Lost & Found

447 75 41
                                    

Valen merenung menatap langit-langit kamarnya, pikirannya terus kembali ke kejadian sore tadi. Bahkan sesampainya di rumah Retha, Valen masih terlihat shock dan itu membuat teman-temannya agak khawatir karenanya.

Sepanjang pertemuan tadi yang membahas tentang perkumpulan komunitas warga Indonesia yang akan diadakan di salah satu restoran hotel, Valen hanya diam dan membiarkan yang lain menentukan apa yang akan mereka lakukan di hari itu. Dan tak lama dari itu, Valen pamit pulang dan bilang bahwa ia sedang tidak enak badan.

Valen mendesah pelan dan berguling ke samping untuk mengambil ponselnya di meja samping tempat tidurnya, ia lalu memutuskan untuk melakukan video call bersama Donny. Hari ini hari Minggu, seharusnya Donny sedang libur dan semoga saja Valen tidak mengganggu liburnya.

Tak lama kemudian Donny pun mengangkat panggilan Valen, terlihat Donny yang sedang sarapan bersama Sarah yang saat ini sedang hamil dengan perut yang sudah lumayan besar. Valen tersenyum melihat mereka berdua.

"Aduuh.. Ibu hamil makin cantik aja." puji Valen saat melihat Sarah, Sarah tersenyum malu sambil menepuk pundak Donny.

"Bapaknya makin ganteng nggak?" tanya Donny dengan penuh harap, Valen tertawa pelan.

"Nggak, sama aja dari dulu." jawab Valen, Donny mendesis kesal sedangkan Sarah tertawa puas.

"Ngomong-ngomong, ada apa nih tumben banget Lo VC pagi-pagi?" tanya Donny lagi dengan heran, Valen terdiam sesaat.

"Gue mau telpon aja emang nggak boleh?" protes Valen dengan nada tersinggung yang dibuat-buat, Donny tertawa kecil.

"Alah Len, Gue udah kenal Lo dari lama. Gue tahu nih pasti ada apa-apa, lagian juga Lo nggak pernah telpon kita pagi-pagi gini." balas Donny, Valen hanya diam sambil tersenyum. "Kenapa? Naksir cowok?"

"Nggak, lah. Kan Gue juga udah bilang ke Lo kalo Gue ke Amerika nggak ada niatan buat cari cowok." sahut Valen dengan sewot, Donny tertawa pelan.

"Bagus lah, karena nggak bakal Gue bolehin Lo sama cowok lain sebelum Lo jelasin ke Teddy apa yang terjadi." ujar Donny, Valen termenung sesaat.

"Hmm.. ngomong-ngomong soal Teddy, Lo tahu kabar dia gimana sekarang?" tanya Valen kemudian, Donny diam sebentar lalu menyahut.

"Gue nggak pernah ketemu dia lagi sih udah lama, kalo ngeliput Pak Prasetyo juga Gue cuma liat Rizki sama Aji." jawab Donny, Valen hanya diam. "Tapi Gue sempet tanya ke mereka Teddy kemana, mereka cuma bilang Teddy lagi tugas di tempat lain gitu."

Valen terdiam dan merenung, Donny memandangnya dengan heran. "Kenapa? Kangen sama Teddy?" tanya Donny, Valen terkesiap dan kembali fokus pada Donny.

"Nggak gitu," Valen kembali diam sebelum akhirnya melanjutkan perkataannya, "Tadi sore, Gue ketemu orang yang mirip banget Teddy."

Terlihat Donny yang tadinya sibuk memakan sarapannya langsung fokus kepada Valen, begitupun dengan Sarah. Valen lalu menceritakan kepada mereka apa yang terjadi sore tadi, Donny dan Sarah mendengarkan Valen dengan seksama.

"Terus akhirnya Gue kabur pakai taksi," Valen menyelesaikan ceritanya sambil menghela nafas, Donny dan Sarah menatap Valen dengan ekspresi heran di wajah mereka.

"Kenapa Lo kabur, Len? Nggak tanya-tanya dulu apa gimana tuh orang siapa?" kali ini terdengar suara Sarah yang bernada kesal.

"Tujuan Gue ke Amerika kan salah satunya buat ngehindarin dia, ya wajar dong kalo Gue kabur." sahut Valen berusaha membela diri, "Pertanyaan Gue, itu beneran Teddy atau bukan?"

"Kalo dari cerita Lo sih ya, kalo dia bukan Teddy dia nggak mungkin kaget dan ngejar Lo sampai kayak gitu." gumam Donny sambil merenung, terlihat Sarah mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu.

Lost in America ( Sequel to Safe Haven )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang