Bab 5

133 15 0
                                    

"Nanti gue jemput."

Baam!

Jifon tak menjawab, pemuda itu malah menutup pintu mobil dengan keras. Sengaja, ia kesal pada Bian sedari kemarin. Omongan pemuda itu tiba-tiba saja tak terkontrol. Ayolah, ia kan kakak tertua.

"Hallo, sayang!"

Seorang gadis berlari ke arah Jifon, memeluk lengan pemuda itu dengan manja. Matanya menatap Jifon dengan penuh cinta.

"Kamu kok kemarin gak balas chatku sih?" gerutunya.

"Maaf ya, Freya. Kemarin aku ketiduran," bohong Jifon sembari tersenyum palsu, pemuda itu berusaha melepaskan tangan Freya dari lengannya. "Nanti aku hubungin."

"Hari ini kita jadi ke bioskop kan sayang?" tanya Freya dengan nada manjanya. "Aku udah beli dress baru loh buat date kita nanti malam."

"Maaf ya, Freya. Nanti malam aku ada urusan, kayaknya gak bisa dulu. Kapan-kapan ya? Nanti aku atur lagi," tutur Jifon berusaha tetap lembut. Kepalanya pening, moodnya rusak. Ia harap Freya tak kena semprot amarahnya.

"Ih, kok gitu sih? Kamu ya gak menghargai effort ku banget sih! Kamu gak sayang ya sama aku?"

"Maaf ya sayang, aku beneran ada urusan," ucap Jifon sabar. Wajahnya ia buat semelas mungkin.

"Gak mau, harus nanti malam! Kalau kamu gak mau ya udah mending kita putus aja!" ancam Freya, Jifon tersenyum miring.

"Ya udah putus aja," katanya santai.

"A-apa?"

"Putus aja, Freya. Udah ya, gue capek. Mau ke kelas." Setelah mengatakan hal tersebut, Jifon berlalu pergi tanpa rasa bersalah, padahal Freya sudah mulai menangis dan memanggil namanya terus-menerus. Berharap bahwa Jifon akan berubah pikiran.

Tapi namanya Jifon, pemuda itu kan playboy. Mana peduli ia?

╭────── · · ୨୧ · · ──────╮
𓊆 🔍 𝐅𝐀𝐌𝐈𝐋𝐘 𝐏𝐋𝐀𝐘𝐋𝐈𝐒𝐓  🔍 𓊇
╰────── · · ୨୧ · · ──────╯

"Kamu mau kasusnya ditutup begitu aja?" tanya Adam memastikan, menatap Bian ragu.

"Iya, Pak. Tolong ya, saya gak mau rumor gak baik menyerang keluarga saya. Sudah cukup Mama saya mau bunuh diri," ucap Bian sembari menunduk sejenak, kemudian menatap Adam. "Bisa kan?"

"Boleh saya tahu alasannya?"

"Cuman.. benci aja sih.."

"Apa?"

"Benci, Pak." Bian menampilkan wajah datarnya. "Saya benci omongan orang tentang keluarga saya."

"Bian─"

"Terima kasih, Pak." Bian bangkit berdiri, membungkuk beberapa kali sebelum akhirnya berlalu pergi sebelum mendengar jawaban Adam.

Adam diam dengan pikiran yang memutar.

Aneh.

Aneh sekali.

╭────── · · ୨୧ · · ──────╮
𓊆 🔍 𝐅𝐀𝐌𝐈𝐋𝐘 𝐏𝐋𝐀𝐘𝐋𝐈𝐒𝐓  🔍 𓊇
╰────── · · ୨୧ · · ──────╯

"Adik lo babak belur."

Ucapan Dante membuat pergerakan tangan Jeco yang sedang menulis terhenti. Pemuda itu diam sejenak sebelum menatap Dante sembari tersenyum.

Family Playlist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang