²³

113 18 0
                                    


🌷🌷

yoojoon sudah keadaan sudah menangis segera mendekati junhee dan minju.

"pergi ke kamar nahee sekarang." ucap yoojoon.

firasat minju sudah tidak enak, nahee?apakah nahee dibunuh mafia?

junhee segera berlari, sedangkan minju hanya bisa berjalan di rangkul oleh yoojoon.

"yoojoon-a siapa yang mati?" yoojoon menahan tangis, dirinya tidak kuat menyebutkan namanya.

sesampainya di tempat, memang sudah ramai, jasad nya pun sudah di tutup oleh kain putih.

"junhee siapa?" junhee memegang tangan minju dengan erat.

perlahan-lahan junhee membuka kain putih itu dan memperlihatkan wajah pucat milik hyuho.

"hyunho!" minju belum mencerna kejadian semua ini, ini tidak mungkin.

"hyunho bangun!tidak ini bukan kau!junhee aku bermimpi bukan?tolong bangun kan aku" ucap minju.

"tidak!hyunho!semua ini bohong" ucap minju memukul pelan tubuh milik hyunho.

"bangun hyunho!" ucap minju dengan histeris.

"tidak, tidak mungkin hyunho" pecah sudah tangisan minju.

minju memeluk tubuh dingin hyunho dengan erat, seakan-akan hyunho tidak boleh pergi jauh darinya.

akhirnya hyunho dibawa ke tempat teman-teman mereka yang sudah tiada.

minju terduduk diam seribu bahasa, junhee pun sama. tidak ada percakapan mereka ataupun keceriaan seperti sebelumnya.

minju terus-menerus memegang tangan hyunho, dirinya tidak mau melepaskan genggaman itu.

"hyo-a, aku mati hidup kembali. kau tidak mau hidup kembali?" ucap minju dengan menangis sesegukkan.

junhee hanya bisa mengelusnya, dirinya juga rapuh, tapi tidak bisa mengeluarkan saat keadaan minju seperti ini.

"juju-ya, ayo kembali. disini dingin" minju menggeleng.

"aku ingin tetap disini, menunggu hyunho"

"juju, tatap wajahku" minju menatap wajah junhee.

"aku tau kau memang kehilangan hyunho, kita semua juga kehilangan hyunho. tapi tolong perhatikan kesehatan mu ya?wajah mu sudah pucat. disini juga dingin, aku mohon" ucap junhee dengan menahan tangis.

"junhee" lagi-lagi tangis minju pecah.

"ayo kita ke kamar, kau harus istirahat" minju hanya bisa mengangguk.

--

junhee melihat minju sudah terlelap. junhee harus meninggalkan nya dan menghampiri yoojoon, jisoo, hanya mereka sekarang yang bisa di percayakan semua ini.

junhee mengunci kamar minju dari luar, takutnya mafia sedang berkeliaran mengincar minju, hanya itu yang di pikirkan junhee.

--

junhee masuk ke kamar milik yoojoon, ternyata disitu ada jisoo.

"yoojoon, jisoo" junhee masuk lalu menutup pintu.

"sekarang hyunho sudah tiada, bagaimana ini?langkah apalagi kita selanjutnya" ucap jisoo beruntun.

"aku pun tidak tau-" ucapan yoojoon terpotong oleh ucapan junhee.

"bukankah kita sudah tau jika somi mafia?berarti somi menjebak dabum. berarti saat itu mafia saling menjebak biar kita tidak memilih somi." ucap junhee.

"kita harus pilih somi sekarang" mereka bertiga memilih somi, pikiran mereka sudah dangkal sekarang, yang di pikirkan mereka hanya selamat dari sini.

"junhee, mari kita ke kamar minju saja. aku takut sasaran selanjutnya minju" ajak jisoo kepada yoojoon dan junhee.

"baiklah"

jarak kamar minju dan yoojoon tidak begitu jauh, jisoo melihat pintu minju terbuka. dia langsung berlari untuk mengecek dan benar saja kata jisoo. minju menjadi sasaran selanjutnya.

jisoo menatap wajah yoojoon dan junhee dengan pucat.

"minju menjadi sasaran somi." ucap jisoo gemetar.

"sial." junhee cepat-cepat pergi ke rooftop, pikiran nya terus tertuju disana.

--

"somi!lepaskan minju" semua orang disitu benar-benar menatap somi.

"diam disitu atau dia akan mati segera. kau tidak liat?pisau sudah di hadapan jantung yang selalu kau jaga bersama hyunho." ucap somi.

"somi lep-" ucapan jisoo terpotong ketika ada benda tajam menusuk perutnya. ternyata ahn nahee.

"nahee" ucapku dengan gemetar.

semua yang berada disitu terkejut mengetahui bahwa nahee membunuh jisoo.

minju memberontak, namun somi menyuruhnya diam dan menyaksikan semuanya.

"aku mafia dan aku yang membunuh hyunho" minju terlihat sangat terkejut hingga dia menjatuhkan diri dihadapan nahee.

"nahee, kau begitu tega dengan hyunho?padahal hyunho menyukaimu" nahee terkejut dengan penuturan minju.

"dia hanya menyukaimu!" minju tersenyum.

"salah, kau selama ini salah paham. hyunho menganggap ku sebagai adiknya!" teriakku.

nahee menjatuhkan pisaunya dan menangis.

"hyunho" nahee menangis tersedu-sedu.

"jisoo-ya" minju merangkak menghampiri jisoo yang sudah tak bernyawa.

keadaan minju memang sudah tidak berdaya, seluruh tubuhnya sudah lemah.

"jisoo-ya bangun" minju menangis dengan memeluk tubuh jisoo yang mulai mendingin.

somi menyeret minju menjauh dari sana, junhee membuat perlawanan dengan menodongkan pisau milik nahee.

"junhee, kau melawan?demi perempuan sialan ini?" junhee maju dikit demi sedikit.

"lepaskan minju" somi semakin mencengkram minju.

"tidak akan"

dari belakang diam-diam nahee mengambil kapak. dia ingin membunuh junhee sekarang.

"junhee tidak!" teriak yoojoon.

yoojoon jatuh tergeletak dibelakang junhee, minju tentu saja terkejut dirinya lemas. setelah kehilangan jisoo, yoojoon pun pergi?

"yoojoon-"















<To Be continued>

Terimakasih sudah membaca cerita ini!!!

jangan lupa vote dan komen yaaa!

waduh-waduh ada kejutan apa setelah ini yaaa??

jujur aku nangis sendiri nulis ini, ga tega matiin hyunho tapi gimana ya, kebutuhan alur maaf yaa semuaa🥹

tetap tersenyum dan sehat selalu🌹

sampai jumpa

okai!stay tuned yaa‼️‼️

-salam dari cici🌷

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NIGHT HAS COME X OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang