Sepulang kerja sehabis mandi dan keramas masih dengan rambut dan badan dililit handuk, aku segera melakukan panggilan telpon via aplikasi hijau menghubungi Tio, tak sabar memberitahunya soal pencapaian karirku saat ini.
Tut.. Tut.. Tut..
Ku tunggu sekian detik, tak jua tersambung.
Ah, lama banget angkatnya, batinku tak sabar.
Lalu terputus secara otomatis. Ku coba telpon sekali lagi. Siapa tahu tadi dia memang sibuk tidak bisa angkat telpon dan kali ini bisa.
Tut.. Tut.
Dua kali bunyi tiba-tiba putus, di reject!
Astaga! Koq diputusin sih? Biasanya ga pernah Tio begitu, keluhku kecewa.
"Ada apa yah, apa Tio sibuk sekali?" Monologku sembari mataku sekilas melirik jam dinding waktu menunjukkan pukul 19.30. Masa jam segini belum pulang kerja yah?
Lia, ku kasih tahu kamu yah! Kamu musti curiga kalau pacarmu tiba-tiba mutusin panggilan telpon. Pasti ada apa-apanya apalagi kalian sudah lama ga ketemuan, bisa jadi dia mau menjauh! Kata Loni, si tukang kepo karena dia emang yang suka ikut cemplung di kolam masalahku.
No! Ini baru pertama kali Tio begitu, bisa jadi dia sedang meeting. Ga boleh nethink, Lia! Hibur ku pada jiwaku sekaligus menyanggah asumsi Loni.
Ting.
Notif WA masuk.
Maaf ya, yang aku ga bisa angkat telepon, entar aku call balik.
Aku tersenyum lega, setidaknya Tio kasih kabar lewat chat WA. Ku tunggu saja Call baliknya.
Sembari menunggu aku mengeringkan rambut setelah itu aku melihat- lihat lagi tugas pekerjaan yang diberikan Pak Boss padaku, mempelajarinya dengan seksama, jangan sampai aku melewatkan sesuatu yang penting.
Rasanya aku sudah menghabiskan waktu berjam-jam tetapi nyatanya baru dua puluh menit jarum jam berjalan, mungkin saja karena sedari tadi aku menunggu telpon masuk dari Tio jadi waktu terasa berhenti.
Kring kring... Telepon masuk.
Ku angkat telepon segera tanpa melihat siapa lagi yang nelpon karena aku yakin Tio sedang memenuhi janjinya.
"Tio.... Ka.. "
"Tio! Tio! Apa kepalamu isinya cuman Tio!"
Ya ampun! Suara mama!
"Oh, Ma.. Aku kira.. Tio, maaf, " Aku segera merendahkan suaraku.
"Ck!" decak Mama, pasti matanya lagi mendelik.
"Ada apa, ma?" tanyaku pelan, malas.
"Kamu ambil cuti pulang ke rumah yah! mama mau kenalkan kamu sama anak teman mama."
"Loh? Ma?! Koq gitu sih? Lia lagi sibuk banyak kerjaan, mana bisa cuti? Lagian ga penting juga. " gerutuku.
"Ga penting katamu?! Ini demi masa depanmu. Kamu mau nunggu Tio sampai peot?!"
"Ma, ini kan urusan pribadinya Lia, ma. Yang jalani kan Lia juga."
Aduh, mak nih nyebelin!
"Kamu jangan bodoh, Lia! Itu cowo ga ada pendirian! Mama mau tanya sekarang ini dia makin jauh apa dekat?!"
"Ma, Tio itu banyak kerjaan makanya sibuk ga bisa tiap hari nelpon lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Layangan Asa
RomanceLiana, hanya ingin dinikahi setelah begitu lama dipacari oleh sang kekasih hati, Tio. Mereka sudah cukup umur menikah, sudah mapan secara kerjaan, saling mencintai tentunya? Apalagi yang ditunggu? Desakan Teresa, Ibu Liana membuat gadis itu pusi...