"Ke luar dari kamarku!!! Pergi!!!" ia mengusirnya.
"Gilang! Jangan kasar dengan kakakmu!" tegur Suga.
"Dia bukan kakakku!!! Aku tidak punya kakak!!!"
Romi mencoba mengajak Sabrina untuk ke luar. Meskipun berat, namun Sabrina patuh padanya.
Suga meminta kepada ketiga sahabat Romi untuk ke luar dari kamar Gilang. Kini di kamar hanya tersisa Suga dan Gilang.
Gilang berbaring miring menghadap jendela kamarnya. Sedangkan Suga duduk di tepi ranjangnya. Ia mengerti mengapa Gilang bersikap demikian.
"Lang...kakak tahu kamu belum bisa menerima Sabrina sebagai kakakmu. Tapi...kakak melihat...Sabrina tulus menyayangimu,"
"..." Gilang diam saja tidak menyahut.
Suga menarik napas panjang lalu menghelanya. Ia menepuk pundak Gilang sebelum ke luar dari kamarnya.
"Hai...aku Sabrina. Mulai sekarang aku adalah kakakmu"
"Gilang sukanya makan apa? biar kakak traktir"
"Happy birthday adeknya kakak..."
"Gilang! Gilang! Gilang! kakak akan terus memanggilmu sampai kamu ke luar nemuin kakak!"
"Kakak gak akan nyerah. Sampai Gilang mau nerima kakak jadi kakakmu"
Gilang menarik napas panjang, lalu perlahan menghelanya, "Ibumu telah merebut ayahku..."
"Aku belum bisa menerima pernikahan mereka" gumamnya.
-
-
-Sabrina duduk di kursi. Romi memberikan teh hangat padanya, "Minum dulu Mbak" tawar Romi padanya setelah meletakkan secangkir teh panas di meja.
"Terima kasih," sahutnya.
"Sama-sama" jawab Romi.
Suga duduk di salah satu kursi, dan kini ia berhadapan dengan Sabrina yang wajahnya ditekuk sedari tadi.
"Sabar ya Sab. Gilang masih butuh waktu untuk menerimamu" ucap Suga padanya.
"Tidak masalah berapa lama aku harus bersabar menghadapinya. AKu yakin...suatu saat Gilang akan membuka hatinya untukku,"
"Gilang memang keras kepala. Tapi Gilang anak yang baik," sambung Romi.
"O iya. Gilang kenapa bisa pingsan? apa Gilang sakit?" tanyanya khawatir.
"Tadi tante Alya datang. Gilang lalu sesak napas dan pingsan," jawab Romi.
"Apa...dia ibunya Gilang?" tanya Sabrina, dan dijawab dengan anggukan mereka.
"Dulu...waktu Gilang masih kecil. Tante Alya sering nyakitin Gilang" ucap Suga padanya.
"Bisakah aku minta tolong pada kalian?" Sabrina sangat berharap Suga dan Romi mau membantunya.
"Bisa," jawab Suga.
"Tolong bantu aku untuk selalu jagain Gilang dari wanita itu. Aku tidak ingin jika wanita itu nyakitin Gilang" pintanya.
"Jangan sok khawatir!! aku bisa jaga diriku sendiri!!!" itu jawaban ketus dari Gilang. Ia berdiri di ambang pintu kamarnya. Ia menatap tajam Sabrina.
"Sebaiknya kamu pulang!! aku tidak butuh kamu di sini" usir Gilang pada kakaknya, lalu ia masuk dan menutup kasar pintu kamarnya.
Sabrina menghela napas, kemudian ia beranjak dan pamit pada Suga juga Romi, "Titip Gilang ya" ucap Sabrina pada mereka.
"Iya. Kamu hati-hati di jalan" jawab Suga. Sabrina menjawab melalui senyum hambar yang ia sunggingkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Gilang" (Seokjin, BTS, Haechan, NCT)
FanfictionSebuah kisah tentang seorang remaja bernama "Gilang" yang memiliki trauma juga divonis jika dirinya memiliki penyakit yang cukup parah. Gilang hidup sebatang kara meskipun kedua orang tuanya masih hidup. Namun meninggalkannya karena ke egoisan mer...