HAPPY READING
Seluruh siswa siswi SMA Academie Brilliance yang tadinya masih banyak di luar kelas, kini telah berada di kelasnya masing-masing untuk memulai pelajaran pertama.
Kelas XI MIPA 2 yang dikenal dengan label kelas unggulan atau kelas terbaik pada tahun ini langsung hening tak ada keributan. Mereka semua sedang menanti guru yang mengajar di kelas ini. Namun, selama beberapa menit tak kunjung ada guru yang datang membuat semua murid menjadi bosan karena telah menunggu lama.
Rahsya yang merupakan ketua kelas bergegas ke ruang guru untuk mencari guru mata pelajaran Seni Budaya.
Sementara, beberapa murid lainnya yang berada di kelas XI MIPA 2 ada yang sedang membaca buku, bermain handphone, dan ada juga yang mengobrol dengan teman sebayanya. Adara dan Gibran memilih untuk mengobrol bersama.
"Gib, hari ini kita pulang cepat. Jadi, lo mau engga temenin gua ke sesuatu tempat?" tawar Adara kepada Gibran yang sedang duduk di sebelahnya.
"Boleh"
Adara tentu saja sangat senang mendapatkan persetujuan dari Gibran. Ia tak sabar untuk segera pulang dan pergi bersama ke sesuatu tempat yang telah Adara rindukan dari lama.
"Memangnya mau kemana?" tanya Gibran untuk memecahkan keheningan yang sempat terjadi di antara keduanya.
"Ada deh," balas Adara cengengesan.
"Oh gitu ya sekarang, engga mau kasih tau gua lagi," cibir Gibran yang tak terima bila Adara menyembunyikan sesuatu darinya.
Adara memanyunkan bibirnya seraya bergumam, "Ihh engga gitu loh, gua engga mau ngasih tau biar suprise, Gibran."
"Sok iya lu," kesal Gibran lalu memalingkan wajahnya dari Adara.
"Ihhh malah ngambek," gerutu Adara ketika melihat Gibran memalingkan wajahnya dari hadapannya.
Walaupun Adara mengetahui Gibran sedang ngambek, ia sama sekali tidak membujuk Gibran. Adara lebih memilih untuk diam saja dari pada harus merayu Gibran. Tentu saja Adara paling malas jika disuruh merayu seseorang. Adara merasa buat apa dirinya merayu orang lain ketika sedang ngambek? Bukankah ngambek itu suatu bentuk emosi seseorang? Jadi, mengapa ia harus merayu seseorang yang sedang menunjukkan sisi emosionalnya.
"Gua biarin aja deh, nanti juga kalau dia kangen pasti bakal tegur gua lagi," batin Adara.
⚝⚝⚝
Rahsya yang baru saja masuk ke dalam kelas sudah disuguhkan dengan keadaan kelas yang sangat berisik. Iya, selama Rahsya keluar dari kelas, seketika kelas XI MIPA 2 bagaikan pasar malam. Kelas ini memang sama seperti kelas pada umumnya, ketika tidak ada guru maupun sedang ada jam kosong tentu saja akan ada konser dadakan.
"WOI JANGAN BERISIK!" teriak Rahsya yang mampu menghentikan suara ricuh di dalam kelas ini.
"Hari ini Pak Jay enggak masuk, tapi kita dikasih tugas kelompok yang berisikan 2 anggota terus disuruh buat video nyanyi," ucap Rahsya kepada teman-temannya.
"Batas pengumpulan tugasnya sampai besok, dan buat teman sekelompok nya sih bebas," tambah Rahsya agar teman-temannya tidak ada yang bertanya mengenai tugas Seni Budaya.
![](https://img.wattpad.com/cover/368249121-288-k808958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perantara
أدب المراهقينAdara Bianca & Gibran Narendra adalah kisah tentang pertemuan dua jiwa yang terjalin dalam konflik. Adara, sosok gadis yang sulit percaya dengan orang yang sudah mengecewainya dan Gibran, sosok pemuda yang berjuang untuk mendapatkan hati Adara meski...