Dua tahun berlalu seminggu lagi aku berencana untuk ikut temanku pergi ke kota sedangkan mas Budi kini telah berkeluarga dan baru saja membuat rumah di sebelah rumah paman dan kini istrinya tengah mengandung dua bulan.
"Ver, kamu yakin mau pergi ke kota? Tanya mbak Nayla istri mas Budi.
"Iya mbak... Vera ingin punya pengalaman juga wawasan seperti yang lainnya mbak biar kerja sebagai pelayan tokopun asal halal mbak toh paman juga udah sembuhkan mbak... Ujarku penuh keyakinan. Pikiranku menerawang hidup di kota penuh hirup pikuk.
"Ya sudah ver, mbak sama mas mu juga ngga bisa ngelarang cuma ingat ya kamu harus jaga diri sebaik mungkin dan jangan lupa ya sering sering kasih kabar. Ujar mbak Nayla. Nayla pun teramat menyayangi Vera dan menganggap Vera layaknya adik kandungnya sendiri.
Vera semakin merasa beruntung karna Nayla sangat perhatian dengannya.
"Iya mbak, doain Vera ya mbak semoga bisa dapat pekerjaan dan juga bos yang baik mbak." Naylapun lantas memeluk Vera penuh hangat
"Oh, ya udah mulai gelap mendung dan gerimis juga sebaiknya kita masuk kamu tidur di rumah mbak ya malam ini terus kamu makan ya tadi mbak juga udah masakin kesukaanmu loh"Vera memakan dengan sangat lahap hingga menambah dua kali. Setelah makan dan cuci piring Vera berniat untuk masuk ke kamar . Sedangkan Budi dan Nayla sudah tidur terlebih dahulu sekarang sudah jam sepuluh malan setelah makan tanpa sadar Verapun tertidur dan bangun saat pagi hari namun rupanya di luar sedang hujan lebat.
Vera memutuskan untuk pulang dan mandi sebab semua pakaian dan alat mandinya memang berada di rumah sebelah.
Setelah mandi Verapun gegas menyapu dan memasak. Sedangkan Tohir sedang bekerja di ladang.S
etelah semua beres Vera kembali masuk kamar toh keluarpun percuma karna hujan sangat lebat di sertai gemuruh guntur pikirnya. Pandangan Vera fokus pada tas yang bergantung di kamarnya perlahan ia mengambil tas serta mengeluarkan isinya ada beberapa obat serta alat kontrasepsi dan alat untuk kebutuhan pribadinya. Vera memang masih menyimpan barang barang tersebut tanpa di ketahui oleh siapapun sebab hingga sekarangpun Vera masih sering menggunakan alat tersebut Vera sadar jika napsunya memang tergolong besar dan mudah terpancing dengan tontonan berbau porno pikiranya menerawang pada kejadian beberapa tahun lalu saat dirinya pertama di gauli oleh pamannya ia tahu penyebabnya adalah karna pamannya saat itu tanpa sadar telah mengkonsumsi obat obatan yang di kira serbuk kopi karna memang kemasannya yang hampir mirip karna itulah membuat pamanya lepas kendali setelah meminumnya karna terangsang dan tega menggauli dirinya. Serta kejadian dimana sebaliknya iapun datang dan mengajak pamannya untuk berhubungan badan dengan posisi tohir struk namun Vera akui iapun cukup terpuaskan.
Vera yang sadar akan bahayapun tak lupa segera konsumsi obat guna mencegah terjadinya kehamilan hingga sekarang baik Budi atau siapapun tak ada yang tau akan masa lalu nya bahkan kebiasaan buruknya sekalipun. Ia tak mau mengadu sebab selain ia malu juga mestinya bakal di buly dan di kucilkan oleh orang orang di kampungnya ia tak ingin namanya menjadi buruk. Biarlah semua berlalu seperti air mengalir pikirnya toh jika boleh jujur Iapun juga menikmati bahkan juga bisa di bilang ketagihan namun ia hanya melakukan dua kali saja selanjutnya ia hanya bermain seorang diri saja takala hasratnya sedang bangkit.
Bayang bayang ketika dirinya sedang bercinta kian bermunculan Vera resah hingga tanpa sadar satu tangannya menyelusup masuk kedalam celananya. Jemarinya kembali membelah miliknya di bawah sana karna kurang puas Verapun segera menanggalkan celana miliknya ia meronta ronta sesekali jarinya keluar masuk atau bahkan memainkan daging kecil miliknya.
Uuhhh ahhhh hmmm ... Racaunya sembari tangannya memainkan sebuah benda keluar masuk di liang miliknya.
Aahhh...aaahhh...uuuhhhh... Kedua puting Verapun mengacung dan mengeras sesekali Vera meremas remas bukit kembarnya tak lupa Vera menonton video panas miliknya. Setekah sepuluh menit berlalu Verapun berkali kali mengalami orgasme tubuhnya penuh peluh membanjiri wajah serta badanya..."Verr...Veraaa....deg Vera terkesiap dengan suara ketukan pintu di kamarnya