menenangkan telinga.
Pantai dengan pasir putih bersih membentang panjang, terasa lembut di bawah kaki. Pepohonan kelapa yang tinggi dan rindang berjajar di sepanjang garis pantai, memberikan tempat berteduh alami dari sinar matahari. Angin sepoi-sepoi bertiup sejuk, membawa aroma asin laut yang menyegarkan.
Rion merasakan tubuhnya di atas hamparan pasir putih yang lembut. Ia membuka matanya perlahan, melihat langit biru indah berada di kejauhan. Rion menatap sekelilingnya, matanya tertuju pada sosok laki-laki dengan rambut merah yang tertawa di tengah laut dengan pakaian yang tampak basah.
“Caine?…” gumamnya. Rion bangun hendak menghampiri Caine, sampai ia melihat laki-laki berambut ungu tua yang begitu mirip dengannya berlari dari arah yang berlawanan menghampiri Caine lalu memeluknya erat. Mereka berdua tertawa, tampak begitu bahagia.
Tubuh Rion rasanya membeku melihat pemandangan di depannya. “Rion Kenzo?” gumamnya. Ingatan-ingatan mulai berputar di kepalanya, potongan-potongan masa lalu yang samar-samar kembali menghantui.
Dia merasa seolah-olah berada di dua dunia, masa kini dan masa lalu yang bercampur aduk. Perasaan campur aduk memenuhi hatinya - kebingungan, penyesalan, dan kerinduan.
Rion berdiri diam, tertegun. Ia menyadari bahwa sosok di hadapannya bukan hanya sekadar ingatan lama, melainkan potongan penting dari siapa dirinya dan masa lalunya yang terlupakan. Belum sempat ia mengambil langkah, sekitarnya berubah menjadi cahaya putih yang membutakan.
Rion membuka matanya kembali, kini ia berada di sebuah kampus yang ia tahu adalah kampusnya dulu. Rion kembali menelaah sekelilingnya dan tampaknya ia berada di sebuah kelas.
Matanya tertuju pada dua orang yang tengah berbincang. Itu Caine, bersama perempuan bersurai ungu yang tampak lebih muda darinya. “Echi?” gumam Rion, kebingungan.
Tak lama kemudian, seorang laki-laki bersurai ungu muncul, lebih tepatnya, itu adalah Rion dari masa lalu. Ia datang menghampiri Caine dan mengusir Echi dengan sikap yang kasar.
Mereka tampak bertengkar selama beberapa saat, hingga akhirnya Caine membuka suara dan membiarkan Rion tetap berada di dekatnya.
Rion yang sekarang menyaksikan adegan itu dengan perasaan campur aduk. Ia melihat dirinya sendiri di masa lalu, penuh dengan emosi dan kebingungan.
“Kenapa aku begitu keras kepala waktu itu?” pikir Rion.Ia melihat bagaimana Caine dengan sabar menghadapi dirinya yang emosional, bagaimana Caine mencoba menenangkan suasana meski suasana hati Rion sedang buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANA'S
Fanfiction" Caine Chana. . .? " - TNF - RionCaine - Bromance - BXB - Fanfict - Fictional