CHAPTER 4

156 36 31
                                    

Hai sayang, jangan lupa vote dan komen setelah membaca ya 😊

Beritahu aku perasaan kalian tentang chapter ini. Thank you ❤️

Ohh, satu lagi...

Terima kasih banyak untuk kalian semua yang masih setia bersamaku dan MiuKana di sini. Mari tetap bersama dan menikmati semua alur yang tercipta ☀️🌻❤️

Selamat membaca.

.
.
.



Kana menghela nafas panjang, menatap ponsel di tangannya untuk ke sekian kali. Entah mengapa, ia menjadi gelisah saat menunggu pesan atau panggilan telepon dari Miu.

Ya, sejak tadi Kana memang menunggu pria itu, ia hanya masih cemas usai membaca pesan terakhir yang Miu kirimkan beberapa jam lalu—— saat pria itu mengatakan sangat membutuhkannya dan akan datang untuk bermalam di apartemennya.

Namun, sampai saat ini—— Kana tak kunjung mendapat kabar dari pria tersebut. Di sisi lain, Kana juga setengah mati menahan kantuk, tapi rasa cemasnya pada Miu membuatnya terjaga sampai saat ini.

Apakah Khun Miu tidak jadi datang?
Batinnya, seraya menatap halaman pesan text antara dirinya dan Miu tadi sore.



Kana.

Khun Miu. |





Kana menghela nafas panjang untuk ke sekian kali, menunggu Miu merespon pesannya tersebut.

Beberapa menit, sampai akhirnya Kana yang tak dapat menahan berat pada matanya—— kini terpejam di atas sofa.

Ahh, si manis terlalu lelah dan mengantuk.

.
.
.



Di tempat lain...

Miu melaju dengan mobil mewahnya, bersama air mata penuh emosi yang menemani sepanjang perjalanannya. Kedua tangannya meremas kuat stir kemudi, melaju dalam kecepatan penuh—— membelah lalu lintas yang masih cukup ramai. Miu sedang tidak baik-baik saja, dia sangat membutuhkan Kana.

Dia membutuhkan pelukan anak itu—— pelukan hangat yang selalu memberinya tenang. Dia juga ingin segera menatap mata teduh dan senyuman indah si manis—— dua hal yang selalu mampu menghangatkan jiwanya, serta kalimat lembut nan sederhana yang selalu memberi nyaman di hatinya.

Apa yang terjadi dengan Miu?

Beberapa waktu lalu, ia bertengkar hebat dengan ayahnya—— lebih tepatnya, salah satu alasannya berhubungan dengan Claire dan perjodohan.

Miu di penuhi amarah, dia sangat kecewa dan terluka. Air matanya—— itu adalah luapan semua emosi yang terbendung di dadanya.

Miu marah dengan semuanya, ia marah dengan tekanan yang membuatnya gila, ia marah dengan keadaan, ia marah dengan keluarganya, tapi dia lebih marah dengan dirinya sendiri yang tak pernah bisa pergi dari semua hal menyakitkan itu. Miu seperti terjerat, ia di kendalikan, ia tidak bisa mendapatkan kehidupannya yang ia inginkan.

.
.
.

Pukul 2 malam...

Kana mengerjapkan kedua matanya, membukanya perlahan—— mengarahkan netranya ke arah pintu, saat ia mendengar ketukan di sana.

Semicolon || MiuKanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang