Chapter 3

163 17 0
                                    

Vote & Komen dongs 😚

Togame baru saja masuk ke tempat kerja, ia di sapa oleh teman-temannya yang juga baru berangkat. Seperti hari biasanya, setelah ia masuk langsung ke dalam ruang ganti.

"Togame Chan! Hari ini ada tamu VIP lagi, dia orang yang rambut beda sebelah" Ucap teman Togame yang juga ikut masuk ke ruang ganti.

Mendengar bahwa yang memesan nya adalah Sakura membuat ia bersemangat, ia merias diri dengan setampan mungkin dan juga memakai parfum dengan aroma yang enak.

Lalu ia memantapkan diri menatap cermin, tidak munafik Togame mengakui bahwa dirinya memang tampan. Entah mengapa dirinya merasakan hatinya berdebar.

Lalu ia segera datang ke ruangan Sakura berasa, ia membuka pintu dengan perlahan. Ruangan ini sudah sedikit penuh bau asap rokok, benar Sakura merokok.

"Sakura san, sudah lebih dari sebulan kita bertemu lagi" Ucap Togame yang memberikan salam nya pada Sakura.

Sakura yang melihat Togame dengan muka datarnya menyuruh Togame untuk duduk disampingnya.

"Kemarilah Togame san" Ucap Sakura yang menarik pergelangan tangan Togame.

Togame yang ditarik seperti itu membuat nya berdebar karena malu, jujur saja ia jarang bertemu tamu laki-laki yang sendirian.

Sakura pun menghembuskan asap rokok nya keatas, melihat Sakura yang seperti itu cukup keren bagi Togame. Sakura menyadari bahwa ia diperhatikan pun langsung menunjukkan senyuman smirk nya.

"Ada apa?" Tanya Sakura singkat.

"A-ano ti-tidak ada Sakura dan" Ucap Togame yang cukup gelagapan.

"Aku ingin yang cukup kuat" Ucap Sakura yang menatap minuman yang ada di meja, mendengar Sakura yang berkata seperti itu pun Togame paham.

"Kau yakin? Saya takut anda akan seperti terakhir kali" Ucap Togame yang khawatir jika Sakura meminum alcohol yang cukup tinggi kandungannya.

"Tidak apa, aku sudah mulai terbiasa" Ucap Sakura yang percaya diri.

Lalu mau tidak mau Togame pun menuruti apa kemauan Sakura karena bagaimana pun ia tetap tamu nya, apa yang tamu inginkan harus dilaksanakan.

Sakura pun langsung meneguk gelas yang berisi minuman tersebut, melihat nya sangat membuat Togame terpukau.

"Togame san, berapa umurmu?" Tanya Sakura yang ingin tau.

"Saya.. 22 tahun Sakura san" Ucap Togame.

Mengetahui kenyataan bahwa Togame lebih tua dua tahun, Sakura pun sedikit tertawa.

"Kalau begitu jangan panggil aku dengan 'san' Togame san" Ucap Sakura.

"Maksud anda?"

"Aku lebih muda darimu dua tahun, jadi.. Panggil saja aku Sakura" Ucap Sakura.

"Ta-tapi saya tidak enak memanggil anda hanya dengan nama" Ucap Togame.

"Tidak apa, aku mengizinkan.. Karna itu membuat lebih nyaman" Ucap Sakura yang tersenyum sambil bersandar pada pundak Togame.

Togame yang tau bahwa Sakura bersandar padanya langsung salting, entah mengapa hal ini terjadi padanya. Apa mungkin karena Sakura cukup lucu, jadi Togame tertarik.

"Pundak nya seperti milikmu.. Umemiya" Ucap Sakura yang membuat Togame kaget, karena nama itu kembali Sakura lontarkan.

Ia masih bertanya-tanya siapa sebenarnya Umemiya ini, apa hubungan nya dengan Sakura.

"A-ano.. Sakura, aku boleh bertanya?" Tanya Togame yang memberanikan diri.

"Apa?"

"Siapa itu Umemiya? Waktu terakhir kali kau mabuk juga menyebut nama itu, apa sekarang kau juga mabuk? " Ucap Togame.

Sakura pun menghela nafasnya.

"Kau ingin tau?" Ucap Sakura yang mendekatkan wajahnya pada wajah Togame.

"I-iya"

"Pacarku waktu dulu"

"Eh?"

"Dia meninggal karena menyelamatkan ku saat aku dihajar banyak orang, sangat bodoh bahwa dirinya mengorbankan diri untuk menyelamatkan ku sampai menghasilkan luka yang sangat parah.. "

Togame mendengarkan dengan seksama curhatan Sakura, lalu Sakura pun melanjutkan ceritanya.

"Karena kehilangan banyak darah karena luka tusukan di perut membuatnya koma beberapa hari, dan saat dia sadar tubuhnya tidak bisa bergerak sampai di waktu terakhirnya ia masih bisa mengusahakan untuk berbicara padaku"

Mendengar cerita Sakura membuat Togame terharu  karena pasti Umemiya ini adalah orang yang sangat luar biasa, dengan kekuatan cintanya. Sampai ia berfikir kenapa dirinya tidak bisa menjadi seorang Umemiya ataupun Sakura.

Selama beberapa tahun Togame tak pernah menjalin hubungan dengan seseorang semurni dan setulus karena cinta, semuanya hanya main-main.

Sakura pun menatap wajah Togame setelah bercerita, ia sangat berdebar karena tatapan Togame berbeda dengan tatapan orang lain. Yang membuat Sakura sangat bahagia, ternyata masih ada orang yang melihatnya dengan perasaan.

Lalu ia pun memalingkan wajahnya karena malu, wajahnya mulai memerah dan panas.

"Ma-maaf mungkin tidak seharusnya aku curhat seperti ini" Ucap Sakura yang sedikit menjauh dari Togame.

Togame pun menahan tangan Sakura agar tidak menjauh darinya.

"Tidak, kau hebat! Tidak semua orang bisa sepertimu karna kau tahu, biasanya orang seperti mu akan berakhir bunuh diri" Ucap Togame yang membuat Sakura membuka matanya lebar-lebar.

Togame memegang kedua pundak Sakura agar fokus padanya.

"Kau merindukannya?" Tanya Togame pada Sakura.

Sakura yang mendengar Togame berkata seperti itu sontak meneteskan air matanya, tidak bisa dipungkiri memang dirinya sangat merindukan Umemiya.

"Hi-hiks u-um" Ucap Sakura yang menganggukkan kepalanya.

Dan secara tiba-tiba Togame memeluk erat Sakura, yang dipeluk pun ikut kaget.

"Aku bisa menjadi Umemiya" Ucap Togame yang membuat Sakura kaget dan heran dengan maksud ucapan Togame.

"A-apa maksudmu Togame san?" Tanya Sakura yang masih saja memerah wajahnya.

"Meskipun aku banyak wanita, tapi kau yang satu-satunya pria. Dan aku akan memperjuangkanmu, bahkan aku akan meninggalkan para wanita ku untukmu. Jadi biarkan aku menjadi penggantinya" Ucap Togame penuh dengan perasaan, jujur ia sedih karena kenyataan nya ia tertarik pada Sakura.

Namun sadar bahwa Sakura tidak akan mungkin menyukainya karena belum bisa move on dari Umemiya membuat ia berkata seperti itu.

"Ta-tapi aa-aku sumber bencana, mungkin na-annanti kau juga akan d-dalan bahaya" Ucap Sakura yang membalas pelukan Togame.

Togame pun mengelus elus kepala Sakura untuk menenangkannya.

"Tidak, itu tak akan terjadi. Dan kau bukan bencana, kau adalah cahaya yang indah" Ucapan Togame membuat Sakura teringat dengan ucapan Umemiya saat waktu terakhirnya.

"Melihatmu seperti melihat cahaya" Ucapan tersebut selalu terngiang pada pikiran Sakura berpikir selalu ada Umemiya di sisiNya.

Sakura pun akhirnya banyak menangis di pelukan Togame, dan Togame masih setia berada di pelukan ini. Ia akan melakukan apapun agar Sakura bisa mulai tersenyum bahagia lagi seperti saat ia bersama Umemiya.

Vote & Komen

Ketika Mata itu Bertemu {SakuToga}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang