JAEHYUN terdiam mengingat perkataan Winwin berapa saat yang lalu. Mengapa rasanya menjadi tak enak seperti ini? Jujur saja, ia bingung bagaimana untuk menyikapi lelaki cantik itu.
Menghela nafas, Jaehyun yang berdiri di depan pintu kamar si kembar, lantas menekan kenop pintu.
Klik!
Sepasang netranya tidak menemukan keberadaan remaja bermarga Lee. Bahkan anak kembarnya pun tak berada disana. Apa selama itu Ia berbincang bersama Winwin?
"Dimana mereka?" monolog Jaehyun, sebelum memilih keluar kamar dan mencari keberadaan Taeyong dan anak-anaknya.
Cukup lama Ia memutari rumah minimalisnya, hingga kemudian samar-samar telinganya mendengar suara tawa si kembar. Sontak saja Jaehyun langsung bergerak mencari asal suara.
Begitu ketemu, Jaehyun mengerutkan kening kala melihat si remaja hanya duduk diam di bangku taman belakang rumahnya, sedang si kembar ternyata saling membercandai hingga tertawa bersama-sama.
Anak kembarnya itu sibuk berdua di kereta bayi tepat dihadapan Taeyong.
Membawa diri mendekat dan duduk disamping remaja Lee, Jaehyun berdehem hingga membuat sang empu tersentak.
"Apa ada masalah?"
Taeyong mendongak menatap Jaehyun kala mendapat pertanyaan itu. Mata mereka sontak saling bertemu.
Pria Jung diam menunggu jawaban, sedang ia sendiri pada akhirnya memilih memutus kontak mata mereka dan memandang ke arah si kembar.
"Tidak ada."
Jawaban yang semakin membuat Jaehyun yakin bahwa remaja Lee sedang ada masalah. Tapi Ia sendiri bingung, masalah apa? Apa tentang Nenek Lee, lagi?
Berfikir cukup lama, akhirnya pria Jung itu kembali membuka suara. "Ingin ke Busan untuk menemui Nenekmu?"
Seketika Taeyong kembali menatap Jaehyun. Jujur saja, Ia sangat mau. Namun yang bisa ia lakukan hanya diam tak menjawab.
"Jika kau mau, selesai ujian aku akan membawamu kesana. Sekalian aku ingin membawa si kembar untuk berlibur."
Taeyong mengerjapkan mata. Benarkah Jaehyun akan mengantarnya?
"Bagaimana, Taeyong?"
Sembari menggigit pipi dalam, Taeyong mengangguk dengan ragu. "Boleh... Jika hyung tidak keberatan."
Melihat wajah menggemaskan remaja bermarga Lee, membuat Jaehyun tersenyum hingga membuat titik cacat pada pipinya tercetak dengan begitu jelas.
"Aku tidak keberatan, selama kau merasa senang."
"Hm?" Taeyong mengerjapkan mata. Selama ia merasa senang? Apa maksud Jaehyun mengatakan itu?
Masih dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya, Jaehyun menyentuh pipi Taeyong hingga membuat empunya menegang. Bisa Ia lihat wajah menggemaskan itu penuh gugup.
"Ingin tahu satu hal, Lee?" tanya Jaehyun rendah, mengunci tatapannya dengan si remaja.
Taeyong meremat ujung bajunya sendiri tanpa menjawab pertanyaan pria Jung.
Jujur saja, saat ini jantungnya berdegub sangat kencang. Ia bahkan khawatir, Jaehyun mendengar degub-an jantungnya.
Jaehyun mengikis jarak di antara mereka, sedang tangannya masih menyentuh pipi lembut itu. "Sepertinya mulai sekarang aku sudah jatuh hati padamu, apa kau siap untuk bertanggung jawab?"
"H-Hyung," demi Tuhan jantung Taeyong sudah sangat menggila sekarang. Ditambah wajahnya sudah mulai memerah. "Jangan bercanda..." lirihnya.
"Apa aku terlihat bercanda dimatamu, Lee Taeyong?"
YOU ARE READING
Little Nanny《Jaeyong》✔️
خارق للطبيعة[Fanfiction] [BL-Romance] ► Jaeyong ► bxb. gay ► if u homophobic, stay away and never read my story.