Irene misuh misuh gara gara kebawa sama film yang tadi dia tonton sama Seulgi. Sedangkan Seulgi ngga terlalu paham sama film itu. Alasannya karena Seulgi terus terusan di suruh merem sama Irene tiap ada scene tanbus (tanpa busana). Alhasil Seulgi cuma nonton separo separo doang soalnya empat puluh persen dari film itu adalah bugil.
"Sakit" gumam Irene saat film sudah selesai.
Seulgi reflek nengok dong ke Irene takutnya Irene ada ngerasa sakit atau ga enak badan.
"Apanya yang sakit kak?" tanya Seulgi polos.
"Filmnya sakit, yang bikin sakit, yang nonton juga sakit" lanjut Irene dengan tatapan lurus tanpa ekspresi.
Seulgi bingung tapi emang bener sih. Dia sendiri mual gara gara nonton film itu. Mereka berdua cuma bengong sambil diem dieman. Seulgi ngelirik jam di hp nya ternyata dia udah ngabisin waktu tiga jam di rumah Irene. Walaupun mual, tapi suara dari perut Seulgi berhasil menarik perhatian Irene.
Kruukkk...
Irene nengok ke arah perut Seulgi terus natap Seulgi, sedangkan Seulgi cuma bisa nyengir malu.
"Mas belum makan?" tanya Irene, dengan polosnya Seulgi gelengin kepala. Irene ketawa sambil geleng-geleng.
"Makan di luar yu Mas.. udah lama saya ngga makan di luar" bohong banget si Irene padahal baru aja kemarin dia makan baso di depan gedung kantor bareng Karina.
"Boleh tuh kak, sekalian nyari udara seger" setuju Seulgi.
"Enaknya makan apa ya..." Irene memikirkan makanan yang sudah lama belum ia makan.
"Mas punya rekomendasi ngga? Gimana kalo mas ajak saya makan di tempat yang menurut mas enak" lanjut Irene semangat sambil menggeser posisi duduknya jadi lebih mepet ke Seulgi. Ngga lupa tangannya gelendotan kek monyet.
Aduhh Seulgi deg degan parah. Jujur aja yang Seulgi tau cuma tempat makan lesehan, kaki lima sama warteg doang. Dia buta kalo soal restoran, jangankan restoran, cafe aja Seulgi baru masuk sekali doang itupun karena di ajak Wendy dulu pas nongkrong sekalian ngerayain ultahnya Wendy.
"Anu... saya nolep kak kalo soal tempat makan, soalnya saya kalo laper paling beli mie instan terus masak di rumah. Paling mewah ya beli padang" Seulgi ngomong sambil nyoba buat lepasin tangannya Irene yang meluk lengan dia. Masalahnya dada Irene juga ikutan nempel cok. Jangan sampai hukum keadilan milik Seulgi berdiri tegak.
Irene sadar pasti Seulgi risih sama apa yang dia lakuin. Tapi dia suka liat gelagat sama ekspresi Seulgi, lucu aja gitu gemes jadi pengen ngawinin. Tapi lama lama kasian juga, akhirnya Irene lepasin tangan seulgi terus duduk anteng kayak pas nonton film.
"Mas temenin saya ke hotel mau?" ajak Irene tiba-tiba.
"Hah? Ho-hotel kak? Mau ngapain kak?" Seulgi panik takut di hiya-hiyain sama Irene.
Dengan otak briliannya, Irene berdiri di hadapan Seulgi. Sedikit menunduk mensejajarkan pandangannya dengan Seulgi. Irene membelai pipi dan rahang Seulgi dengan mata yang fokus pada bibir Seulgi. Sedangkan yang di belai terduduk kaku menatap bola mata wanita di hadapannya.
"Ya makan dong Mas ganteng... Kamu kira mau ngapain"
Plis Seulgi gamau imannya goyah, Seulgi ngga mau kalo terus terusan di goda kayak gini. Mau ngga mau Seulgi harus berbuat sesuatu. Sesuatu yang bisa bikin Irene diam tidak berkutik.
Pandangan mata Seulgi berubah sayu, ia membalas Irene dengan menatap bibir cantiknya yang merona. Seulgi membasahi bibirnya sendiri menggunakan lidahnya. Ia menjilat bibirnya sendiri dengan gerakan memutar lalu sedikit menggigitnya. Perlahan Seulgi sedikit memajukan wajahnya lebih dekat dengan Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irene:"Mas?" || Seulgi:"ANJIR CANTIK"
FanficIrene Bae yang jatuh cinta pada seorang tukang buah Cerita ringan tanpa konflik. Males bikin konflik soalnya kepala suka puyeng sumpah, jadi enjoy aja we nya