Hari pertama bersama Leo, Cassie terbangun lebih awal. Leo tak mengubah posisinya sepanjang malam, tetap memeluk tubuh Cassie seolah-olah ia akan pergi jika tidak didekap. Namun, bagaimana bisa kabur jika menggerakkan ujung jarinya saja ia tak bisa?
Leo menggeliatkan tubuhnya perlahan, matanya mengerjap lucu, namun hanya beberapa saat sebelum berubah tajam, khasnya. "Kau sudah bangun?" tanyanya sambil menatap Cassie.
"Kau buta?" jawab Cassie dengan dingin. Leo hanya terkekeh geli mendengar jawaban dari gadisnya. Ia mengecup seluruh wajah Cassie, mulai dari mata, hidung, pipi, kening, dan bibirnya dengan lama.
Leo beranjak dari kasur dan menuju ke kamar mandi. Suara gemericik air terdengar, menandakan ia sedang mandi. Tak butuh waktu lama, Leo keluar dari kamar mandi dengan setelan formal dan sebuah baskom berisi air serta kain lap.
Ketika ingin membuka pakaian Cassie, ia segera berucap, "Aku tak mandi ketika pagi." Leo menyengitkan dahinya. "Uh, jorok."
Tak ingin memaksanya, Leo hanya mengelap wajah Cassie dengan air lalu mengeringkannya dengan handuk. Kemudian, ia keluar dari kamar dan kembali dengan nampan berisi makanan.
Ia segera membawa Cassie ke atas pangkuannya dan menyuapinya makanan, kali ini Cassie menghabiskannya. Setelah selesai, tubuh Cassie didudukkan dan disandarkan di kepala kasur.
Leo keluar dari kamar dengan nampan bekas makanannya tadi, lalu kembali lagi dengan sebuah benda yang tampak aneh dan asing menurut Cassie.
"Ini adalah sebuah robot produksiku, namanya Alexa. Ia akan membantumu selama aku pergi bekerja. Dia bisa mengganti saluran televisi, membantumu minum, membantumu makan camilan, dan banyak lagi. Jika kau membutuhkan sesuatu, panggil saja Alexa. Aku akan pergi dan akan kembali ketika waktu makan siang," katanya, lalu mengecup kening Cassie lama sebelum meninggalkannya sendirian bersama robot itu.
Cassie tak menjawab, ia hanya menatap Alexa terkagum. Ternyata Leo sangat jenius bisa memproduksi robot dengan teknologi secanggih ini. Ia mencoba robot itu.
"Alexa! Bukalah tirainya." Seru Cassie dengan semangat. Robot itu segera beranjak untuk membuka tirai dan sinar matahari langsung masuk. Jendela besar terlihat dengan pemandangan indah kota New York pada siang hari dari atas gedung yang sangat tinggi.
Waktu terus berjalan, kini ia sedang menunggu Leo yang akan datang pada waktu makan siang sembari menonton televisi. Ia mulai bosan karena saluran televisi terus menampilkan berbagai tayangan yang membosankan, padahal ia sudah mengganti saluran televisi berulang kali dengan bantuan Alexa. Akhirnya, Cassie menonton ulang salah satu film favoritnya itu, sembari disuapi camilan oleh Alexa.
Suara pintu terbuka, Leo datang tepat saat matahari berada di atas kepala. Nampan makanan telah berada di tangannya, namun Cassie merasa kenyang karena memakan camilan sedari tadi. Ia merutuki dirinya sendiri yang malah makan camilan sedari tadi dan apabila ia tak makan siang pasti akan memicu kemarahan Leo.
"Em... Leo, sebenarnya aku tak terbiasa makan siang," cicitnya perlahan, takut menerima kemarahan dari Leo.
"Benarkah?" tanyanya tak yakin dan duduk di sebelahnya.
Sebenarnya, Cassie memang tak pernah makan siang. Ia terbiasa sedari kecil karena dirinya yang nakal. Cassie selalu melewatkan makan siangnya untuk pergi belanja bersama teman-temannya, membuang uang kedua orang tuanya untuk hal-hal yang tidak benar-benar dibutuhkan.
Namun, semenjak diusir, ia mulai mengurangi kebiasaan buruknya itu yang suka menghamburkan uang. Terlebih, uang yang ia dapatkan tak sebanyak ketika masih tinggal bersama kedua orang tuanya.
"Huh, setidak percaya itukah kau kepadaku?" Cassie mendengus kesal.
"Baiklah, baiklah." Leo akhirnya memakan makanan itu, tak ingin membuang makanan.
"Bagaimana harimu?" tanya Leo di sela-sela makannya.
"Membosankan. Bisakah kau memberikan penawarnya, aku benar-benar akan mati kebosanan jika begini," katanya dengan tatapan memelas.
"Bisa saja, itu semua tergantung perilakumu. Jika kau baik, aku bisa mempersingkat waktu hukumanmu."
"Baiklah, aku berjanji akan berperilaku baik dan tak membantahmu," jawabnya semangat.
"Lihat saja nanti," godanya. Ia beranjak dari kasur dengan nampan yang telah kosong. "Aku akan pergi lagi dan kembali pada sore hari," pamitnya.
"Tunggu dulu. Bisakah kau membaringkanku? Aku ingin tidur saja sepertinya," cegahnya, sepertinya lebih baik ia membuang rasa bosannya dengan tidur siang. Sudah lama ia tak tidur siang karena selalu sibuk dengan urusan kampusnya. Leo pun segera membaringkan tubuh Cassie, tak lupa mengecup bibirnya sebelum pergi.
Tak sesuai janjinya yang akan datang pada sore hari, Leo datang lebih lambat saat waktu makan malam. Ia masuk ke dalam kamar dengan raut yang lelah, saat masuk Cassie ternyata masih terlelap. Leo mendekat dan menatapnya lama sebelum pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Kini ia kembali ke sisi Cassie, ia membuka pakaian Cassie dengan perlahan dan membersihkan tubuhnya dengan lembut. Leo hanya menggelengkan kepalanya menatap Cassie yang tak terganggu tidurnya ketika sedang dibersihkan tubuhnya. Setelah selesai, ia segera membereskannya dan mempersiapkan makan malam mereka.
"Cassie, bangunlah." Leo menggoyangkan badan Cassie dengan perlahan dan mengecup-ngecup wajahnya. Cassie yang menerima kecupan di wajahnya itu mulai terganggu dan akhirnya terbangun. Ia mengerjapkan matanya, menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya yang masuk. Saat terbangun, pakaiannya telah berganti dan ia merasakan bahwa tubuhnya terasa lebih fresh.
Makan malam berlangsung dengan tenang, dan Cassie menghabiskan makanannya hingga tak tersisa. Setelah makan malam, mereka menonton film bersama. Leo berbaring dengan kepalanya di atas paha Cassie.
Cassie tidak bisa tertidur karena tidur siangnya yang sangat panjang, sementara Leo yang lelah akhirnya tertidur dengan kepalanya berada di atas pangkuan Cassie. Namun, tak lama setelah itu, Cassie pun tertidur dalam posisi duduk.
Saat tengah malam, Leo terbangun dari tidurnya. Ia menggerutu pada dirinya sendiri yang tak sengaja tertidur. Leo segera bangkit dan membenarkan posisi tidur Cassie. Ia mengecup lama keningnya dan mendekapnya sebelum kembali memasuki alam mimpi bersama.
![](https://img.wattpad.com/cover/373045937-288-k945597.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Prigioniera (END)
Chick-LitKarena berani menolong sahabatnya yang kabur dari cengkeraman mafia, Cassandra Clark harus menanggung akibatnya. Gadis pemberani ini kini terjebak di bawah kekuasaan Leonardo Bianchi, tangan kanan mafia yang kejam. CERITA INI TERSEDIA SELURUH CHAPTE...