16. Perseteruan

45 4 0
                                    

🍃


Singto memandang krist yang tatapannya terlihat fokus ke lapangan basket sana. Ia hanya merasa lega saat ini. Senyumnya bahkan tak henti menghiasi bibirnya sejak tadi,mengungkapkan rasa bahagia yang mendalam. Hatinya merasa lega krist telah memaafkannya. Sejak tadi malam ia telah berfikir kemungkinan krist akan membencinya dan tidak ingin mengenalnya lagi.

Tapi ternyata tidak.

Singto merasa seperti beban besar telah terangkat dari pundaknya. Saat ini, setiap senyum yang terukir di wajahnya adalah ungkapan syukur dan kelegaan.

Krist yang menyadari Singto memperhatikannya sejak tadi lantas berbalik.

"Kenapa lo senyam-senyum ? " Tanya krist dengan ekspresi heran

Singto tersadar, ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Gak papa..." Jawab Singto

"..gue cuman ngerasa senang aja. " Lanjutnya,ia menggerakkan sebelah alisnya sekedar mencoba menggoda Krist.

Krist tertawa kecil melihat ekspresi Singto, wajah pemuda itu terlihat seperti anak kecil yang sedang kegirangan setelah diberi permen.

Singto kembali memandang pemuda itu tanpa henti. Euphoria itu nyata adanya. Bahkan hanya dengan berada di dekat krist seperti ini, membuat dia senyum-senyum sendiri.

"Gajelas." Ujar Krist, ia merasa lucu melihat ekspresi Singto.

Singto menyadari bahwa barusan Krist menertawakannya. Kedua lesung pipi itu muncul di kedua pipi chubby nya. Membuat Singto menahan gemas sendiri. Rasanya ia ingin saja mencubit pipi gembul itu.

Tahan Singto tahan, itu bukan pacar lo, jangan sampai lo ceroboh dan bikin Krist marah lagi.

Bisa gila nanti, batinnya.


"Tapi bentar lagi bakal jadi pacar gue sih. " Gumam Singto, tanpa sadar.

Krist mendengar ucapan singto barusan, walaupun suara Singto terdengar sangat kecil, namun dia mendengar dengan jelas pemuda itu berbicara sendiri dengan suara yang pelan.

"Lo ngomong sama siapa sih? " Tanya Krist dengan mimik ekspresi bingung, kenapa pemuda itu seperti bertingkah aneh sendiri.

Singto sedikit terkejut saat Krist menegurnya, apa barusan Krist mendengar ucapannya?dia tadi benar-benar hanya keceplosan.

"Tcieee...lo lagi naksir siapa disekolah imi? " Ujar Krist sembari tertawa tipis melihat wajah singto terlihat gugup seperti maling yang telah tertangkap basah.

Singto gelagapan, ia tertawa canggung dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Jadi tadi barusan krist memang mendengar ucapannya?

Tapi untung saja krist tidak tahu apa arti sebenarnya dari ucapan dia barusan.

"Enggak, itu anu.... " Gelapap singto

"Anu apa hayoo... "

"Kok lu jadi salting gitu sih.." Ujar krist

"Udah lo jujur sama gue.." Goda krist lagi

Singto berusaha tersenyum untuk menutupi perasaannya yang campur aduk saat ini.

M A N I STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang