PDM 1

57 28 4
                                    

Menjadi terbaik dalam hidupku adalah hal biasa yang ku lakukan, namun ketika di hadapanmu rasanya semua jadi sulit.

***

"Gila! Lo sudah dua tahun naksir Saldi dan sampai sekarang masih sama?"

Dua gadis cantik tengah menikmati es teh dan bakso kantin dicampur dengan sedikit curahan hati salah satunya. Gadis berambut panjang mulai menggerutu kesal karena teman di sampingnya masih saja memperjelas fakta jika dirinya masih menyukai lelaki bernama Saldi.

Masalahnya kini mereka berdua berada di kantin. Tempat siswa berkerumun di jam-jam lapar. Ia takut kalau perkataan temannya tadi didengar dan mimpi buruknya seantero sekolah bisa tahu masalah ini.

Tidak lucu jika seorang Anna Laura ketahuan naksir berat sama Garisaldi Putra. Bukan apa-apa sih, soalnya kedua manusia itu adalah teman karib yang cukup dikenal. Anna dan Saldi adalah dua dari beberapa pentolan sekolah karena prestasi mereka.

Sekarang, jam 12 lewat lima belas menit area kantin sudah dipenuhi siswa haus dan kelaparan akibat jam pelajaran yang menyiksa. Tak dipungkiri dua gadis ini.

"Bisa pelan-pelan nggak sih? Nanti ada yang dengar!" kesal Anna setengah berbisik. Melihat beberapa pasang mata mulai melirik karena suara teman disamping Anna tadi lumayan keras.

"Nggak, gini, gue kaget karena lo beneran suka sama Saldi? Serius, Anna?"
"Gue sudah bilang, kan, Nadia? Apa musti gue ulang lagi?"

Gadis bernama Nadia berdecak pelan. Ia tak percaya bahwa pernyataan Anna baru saja membuatnya shock. Bagaimana tidak? Seperti yang dijelaskan tadi, yang diketahui Nadia bahwa Anna dan Saldi adalah sahabat karib. Karena saking dekatnya mereka tidak berekspektasi jika akan menjadi pasangan.

Mendengar mereka menjadi pasangan saja sudah mengerikan apalagi benar terjadi? Saldi terkenal angkuh tapi soal prestasi di bidang seni khususnya fotografi dia memang juara. Sedangkan Anna dikenal sebagai sosok anggun nan ramah tama ke semua warga sekolah. Nggak ayal memang dia ketua OSIS, jadi sifatnya yang supel dan mudah bergaul itu membuat siswa tidak akan setuju jika dewi mereka dipasangkan dengan iblis macam Saldi.

Salah satu netizen yang menentang hubungan itu terjadi adalah Nadia, sahabat Anna sendiri. Dia sudah kepalang tidak suka sama sosok Saldi karena dia punya pengalaman buruk sekaligus memalukan dengan Saldi. Sekarang mendengar Anna, sahabat tercintanya naksir dengan lelaki itu seolah dia harus menyelamatkan Anna dari kutukan jahanam.

"Ann, dengerin gue. Gue sayang sama lo pakai banget. Gue nggak rela kalau lo sampai jadian sama itu iblis." Umpatan Nadia tanpa filter itu terdengar beberapa siswa. Mereka sampai menoleh ke arah Nadia.

"Nad, kecilin suaranya!" pekik Anna karena ia merasa malu setengah mati menjadi bahan perbincangan siswa lain karena mulut rusak Nadia. "Dilihatin sama anak lain, malu!" imbuhnya.

"Iya, oke. Tapi, Ann, gue heran sama lo."
"Kenapa?"
"Lo suka apanya dari Saldi? Angkuh gitu. Belum lagi katanya Saldi galak,"

Perbincangan bertajuk curahan hati kini malah menjadi gosip karena Nadia memulai semua ini. Gadis berpipi chubby itu memang nomor wahid masalah gosip. Dari gosip siswa sampai tukang kebun sekolah dia pasti tahu. Berasa jadi majalah gosip SMA Tunas Bangsa.

"Malah gosip!" Seloroh Anna dengan lirikan tajam. Ia sudah tahu benar bahwa yang dibicarakan Nadia adalah bukan hal yang benar.

Kenapa? Yah, karena Anna tahu bagaimana sifat asli dari Saldi. Dua tahun berteman membuat Anna berhasil mematahkan gosip mengenai Saldi dengan sifat iblisnya itu. Malah menurut pribadinya, Saldi adalah sosok yang hangat. Baik banget sampai-sampai dia jatuh hati.

PELANGI DI MATAMU (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang