<16>

39 3 1
                                    


Happy reading 💐💐💐

__________________

💌💌💌

Di ruangan yang serba putih tersebut, terbaringlah seorang gadis dengan berbagai alat medis yang menempel di tubuhnya. Hanya terdengar suara monitor yang terletak di samping ranjang. Perlahan jemari tangannya bergerak pelan menandakan ada kehidupan disana.

Suster yang melihat adanya pergerakan dari pasien segera memberitahukan dokter dan ikut membantunya. Tak lama kemudian, mata gadis tersebut terbuka pelan menyesuaikan cahaya lampu yang masuk ke retinanya.

"Akhirnya kamu berhasil melewati masa kritismu, Azura. Secepatnya kamu akan dipindahkan ke ruang rawat" ucap dokter yang menangani Azura tadi

"Baik dok, terimakasih"

"Kalau begitu saya permisi dulu, jangan terlalu banyak pikiran agar tubuhmu tetap stabil" dokter pun berlalu pergi dari hadapan Azura

Tak lama setelah kepergian sang dokter, terdengar suara pintu yang terbuka dan terlihat Riska beserta Kevin berjalan masuk menghampirinya. Mata sembab Riska menandakan wanita tersebut telah menangis dalam waktu yang lama.

"Syukurlah, akhirnya kamu sadar juga sayang. Tante khawatir banget sama kamu" pelukan erat Azura rasakan dari Riska yang tiba-tiba memeluknya. Azura pun membalas pelukan Riska yang terlihat mengkhawatirkannya.

"Zura baik-baik aja kok tan, makasih juga udah ngekhawatirin Azura"

Tatapan Azura beralih ke sosok lelaki yang berdiri tak jauh darinya. Tatapan itu masih sama datarnya. Sekian lama saling pandang akhirnya Kevin pun beralih memutuskan pandangannya. Ia pun beranjak duduk di sofa dan fokus bermain ponsel.

Melihat itu, Azura hanya bisa menghela nafas. Hingga akhirnya hanya satu kalimat yang bisa ia ucapkan untuk kakaknya itu.

"Maafin Zura bang, maaf udah bikin repot selama ini"

Matanya yang semula fokus menatap layar ponsel, kini beralih menatap Azura yang menundukkan kepalanya. Jari jemarinya terlihat bertautan seakan menanti jawaban darinya.

Tanpa banyak kata, Kevin pun berjalan ke arah sang adik. Diusapnya rambut Azura dengan lembut seraya menampilkan senyum tipisnya.

Azura yang diperlakukan tiba-tiba oleh Kevin mendadak terkejut. Ia kemudian beralih memandang sang kakak yang masih menampilkan senyumnya itu.

"Harusnya gue yang minta maaf sama lo Ra, selama ini gue buta sama kebencian gue ke lo. Tapi sekarang gue sadar kalo itu semua emang udah takdir, bukan kesalahan lo"

Perkataan yang diucapkan Kevin membuat hati Azura terenyuh mendengarnya. Ia tak menyangka hal ini akan terjadi sekarang. Ia sangat merasa bahagia atas apa yang ia dapatkan hari ini.

"Makasih bang udah mau maafin Zura. Boleh Zura minta pelukan?" sorot mata Azura menandakan adanya harapan disana.

Melihat itu, Kevin pun langsung mendekap Azura untuk dipeluknya. Rasanya sudah sangat lama ia tak merasakan hangatnya pelukan ini. Tak terasa setetes air mata keluar membasahi pipinya. Ia merasa gagal menjadi seorang kakak selama ini.

"Maafin gue Ra, gue udah gagal jadi kakak yang baik buat lo. Mulai sekarang gue bakal terus jagain lo, ngelindungin lo dari apapun. Maafin kelakuan gue selama ini ke lo ya Ra"

Ucapan Kevin terdengar begitu tulus baginya. Hal itu membuat Azura semakin mempererat pelukannya pada Kevin sembari menangis bahagia. Ya, dia bahagia. Akhirnya, penantiannya selama ini tercapai setelah bertahun-tahun lamanya.

"Zura udah maafin abang kok. Zura seneng akhirnya abang mau nerima Zura buat jadi adek abang lagi"

"Lo selamanya bakal jadi adek gue Ra, sampai kapanpun"

"Ehemm, udah baikan nih ceritanya. Tante kok ngga diajakin sih!" canda Riska

Mendengar penuturan Riska, membuat keduanya melepaskan pelukan dengan tiba-tiba. Keduanya mengalihkan pandangan seraya menghapus sisa air mata yang membasahi pipi.

'Napa gue malah nangis gini sih njir! Mana tuh ingus keluar juga lagi! Aaaaa malu banget gue!' batin Azura berteriak keras menyesali tindakannya yang kelewat memalukan.

'Akhirnya sedikit demi sedikit semua akan berubah sayang. Tetap semangat dan jangan menyerah Zura, tante percaya sama kamu' batin Riska seraya mendekati Azura untuk mendekapnya.

Pelukan hangat yang diberikan Riska padanya membuat hati Azura menghangat. Selama ini ia telah menganggap Riska sebagai ibunya. Karena setelah insiden tersebut hanya Riska lah yang masih mau menerimanya disaat semua keluarganya tak menginginkan kehadirannya.

"Makasih ya tan udah nemenin Zura sampai sejauh ini. Zura sayang banget sama tante" isak tangis Azura pun pecah kembali

"Iya sayang, tante akan selalu ada di sisi kamu untuk selamanya. Jangan pernah merasa sendiri karena tante bakalan ada disamping kamu" ucap Riska sembari mengelus rambut Azura pelan

'Semoga ini akan menjadi awal yang baik buat gue dan keluarga gue tentunya' batin Azura.

______________________________

Azura update lagi nih guys setelah sekian lama ngilang😍 Siapa yang masih nungguin Azura comeback nihh?

See you next up dan jangan lupa votment nyaa karena itu gratis😋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZURA SI CEWE BARBAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang