Bab 8

83 13 0
                                    

"Lo di mana pada waktu itu?!"

Tatapan Jifon terasa kosong, padahal kerahnya sedang dicengkram erat oleh Bian. Pemuda itu terlihat sangat marah. Jiwanya seakan ditarik kepada kejadian di mana ia pertama kali melihat tubuh Juda tergeletak di aspal lalu perlahan kehilangan nyawanya.

"Udah, Kak. Gak baik tengkar di rumah sakit, apalagi dalam keadaan begini," lerai Jeco tersenyum kalem. Jifon melirik pemuda itu sinis sebelum terkekeh.

"Orang yang banyak bacot gini biasanya dalang sih."

"Maksud lo apa? Dalang apa?" tanya Jeco mengernyitkan dahinya, tangannya sudah terkepal erat di belakang tubuh, rahangnya mulai mengeras.

"Mana hape Juda?" Tangan Jifon menengadah, pemuda itu menatap tajam Jeco seakan tak ingin kalah. Bian memijat keningnya.

"Kalian berdua bisa diem? Kita masih haru─"

"Juda udah pasti pergi, lo mau apalagi?" potong Jifon cepat. Ia kemudian menunjuk kamar rawat Juda yang terasa amat dingin dan sepi. "Mati otak, huh?"

"Juda pasti tahu sesuatu," ucap Jifon kemudian tersenyum miring, pemuda itu kemudian melirik salah satu dari kedua kakaknya di sana. "Anjing yang ketakutan akhirnya memilih membunuh."

"MAKSUD LO APA?!" bentak Jeco merasa marah, mencengkram erat kerah seragam Jifon.

"Jangan pura-pura bego! Ponsel Juda gak ditemuin sama petugas keamanan, tandanya ada seseorang yang ambil! Dan lo tahu? Orang itu bahkan sempat angkat telepon dari gue," terang Jifon menepis kasar tangan Jeco. Pemuda itu menatap Jeco tanpa rasa takut, wajahnya memerah sebab amarah yang meluap.

"Habis lo bangsat."

╭────── · · ୨୧ · · ──────╮
𓊆 🔍 𝐅𝐀𝐌𝐈𝐋𝐘 𝐏𝐋𝐀𝐘𝐋𝐈𝐒𝐓  🔍 𓊇
╰────── · · ୨୧ · · ──────╯

"Kak Juda kecelakaan."

Hening.

Tak ada sahutan sama sekali dari Joelyn, gadis itu tetap senantiasa diam berbaring memunggungi Rora dengan selimut yang membungkus tubuhnya.

"Kak, kita harus ke rumah sakit," ucap Rora kemudian. "Gue tak tahu lo mengalami hal apa, tapi seenggaknya lo harus peduli kali ini."

Tetap tak ada jawaban.

Rora menghela napasnya, gadis itu nampak frustasi dengan Joelyn akhir-akhir ini. Ia nampak terlalu banyak diam.

"Lo tahu kan kalau Papa bakalan pulang malam ini?" tanya Rora dan dengan ajaib Joelyn segera bangkit dari posisi tidurnya, tangannya tiba-tiba terkepal erat, bibirnya ia gigit keras-keras. Matanya menatap tajam Rora.

"I-itu.. maksud gue.." Rora jadi salah tingkah, ia tiba-tiba takut.

"Di mana?" tanya Joelyn pelan namun menusuk. Namun yang paling aneh, gadis itu tiba-tiba menjadi gelisah.

"A-apa?"

"Di mana Rose?"

╭────── · · ୨୧ · · ──────╮
𓊆 🔍 𝐅𝐀𝐌𝐈𝐋𝐘 𝐏𝐋𝐀𝐘𝐋𝐈𝐒𝐓  🔍 𓊇
╰────── · · ୨୧ · · ──────╯

Pria itu datang dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku, tubuhnya dibalut dengan setelan jas yang mahal dan cukup mencolok. Rambut pria itu disisir dengan rapi, tangannya mendorong pelan pintu dan melangkah masuk.

"Papa."

PLAK!!

"Tidak tahu diri dan tidak becus."

Family Playlist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang