TAWA bayi menggema di ruang keluarga Mansion Kim Tae-hee. Si kembar yang dihadiahi oleh Minju sebuah permainan yang terlihat hampir mirip seperti kolam bola itu nampak sangat senang bermain bersama.
"Mereka asik berdua ya," ujar Nyonya rumah seraya terkekeh melihat kedua cucunya yang menggemaskan.
Taeyong yang duduk disamping wanita paruh baya itu lantas tersenyum kecil. "Akhir-akhir ini memang mereka sibuk berdua, nyonya."
Nyonya—Taeyong memang berani menyebut Ibu Jaehyun demikian ketika tak ada pria Jung ditempat itu.
Ia fikir, menyebut Nyonya lebih sopan dibanding tak menyebut apa-apa dalam obrolan mereka.
Lagipula mengapa bisa Jaehyun menganggap panggilan itu hanya bisa diucapkan oleh bawahan? Aneh.
Kim Taehee mengangguk paham. Kemudian tersenyum memperhatikan bagaimana binar bangga remaja Lee saat menatap kedua cucunya.
"Sudah berapa lama kamu menjadi babysitter mereka, Taeyong-ah?"
Taeyong sedikit terpaku mendengar namanya yang disebut akrab oleh Ibu Jaehyun.
"Sudah 2 bulan, nyonya." jawabnya pelan.
"Kamu menyayangi mereka?"
"Tentu saja."
Nyonya Kim tersenyum tatkala melihat senyum tulus dibibir rrmaja bermarga Lee tersebut. Tangannya lantas terangkat mengelus pelan surai remaja itu.
"Bertahanlah selama yang kamu bisa bersama kedua cucuku, Taeyong-ah. Minhyung dan Jinhyeong pasti selalu membutuhkanmu. Bukan hanya disaat mereka bayi seperti ini, tapi juga ketika mereka bertumbuh dewasa nanti."
Ucapan itu membuat Taeyong mengulum bibir dengan anggukan kecil. Ia benar-benar memahami ucapan Nyonya Kim.
Tapi entah kenapa rasanya ia ingin menangis ketika melihat tatapan tulus wanita paruh baya itu. Sama seperti hari dimana kedua anak asuhnya diculik nenek lampir, dirinya kembali menjadi sangat emosional.
Mengetahui bahwa Ibu si kembar merupakan istri Ayah Jaehyun, pasti tak mudah bagi Nyonya Kim untuk menerima kedua bayi itu.
Namun melihat bagaimana sikap Nyonya Kim terhadap Minhyung dan Jinhyeong bahkan memohon padanya untuk selalu bersama keduanya, itu cukup membuat Taeyong terharu. Sebesar itu hati Kim Tae-hee.
"Nyonya tidak perlu khawatir, aku akan selalu bersama mereka sampai Jaehyun hyung menemukan ibu yang cocok untuk mereka."
Nyonya Kim seketika terkekeh sebelum menyentuh dagu Taeyong dengan gemas.
"Jaehyun sudah menemukan ibu yang cocok untuk mereka, dan itu adalah dirimu, Taeyong-ah."
"H-Hah?" Taeyong menatap tak menyangka.
Bukan karena isi ucapan itu, tapi karena Nyonya Kim yang nampak tak mempersalahkan yang membuatnya sedikit terkejut.
"Jangan sampai kamu menolaknya, Taeyong-ah." ujar wanita paruh baya dengan senyum gemas melihat raut remaja Lee.
Taeyong sendiri sudah salah tingkah. Sungguh hal tak terduga bahwa Nyonya Kim mendukung ia dan Jaehyun.
Padahal usia mereka saja berbeda 11 Tahun, ia juga bukanlah dari kalangan atas. Bukankah Nyonya Kim harus mencari menantu yang setara?
"Keponakan aunty!" pekik suara yang baru saja tiba di ruang keluarga. Itu Kim Minju.
Ada Jaehyun dan Mingyu juga. Ketiga anak Kim Taehee itu baru saja pulang dari sekolah. Sebelumnya Jaehyun lah yang membawa Taeyong kesini, namun kemudian ada telepon dari sekolah.
YOU ARE READING
Little Nanny《Jaeyong》✔️
Paranormal[Fanfiction] [BL-Romance] ► Jaeyong ► bxb. gay ► if u homophobic, stay away and never read my story.