5. Pulang bareng

63 7 0
                                    

🍃


Pelajaran pertama Singto disekolah barunya telah usai. Ia merasa cukup menarik dengan lingkungan sekolah dan suasana belajar yang ada. SMA Jakarta terbukti memiliki reputasi yang baik dan fasilitas yang memadai, membuat pemuda itu semakin nyaman dan termotivasi untuk belajar.

Kini ia mengambil jam istirahatnya di area taman sekolah, dia mengedarkan pandangannya disegala arah,dengan hati yang penuh harap dan tekad yang kuat,ini adalah awal yang baru,dan dia akan belajar dengan baik dan sungguh-sungguh di sekolah ini. Walaupun jujur dia cukup merindukan beberapa temannya di sekolah lamanya di Jogja .

Singto memutuskan untuk melupakan masalah keluarganya meskipun beban tersebut selalu menghantui pikirannya, dia bertekad untuk fokus pada pendidikan dan masa depannya.

Pemuda itu juga menyadari bahwa saat ini dia harus belajar mandiri. Apalagi mulai saat ini dia juga harus bekerja paruh waktu di sebuah cafe setiap pulang sekolah.

Saat dia melihat-lihat sekitar sekolah barunya, matanya tertuju pada sosok yang tidak asing.

Pemuda manis berkulit putih itu, dia berdiri di depan sana, dikelilingi oleh kawan-kawannya yang lain. Wajahnya yang berseri dan senyumnya yang ramah membuat pemuda itu merasa hangat di hatinya.

"Ternyata dia bisa senyum sebahagia itu juga. " Batin Singto, ia merasa lucu saja, karena mengetahui tiap ia bertemu pemuda itu,selalu saja raut wajah yang kesal dan sikap keras kepala yang dipasang nya.

Singto terus memperhatikan Krist yang tengah bercengkrama dengan temannya disana. Mengapa hanya dengan memandang Krist yang sedang berbicara membuat dia serasa seperti terhipnotis dan ingin terus melihatnya? Wajah Krist yang polos terlihat seperti seorang bocah yang tengah aktif menjelaskan sesuatu. cara bicaranya, gerak tubuhnya, dan tatapan matanya begitu menarik perhatiannya. Mengapa Singto merasa seperti terseret ke dalam daya tarik yang aneh dan membingungkan.

"Gue berharap kita bisa kenal lebih dekat." Ujar Singto dengan nada pelan, sorot mata nya yang mendalam masih tetap menatap ke arah Krist di depan sana.

~

Krist berjalan beriringan ke arah parkiran motor sekolah dengan New dan gun, setelah pelajaran terakhir selesai.

Kali ini krist tidak membawa motor kesayangannya Itu, saat kesekolah tadi dia hanya nebeng dengan Newwie.

"Gue duluan ya guys..gue ada janji sama kakak gue mau ke toko kue, buat ultah ponakan. " Ujar gun pada krist dan new

"Oke sip. " Jawab krist yang diangguki newwie, gun pun mengambil motor scoopy merah nya , sekilas membunyikan klakson ke-kedua temannya itu sebelum pergi.

Newwie berjalan ke arah motornya, ia bersiul santai dengan kunci yang diputar putar di jari telunjuknya.

Disaat Krist menunggu newwie di dekat gerbang sekolah, entah takdir atau apa, saat dia berbalik dia sontak terkejut saat mendapati Singto, pemuda bermata tajam itu berdiri di belakangnya. Kedua mata mereka bertemu dan memandang sesaat.

Singto tersenyum ramah.

"Kita beneran satu sekolah yah. " Ujar Singto memecah kecanggungan.

"Iya. Lo pulang sama siapa? " Tanya Krist kikuk

"Gue naik motor sendiri sih,kalau lo sendiri?" Ujar Singto sembari menyugarkan rambut nya kebelakang dan menjilat bibirnya sensual. Krist terpaku dalam sekejap, mengapa setiap gerakan pemuda dihadapannya itu terlihat begitu manly dan menawan.

"Krist? " Singto menyadarkan Krist dari keterpakuannya.

"Eh iya.."

Singto tertawa kecil melihat ekspresi lucu Krist.

M A N I STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang