FWTD : 01

64 17 46
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Shereena tidak pernah menduga jika sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan terjadi begitu cepat. Sesuatu yang paling ia takutkan dalam hidupnya sekarang sudah berada di depan mata.

Dua orang yang paling ia cintai sudah meninggalkannya saat Shereena pergi ke sebuah pesta malam bersama teman-temannya. Sepulang dari tempat tersebut, Shereena harus dikejutkan dengan tubuh kedua orang tuanya yang tergeletak dan bersimbah darah.

Ya, mereka mati di bunuh.

Seharusnya aku tidak pergi.

Seharusnya aku tetap ada di rumah bersama mereka.

Seharusnya aku ikut mati bersama mereka.

Sejak berada di pemakaman, Shereena tak henti-hentinya mengutuk diri sendiri. Rasa sakit atas kepergian kedua orang tuanya yang mendadak membuat air mata perempuan itu nyaris kering.

"Nona Shereena, Paman Dirk sudah menunggumu untuk pulang."

Seorang wanita setengah baya menghampirinya. Dia adalah Kenny—salah satu asisten keluarganya yang sejak tadi menemani Shereena di sana.

"Katakan pada Paman Dirk, aku tidak akan pulang sekarang. Aku akan berada di sini dalam beberapa jam lagi."

Wanita berpakaian serba hitam itu, mengangguk. Mau bagaimanapun, keputusan Shereena untuk tetap berada di pemakaman kedua orang tuanya tidak bisa ia bantah meskipun langit terlihat begitu mendung.

Kenny bergegas meninggalkan Shereena di sana. Kembali membiarkan nona mudanya terisak sendirian, sebab sejak tadi Shereena memang menolak untuk ditemani oleh siapa pun.

Keluarga? Shereena tidak memiliki keluarga lain. Ia hanya memiliki kedua orang tuanya. Ayahnya bilang, mereka tidak memiliki saudara satu pun. Tidak ada yang tersisa setelah sesuatu menimpa keluarga besarnya.

••••

"Bagaimana kita membawa perempuan itu bersama kita, Tuan?"

Seorang pria berpakaian formal berwarna hitam bertanya pada seorang pria di hadapannya yang tengah sibuk mengisap sebuah cerutu sembari menatap lurus seorang perempuan yang masih terisak di hadapan batu nisan kedua orang tuanya.

"Kau meragukan kekuatanku?"

"Bukan begitu. Dia terlihat sangat terpukul oleh kepergian kedua orang tuanya. Aku hanya tidak merasa yakin jika ia akan ikut bersama kita secepatnya."

FATE WITH THE DEMONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang