Hari ini Irene sangat sibuk di kantornya, banyak sekali dokumen yang harus ia periksa dan harus ia kerjakan. Walaupun sekertaris nya sudah melakukan itu, tapi Irene sangat teliti dalam berbisnis.
"Pemasaran di daerah Bandung dan Bogor memimpin grafik Bu. Tapi untuk daerah Malang sedang mangalami penurunan" Karina membacakan hasil rekap dari dokumen yang baru saja ia selesaikan. Ia menaruh dokumen tersebut di hadapan Irene.
"Apa sampai mengalami kerugian?" tanya Irene setelah melihat grafik grafik dengan berbagai warna di dokumen tersebut.
"Tidak Bu, hanya sedikit turun dari target pemasaran"
"Baiklah kalo begitu. Terimakasih"
"Saya permisi Bu" Karina sedikit membungkuk hormat lalu keluar dari ruangan Irene.
Fyi, Karina itu asisten dan sekertaris pribadi Irene. Dia juga adik tingkat Irene sekaligus sahabatnya. Di kantor dia sangat profesional. Bisa membedakan mana mode kerja, dan mana mode sahabat.
Irene menyandarkan punggungnya sambil memperlihatkan setiap garis dan angka dari grafik yang tertera di laporan tadi. Ia melihat ke layar cctv tepatnya untuk area gudang, tepat di depan pintu gudang Irene menyadari keberadaan seseorang. Ia segera beranjak dari kursinya dan pergi.
Gudang dan Baemart berada tepat di sebelah gedung kantornya. Jadi Irene tidak harus pergi menggunakan kendaraan. Cukup dengan berjalan ke area parkiran lalu masuk lebih dalam agar bisa menuju gudang.
"Siang" sapa Irene ketika berada di antara pintu gudang dan mobil box besar yang sedang membongkar barang.
"Oh Bu Irene, siang juga. Ada sesuatu yang bisa saya bantu?"
Irene membaca tanda pengenal karyawannya lalu tersenyum. Nama staff gudang itu adalah Mark. Harus di akui kalau orang yang bekerja padanya sangatlah banyak, jadi ia tidak mengenal semua karyawan dan staffnya.
"Ga ada kok. Emm.. boleh saya aja yang ngecek barangnya?" ujar Irene meminta nota barang di tangan karyawan tersebut.
"Tapi Bu, ini tugas saya" bingung Mark.
"Ini saya yang minta oke? Jadi kamu masuk aja" Irene mengambil nota tersebut dari tangan Mark, jadi walupun merasa canggung Mark pun memutuskan untuk masuk kembali ke gudang.
"Buah naga nya tinggal satu rak lagi ya kak- loh? Kak Irene? Eh.. mbak. Eh.. Bu Irene" Seulgi mendadak gugup sampe beberapa kali ngoreksi panggilan dia ke Irene
"Hai Mas Seulgi" Irene tersenyum ramah memperlihatkan deretan gigi nya.
"A-anu kok Ibu disini?" Mendengar Seulgi memanggilnya 'ibu' sedikit membuat mata Irene memicing tanda tak suka, tapi dia langsung merubah ekspresi wajahnya.
"Pengen mantau gudang aja. Mas Seulgi nganterin sendiri?" tanya Irene.
"Hehe iya Bu, temen saya yang waktu kemarin lagi libur, terus yang lain juga lagi pada sibuk nganterin barang ke yang lain" jelas Seulgi sambil ngelap keringatnya pake lengan bajunya.
"Eh tunggu, pake ini aja mas" Irene ngasih selembar sapu tangan dari blazer nya.
"Gapapa Bu, nanti kotor. Ini juga tanggung tinggal beberapa rak lagi"
"Terima aja mas, saya maksa loh" Irene bersikeras untuk memberikan sapu tangan tersebut. Tapi dengan cara yang uhuy syekaleee.
Yup, Irene mendekati Seulgi lalu mengelap keringat di pelipis Seulgi. CUYYY SEULGI DI BIKIN GA BISA GERAK!! Jarak muka dia sama Irene deket banget.
"Loh saya lap kok keringet nya malah makin banyak mas?" Ini Irene ngomongnya santai banget, terus tangannya turun buat ngelap keringat yang ada di leher Seulgi.
"U-udah Bu cukup, biar saya aja. Ga enak di lihat orang. Makasih banyak ya Bu" Seulgi menggenggam lengan Irene lalu mengambil sapu tangan tersebut.
"Saya lanjut dulu ya Bu" Irene mengangguk sambil tersenyum.
Di bandingkan dengan berat beban dari buah buahan yang dia angkut, lebih berat ujian dari tuhan. Apalagi ujiannya di elapin keringet sama cewek cantik. Tiba-tiba Seulgi jadi semangat banget bongkar muatan yang tinggal dikit itu. Yang biasanya bisa ngabisin waktu tigapuluh menit, sekarang cuma limabelas menit aja.
"Wah Mas Seulgi kuat juga ya" puji Irene setelah beres mengecek semua barang di nota nya lalu menghampiri Seulgi.
"Hehe itu juga berkat Ibu Irene jadi saya semangat dan kuat" Seulgi tersipu mendengar pujian dari Irene. Ia kembali mengelap keringatnya dengan sapu tangan milik Irene tadi.
"Mas?" Irene memberi kode pada Seulgi untuk lebih mendekat.
"Kalo di ranjang pasti lebih kuat. Iya kan mas?" Irene berbisik sambil menutup mulutnya dengan kertas nota tadi. Reaksi Seulgi gimana? Kalian udah tau sendiri kan ya mwehehe dia cuma melotot kaget. Apalagi setelah Irene mengatakan hal tersebut ia mengedipkan sebelah matanya menggoda iman tipis Seulgi.
Irene tersenyum puas melihat reaksi Seulgi yang kaget, malu, dan ga tau harus ngapain.
"Haha becanda mas.. oh iya, nanti malam Mas ada acara ngga?"
"Eh? Anu ngga kak, kerjaan saya abis ini beres" siapapun tolong Seulgi, walaupun dia jatuh cinta sama pesona Irene tapi dia ngga nyangka kalo Irene ternyata sebrutal itu.
"Bagus deh, nanti main ke rumah saya ya. Ntar saya DM lagi"
Seulgi diem doang ngga tau harus jawab apa. Ini kalo ada Wendy pasti malah Wendy sendiri yang heboh.
"Baik Bu, kalo begitu saya permisi dulu ya Bu, makasih sapu tangannya nanti saya balikin kalo udah dicuci"
Seulgi buru buru nutup mobil box nya dan segera pergi meninggalkan Irene yang masih tersenyum sambil menatap mobil box Seulgi.
"Oh jadi dia orang yang bikin Mba Irene belakangan ini suka senyum senyum sendiri" Tiba-tiba Karina datang menghampiri Irene. Irene hanya tersenyum sambil mengisyaratkan agar tidak berisik.
Flashback...
Next part aja ye ahehehe
Maapin pendek tapi aing seneng banget Irene debut solo gaissAhhhh canci nyoooooo
Nabung gaes kalo ga keburu paylater aja awokawok
Segitu dulu deh btw tanpa revisi ya ehe
Babay
Kecup manjah dari kakak iparnya Seulgi muuacch
KAMU SEDANG MEMBACA
Irene:"Mas?" || Seulgi:"ANJIR CANTIK"
FanfictionIrene Bae yang jatuh cinta pada seorang tukang buah Cerita ringan tanpa konflik. Males bikin konflik soalnya kepala suka puyeng sumpah, jadi enjoy aja we nya