Rintik Nestapa

320 31 8
                                    

happy reading sygg!♡

happy reading sygg!♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku akan selalu membentangkan payung untukmu, sekalipun kamu tak pernah menganggap keberadaanku dan malah sibuk membentangkan payung untuk orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku akan selalu membentangkan payung untukmu, sekalipun kamu tak pernah menganggap keberadaanku dan malah sibuk membentangkan payung untuk orang lain.

── .✦

Ternyata kepercayaan Mirhea terhadap Javian yang akan membalas cintanya, terkikis hampir separuhnya tepat di hari pernikahan mereka.

Pernikahan yang semula berjalan khidmat dan lancar, tiba-tiba menimbulkan perasaan acak yang tak jelas pada Mirhea tepat saat kedatangan perempuan yang sampai detik ini ternyata masih tak bisa Javian lupakan.

Mirhea sudah sangat percaya diri kalau dirinya mempunyai peluang untuk mendapatkan hati Javian, bahkan sempat merasa kalau ia berhasil membuat Javian jatuh hati padanya.

Namun tatkala Javian di hadapkan dengan pemeran utama dalam hidupnya, Javian yang terlihat akan membuka peluang bagi Mirhea, mendadak mengunci rapat pintu peluang itu.

Javian terlihat tak memedulikan perasaan Mirhea saat ia larut dalam pembicarannya dengan Yara yang baru saja tiba di acara pernikahan Mirhea dan Javian.

"I thought you're not coming here, pucil."

Yara terkesiap mendengar panggilan lawas yang masih Javian pakai. Dengan perasaan gusar, bergegas ia menatap Mirhea yang terlihat sibuk dengan tamu lain, "Apaan sih, lo. Masih panggil gue pucil. Gue gak suka!"

Javian mengangkat kedua alisnya, "Kok gak suka? Lo kan emang putri kecilnya gue. Sampai sekarang pun lo masih jadi putri kecilnya gue, Yara."

Yara memainkan ujung dressnya tak nyaman sambil lagi-lagi melirik ke arah Mirhea, kemudian mendekatkan diri pada Javian dan berbisik, "Ian, perempuan itu hatinya lembut. Saking lembutnya dengan lo bilang gini ke gue, terus istri lo denger, she's gonna be hurt."

Helaan napas terembus dari mulut Javian, ia lantas tersenyum getir, "I know, but let me call you Pucil for the last."

"Gue bukan putri kecil lo lagi dan gue gak suka dipanggil kaya gitu!"

18 Days [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang